Prinsip Literasi, Diciptakan untuk Berguna Bukan untuk Sempurna

Kamis, 21 Desember 2023 08:11 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Siapapun dan kita diciptakan untuk berguna, bukan untuk sempurna. Karena dalam hidup tidak mungkin dapat menyenangkan semua orang. Lakukan yang baik

Boleh jadi, semua orang punya rambut sama hitam. Tapi dalam hati siapa yang tahu. Itu hanya peribahan untuk menegaskan betapa beragamnya sifat dan karakter manusia. Ada yang ingin begini. Ada yang ingin begitu. Punya tjuan begini, punya tujuan begitu. Pasti berbeda-beda.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun sebagai bahan renungan, mungkin ada baiknya mulai menata diri. Untuk memiliki tujuan hidup ke depan yang lebih bermanfaat. Hidup untuk sesuatu yang berguna, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Bukan bertekad menjadi manusia yang sempurna. Sehingga apapun profesi atau aktivitas yang dikerjakan selalu berguna untuk siapapun, selalu menjadikan diri lebih baik.

 

Karena sejatinya, kita diciptakan untuk berguna, bukan untuk sempurna. Karena itu, lakukan saja semua kebaikan meski itu tidak sempurna. Di mana pun dan hingga kapan pun. Kita bukanlah adzan magrib yang dapat membahagiakan setiap orang yang sedang berpuasa untuk menungggu waktu berbuka. Maka dari itu, lakukan saja kebaikan apapun semampu kita. Dan biarkanlah Allah SWT yang menyempurnakan langkah langkah kita berikutnya,

 

Sungguh di dunia ini, siapapun tidak akan mampu menyenangkan semua orang. Pasti ada orang-orang yang tidak suka bahkan benci. Sama sekali tidak mungkin apapun yang kita perbuat bisa diterima banyak orang. Karena selalu saja ada orang-orang yang tidak bisa menerima, dengan alasan apapun. Maka dari itu, cukup bagi kita untuk memperbαiki hubungαn dengαn Allαh SWT. Agar kita tidak terlalu peduli dengαn penilαiαn orang lain, tidak perlu menggubris ocehan mαnusiα lainnya. Karena apa yang dipikir dan diomong orang lain adalah bukan urusan kita.

 

Prinsip menjadi manusia yang berguna, bukan yang sempurna. Itulah spirit yang melandasi Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Terus ikhtiar dan berjuang demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Mulai dari mengelola TABA (Taman Bacaan) dengan 100-an anak usia sekolah pembaca aktif, mengajar baca tulis di GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 ibu buta huruf, mengajar calistung KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 40 anak usai PAUD, membimbing YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim, memgelola JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 12 kaum ibu jompo, menerima anak Ramah Difabel dengan 2 anak, mengelola KOPERASI LENTERA dengan 28 anggota kaum ibu, mengajar RABU (RAjin menaBUng), LITDIG (LITerasi DIGital), LITFIN (LITerasi FINansial), LIDAB (LIterasi ADAb),  hingga menjalankan program, MOBAKE (MOtor BAca KEliling) yang keliling ke 3 kampung untuk sediakan akses bacaan. Dan alhamdulillah. kini tidak kurang dari 200 orang telah menjadi pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya. Menebar manfaat untuk Masyarakat dari 4 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya, Sukajadi). Beroperasi 6 hari dalam seminggu dan didukung 5 wali baca dan 12 relawan, yang saling bergotong royong untuk menjalankan aktivitas literasi dan taman bacaan dengan sepenuh hati.

 

Maka esok, tetaplah jadi orang yang berguna. Tidak usah ingin menjadi orang yang sempurna. Karena untuk apa hidup bila tidak berguna untuk orang lain. Pilihlah hidup yang berguna untuk orang lain, bukan untuk sempurna. Agar kita dapat melakukannya dengan senang hati hingga kapan pun. Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Lentera Pustaka

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler