x

Iklan

Made Darme

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 September 2023

Senin, 13 November 2023 21:54 WIB

Sejarah Desa Tapak Oku Timur, Sumatra Selatan

Nerbagai cerita Desa Tapak yang mengandung nilai sejarah, mitos, dan kepercayaan animisme dan dinanisme.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sejarah Desa Tapak

Tapak adalah sebuah desa yang terletak di Burnai Mulya, Kecamatan Semendawai Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Provinsi Sumatra Selatan. Penyebutan nama Tapak diambil karena terdapat tinggalan jejak manusia.

Menurut Heru Basuki mengatakan bahwa Desa Tapak adalah sebuah jejak dimana hanya meninggalkan bekasnya saja dan terdapat sebuah patok seperti tempat kubur. lanjut penjelasan dari Ahmadi mengatakan bahwa pada jaman peperangan Tapak itu telapak boleh disaksikan oleh wali surgi dan asal usulnya Tapak itu bekas telapak yang sekarang sudah menyerupai pundung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu warga asli atau sesepuh di Desa Tapak bernama Asmugi mengatakan bahwa asal usul Desa Tapak, ketika sudah datang ya seperti itulah sudah ada Tapaknya. Awal mula ada cerita bermula dari pemberian nama nenek moyang dari orang dulu dan tidak ada perubahan dari masa ke masa. Tapak itu adalah bekas (moyang wali surgi), tapi tidak tahu darimana orang itu berasal dan tidak ada yang dapat menjelaskan.

Terdapat patok yang dianggap itu mungkin orang yang punya nazar, apabila terkabul ujarnya bikin patok dan ada melepaskan seperti burung merpati dan ayam jantan. Berbeda dengan wali songo karena hanya terdapat di Jawa. Dan disini terdapat beberapa tempat yang sudah dikeramatkan. Seperti moyang naga berisang dan tuan bujang belum diketahui tempatnya dimana.

Masyarakat tetap meyakini bahwa keberadaan patok sebagai tempat yang disakralkan hingga saat ini. Umumnya masyarakat mengunjungi patok dengan keperluan untuk kepentingan pribadinya sendiri, seperti meminta rezeki, jodoh dan lain-lain. Namun sebagian masyarakat yang hanya mempercayai kemistian tersebut.

Berbagai perilaku tindakan masyarakat terhadap kemistian tempat keramat tersebut, bukan berarti merunjuk pada hal-hal negatif. Kepercayaan tersebut karena dari turun-temurun masyarakat yang mendiami Desa Tapak. Warga-warga yang mengunjunginya pun beragam agama, diantaranya Islam, Kristen, dan Hindu.

Pemberian nama desa berdasarkan asal-usul dari nenek moyang digunakan sampai sekarang ini. Bahkan keberadaan Desa Tapak tetap eksis dan tempat mistis tersebut masih ada. Diketahui bahwa Desa Tapak adalah tanah transmigran pertama di wilayah Kecamatan Semendawai Timur. Menariknya daerah transmigran biasa dikenal sebagai nama trans, namun desa ini memiliki nama tersendiri dibandingkan dengan nama-nama desa transmigrasi lainnya.

Sistem Pemerintahan

Pada tahun 1960-an jumlah penduduk sekitar 300 jiwa dan sekarang mencapai kurang lebih 500 jiwa. Luas kolam Tapak satu hektar yang mana sekelilingnya berkisar antara 10 m persegi satu sama sisinya. Luas Dusun Tapak dahulunya bagian dari Dusun Kampung 4 dan sekarang Dusun Kampung 3, sehingga disini luasnya antara 2000 M dari seberang perbatasan PT Laju Perdana Indah (LPI), diantara Sungai Burnai di Dusun Kampung 3 (Dusun Burnai Mulya).

Secara menyeluruh Desa Tapak diibaratkan sebagai Ulu, sedangkan bagian Ilirnya adalah Mulya Jaya. Dahulunya kedua desa tersebut tergabung menjadi satu desa, namun dipecah karena daerahnya terlalu luas. Mengenai lembaga pemerintahan yang diterapkan pada Desa Tapak sudah ada pembentukan RW maupun RT.

Sistem Perekonomian

Secara umum masyarakat pedesaan dalam menghidupi kebutuhannya dari sistem agraria. Mereka memanfaatkan hutan belantara dengan cara menebang pohon-pohon dan dibersihkan, sebagaimana untuk kebutuhan pertanian. Oleh karena, pekerjaan utama masyarakat bergantung pada usaha-usaha di lahan perkebunan.

Pekerjaan warga Tapak adalah seorang petani. Mereka melakukan kegiatan pertanian, seperti menanam sawah secara perlahan-lahan, namun pada saat harga karet mahal akhirnya sawah ditimbun dan diganti dengan perkebunan karet. Hal ini juga disebabkan harga sawah lebih rendah dibandingkan harga karet.

Letak geografis tanah Desa Tapak yang memiliki dataran tinggi dan sawah-sawah hanya berada di tanah rawa-rawa. Kondisi tanah pertanian yang baik di Desa Tapak telah mengutungkan masyarakat dalam mengelola hasil pertanian mereka dengan baik. Karena mereka juga mengatur pola perkebunannya apakah dari sawah atau karet. Mereka akan menentukan pilihan yang sesuai untuk mencapai keberhasilan tingkat perekonomiannya.

Sistem Pendidikan

Dunia pendidikan bagi generasi pemuda sangat dibutuhkan untuk kemajuan suatu bangsa. Karena dari pendidikan mereka dapat mengubah kehidupan yang lebih baik dari masa keterpurukan. Apalagi tahun ke tahun selalu mengalami perkembangan sangat signifikan, maka pendidikan sangat penting untuk dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat.

Hal inilah yang menjadi dasar utama bagi warga Desa Tapak yang tetap mengedepankan pendidikan nomor satu di lingkungan pedesaan. Bukti kepedulian tersebut telah terlihat pada pendirian Sekolah Dasar (SD), sedangkan pengajaran agama masih di mushola. Dan sekarang sudah didirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Jadi sekolah ini ijab Kabul, pengelolaan dari individu namun difungsikan untuk keperluan seluruh masyarakat Desa Tapak.

Kebudayaan

Mengacu pada seorang ahli antropolog bernama Koentjaraningrat yang menyebutkan unsur-unsur universal dari kebudayaan, meliputi; 1) sistem religi dan upacara keagamaan, 2) sistem dan organisasi kemasyarakatan, 3) sistem pengetahuan, 4) bahasa, 5) kesenian, 6) sistem mata pencaharian hidup, dan 7) sistem teknologi dan peralatan.

Fokus pada pembahasan dari unsur-unsur kebudayaan di atas, hanya satu yang menjadi bagian utamanya adalah kesenian. Warga Tapak menerapkan budaya tradisional pada Desa Tapak yaitu jaranan, ludrok, sirkus, rebana, dan wayang. Salah satu yang paling dibudayakan adalah Rebana, sebuah anak dari pemuda tapak dan guru pengajarnya seorang Dabuk Rejo dan sholawatan baru sekarang dikembangkan. Salah satu narasumber mengatakan bahwa dulu sudah di ruwat istilah minta supaya untuk dijauhkan dari malapetaka yang mana pelaksanaanya di Bulan Suro Muharom. Menurut Kartodirdjo mengungkapkan bahwa ada hubungan nilai-nilai yang mendasari perilaku tokoh sejarah, status dan gaya hidup, sistem kepercayaan yang mendasari pola hidup serta lain sebagainya.

Dengan adanya kebudayaan yang dikembangkan oleh masyarakat, maka sejatinya hanya menghibur para audien untuk menciptakan suatu kesenangan maupun kebahagian. Hiburan yang diberikan pun menghadirkan beberapa penoton dari luar Desa Tapak. Hal ini berupaya untuk menumbuhkan peran positif karena Desa Tapak dapat dikenali oleh desa-desa lainnya.

Ikuti tulisan menarik Made Darme lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler