x

Seorang wanita Iran berjalan di sebuah jalan di Teheran, Iran, 9 April 2023. Majid Asgaripour/WANA

Iklan

Irham fauzan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 5 Desember 2023

Rabu, 6 Desember 2023 15:08 WIB

Dinamika Pemikiran Islam Iran: Ali Syariati hingga Wilayah Al-Faqih Khomeini

Gerakan pembaharuan Islam menjadi salah satu penyebab terjadinya perubahan dunia, salah satunya ialah Revolusi Islam Iran. Gerakan ini menjadi penyebab mulai terjadinya perubahan politik dalam dunia Islam

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Iran, merupakan sebuah negara yang telah melalui serangkaian perubahan signifikan, terutama setelah Pembaharuan di Iran pada abad ke-20 melibatkan pemikiran dan gerakan dari berbagai tokoh, terutama Ali Syariati dan Imam Ayatullah Khomeini. Ali Syariati, seorang intelektual modern, memainkan peran kunci dalam menghidupkan kembali Islam Syiah secara progresif dan revolusioner di Iran. Pemikirannya mencakup pembebasan umat Islam dan menciptakan tatanan sosial yang adil.

Pemikiran Ali Syariati: Pembaharu Islam Progresif

Ali Syariati, ialah seorang intelektual Iran modern, ia mencetuskan pemikiran revolusioner dalam upayanya untuk menghidupkan kembali Islam Syiah. Bagi Syariati, Islam bukan hanya tentang ritual agama, melainkan juga mengatasi masalah sosial dan politik. Pandangannya terhadap khalifah sebagai pemimpin dunia menekankan tanggung jawab atas kebijaksanaan dan keadilan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam konteks pembebasan umat Islam, Syariati menggambarkan bahwa Islam lahir secara bertahap untuk memecahkan masalah sosial dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Pemikirannya memberikan dampak signifikan pada interpretasi agama, terutama memperkenalkan Islam sebagai solusi untuk keadilan sosial dan pembebasan dari penindasan.

Pentingnya konsep pemikiran Syariati terletak pada kemampuannya menarik perhatian kaum muda Iran, menginspirasi mereka untuk melawan rezim Pahlevi yang dianggapnya tidak mencerminkan nilai-nilai Islam progresif. Syariati bersama dengan pemikir lainnya, seperti Mehdi Bazargan dan Bani Sadr, membentuk kelompok ilmuan non-ulama yang mengintegrasikan kritisisme terhadap ideologi revolusioner Barat ke dalam teologi Syiah.

Pemikiran Imam Ayatullah Khomeini: Konsep Wilayah Al-Faqih

Imam Ayatullah Khomeini, sebagai pemimpin Revolusi Islam Iran, membawa konsep Wilayah Al-Faqih ke dalam pusat pembaharuan politik dan sosial. Gagasan ini menciptakan fondasi bagi perubahan mendasar di Iran.

Khomeini memandang politik sebagai bagian integral dari Islam, dan konsep Wilayah Al-Faqih menjadi pandangan filosofisnya. Dalam perspektif Syiah, kepemimpinan ulama adalah kelanjutan dari kepemimpinan Imam setelah gaibnya Imam ke-12, Muhammad al-Mahdi. Ulama, sebagai wakil Imam, memiliki tanggung jawab atas pemerintahan Islam dan menegakkan hukum Allah.

Pemikiran Khomeini mewujud dalam konsep politik integralistik, menggabungkan aspek-aspek sosial, politik, ekonomi, dan budaya dalam bingkai hukum Islam. Konsep ini tertanam dalam konstitusi Iran dan menetapkan bahwa pemimpin tertinggi negara adalah seorang faqih (ahli fikih).

Dampak Pembaharuan di Berbagai Bidang: Pendidikan, Politik, dan Keagamaan

1. Bidang Pendidikan:

Pasca-revolusi, sistem pendidikan di Iran mengalami penyesuaian sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pendidikan diarahkan untuk memperkuat iman, moral, dan integritas sosial siswa. Mata pelajaran mencakup aspek kehidupan sosial-ekonomi, ilmu pengetahuan, dan agama. Pendidikan kini juga diarahkan untuk meningkatkan nilai estetika siswa.

2. Bidang Politik:

Revolution Islam Iran membawa perubahan besar dalam struktur politik. Konsep Wilayah Al-Faqih terwujud dalam pemimpinan ulama yang memegang kendali tertinggi. Tujuan pemerintahan Islam melibatkan mempertahankan hukum Islam, melaksanakan keadilan, dan mengatasi masalah sosial, ekonomi, dan politik.

3. Bidang Keagamaan:

Peran ulama menjadi sentral dalam kehidupan keagamaan dan politik. Pemikiran Khomeini tentang keadilan sosial dan kemandirian dari pengaruh asing mengarah pada peningkatan peran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Ayatollah Khomeini, selama eksilnya, memimpin pengaruh dan memotivasi perlawanan masyarakat terhadap rezim yang dianggapnya tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Iran Pasca Pembaharuan: Menjelang Masa Depan

Pembaharuan di Iran, baik dari segi pemikiran maupun struktur sosial-politik, telah menciptakan fondasi yang kuat bagi perkembangan negara ini. Dalam menghadapi masa depan, tantangan dan peluang akan terus muncul. Penting bagi Iran untuk mempertahankan identitas Islamnya sambil tetap terbuka terhadap dinamika global.

Dengan pemikiran Syariati dan konsep Wilayah Al-Faqih, Iran memiliki dasar untuk terus berkembang sebagai negara yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam berbagai aspek kehidupan. Revolusi dan pembaharuan memberikan tonggak sejarah yang menggambarkan perjuangan masyarakat Iran untuk mencapai identitas dan keadilan yang diinginkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Irham fauzan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 jam lalu

Terpopuler