x

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Minggu, 4 Februari 2024 12:33 WIB

Menurut AI Bing Rakyat Indonesia Tidak Mampu Mengambil Keputusan Politik

Dalam pilpres dan pileg rakyat harus mengambil keputusan politik, tapi sejatinya mereka tidak mampu melakukannya. Memilih pimpinan dan caleg sejatinya adalah kegiatan intelektual yang membutuhkan pemikiran yang matang. Tapi dunia politik kita khas.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono

Memilih pimpinan dan caleg sejatinya adalah kegiatan intelektual yang membutuhkan pemikiran yang matang. Ini membutuhkan proses pengambilan keputusan yang rumit.

Saya mencoba meminta bantuan AI dari Bing untuk menulis artikel ini. Pertama saya tanyakan proses pengambilan keputusan. Kemudian dia menjawab bahwa ada tujuh langkah dalam pengambilan keputusan.  

Proses pengambilan keputusan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Proses pengambilan keputusan terdiri dari beberapa tahap berikut:

  1. Identify the Decision

The first step in the decision-making process is to recognize that a decision needs to be made. This could be in response to a problem or opportunity. The decision-maker needs to clearly define the decision to be made and understand why it is important.

Mengidentifikasi keputusan.

Langkah pertama dalam proses ini adalah mengidentifikasi keputusan yang akan diambil. Keputusan apa yang akan diambil, apa alasannya, apa dampaknya, apa manfaantnya. Misalnya memilik pim atau caleg. Mengapa harus memilih, apa manfaatnya, apa alasannya. Mengapa penting mengambil keputusan memilih. Intinya keputusan itu harus merupakan jawaban atas masalah yang dihadapi. Jadi orang harus jelas dulu masalah apa yang dihadapi dan jawaban atau solusi apa yang dikehendaki.

 2. Gather Information

Once the decision is identified, the next step is to gather relevant information. This could involve conducting research, consulting experts, or collecting data. The goal is to have a comprehensive understanding of the issue at hand.

 

Mengumpulkan informasi.

 

Setelah keputusan diidentifikasi, Langkah berikut adalah mencari informasi yang berhubungan.  Ini meliputi mencari data, melakukan riset,  berkonsultasi dengan pakar atau praktisi dan mencari berbagai opini.  Tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap tentang permasalahan. Misalnya tentang pemilu kada, caleg, dan capres.

 

  1. Identify Alternatives

After gathering information, it's time to identify possible solutions or alternatives. This step involves brainstorming and considering all viable options. The more alternatives you identify, the more robust your decision-making process will be.

 

Mengidentifikasi alternatif.

 

Setelah mengumpulkan keterangan, saatnya mengidentifikasi solusi yang mungkin atau pilihannya.  Langkah ini meliputi curah pikir dan mempertimbangkan semua opsi.  Semakin banyak pilihan yang diidentifikasi, semakin kuat proses pengambilan keputusan.

 

  1. Weigh the Evidence

Next, evaluate each alternative for its feasibility, acceptability, and desirability. This step often involves a careful analysis of the pros and cons of each alternative.

 

Menimbang bukti.

 

Berikutnya adalah mengevaluasi setiap alternatif untuk kelayakannya, akseptabilitasnya dll. Dalam hal pemilu cari tahu kompetensi semua calon.  Langkah ini melibatkan analisis cermat atas pro kontra setiap pilihan.

 

  1. Choose Among Alternatives

After weighing the evidence, it's time to make a choice. This involves selecting the alternative that best addresses the decision criteria. The chosen alternative should be the one that is most likely to achieve the desired outcome.

 

Memilih di antara alternatif.

 

Setelah menimbang semua bukti, sekarang saatnya membuat keputusan.  Ini meliputi menyeleksi alternatif yang paling memenuhi kriteria keputusan.  Alternatif yang dipilih harus yang paling mampu mencapai hasil yang diingini.

 

  1. Take Action

The next step is to develop an action plan and implement the decision. This involves identifying what resources are required, assigning tasks, setting timelines, and communicating the decision to all relevant stakeholders.

 

Mengambil Tindakan.

 

Langkah berikut adalah mengembangkan rencana tindakan untuk menerapkan keputusan. Ini meliputi mengidentifikasi sumber yang dibutuhkan, memberikan tugas, menentukan linimasa dan melaksanakan.

 

  1. Review the Decision

Finally, after the decision has been implemented, it's important to review and evaluate the results. This can help you learn from the decision-making process and make better decisions in the future.

 

Menilai keputusan

 

Terakhir setelah keputusan dilaksanakan, perlu menilai dan mengevaluasi hasilnya.  Langkah ini membantu orang belajar dari keputusan yang sudah dilakukan. Manfaatnya untuk melakukan keputusan yang lebih baik di masa depan.

 

In conclusion, decision-making is a step-by-step process that requires careful thought and consideration. By following these seven steps, you can make better decisions that lead to positive outcomes for your organization.

 

Kesimpulannya, pengambilan keputusan adalah proses langkah demi langkah yang penuh pemikiran dan pertimbangan. Dengan mengikuti tujuh langkah ini orang akan mampu mebuat keputusan yang baik, yang akan membawa hasil baik.

 

Pertanyaannya, apakah sebagian besar pemilih Indonesia mampu melakukan ketujuh langkah tersebut?

Saya yakin jawabannya tidak.  Sebagian kecil orang saja yang melakukan pengambilan keputusan yang rasional.  Sebagian besar rakyat Indonesia bukan pengambil keputusan yang rasional. Perkiraan saya berdasar pada tingkatan pendidikan mayoritas rakyat Indonesia yang masih rendah. Apalagi dalam konteks politik. Mayoritas rakyat bukan rational voters.

Pemilih tidak rasional

Mari kita cermati apa kata AI Bing soal ini. Saya ajukan pertanyaan begini. “Are most Indonesian people rational voters?”

Jawabannya begini:

“The voting behavior in Indonesia is complex and influenced by various factors. According to a study titled "Voting Behavior in Indonesia since Democratization", there are elements of rationality in the voting behavior of Indonesians. However, another study titled "The Unstable Voting Behaviour: Tracing of the Voting Behaviour in Indonesia Post-Reformasi Era" suggests that voting behavior in Indonesia has been swiftly changing in every election. The main character of voting behavior is swing voters dominated by young residents. Therefore, voting behavior trend fluctuated depending on issue and media news, become main consideration public to elect and submit their vote.

(Perilaku memilih di Indonesia sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut penelitian berjudul Voting Behavior in Indonesia since Democratization, terdapat unsur rasionalitas dalam perilaku memilih orang Indonesia. Namun, studi lain berjudul The Unstable Voting Behavior: Tracing of the Voting Behaviour in Indonesia Post-Reformasi Era menunjukkan bahwa perilaku memilih di Indonesia telah berubah dengan cepat di setiap pemilu.  Karakter utama perilaku memilih adalah swing voters yang didominasi oleh warga muda. Oleh karena itu, tren perilaku memilih yang fluktuatif tergantung isu dan berita media, menjadi pertimbangan utama masyarakat untuk memilih dan menyampaikan suaranya.)

 In addition to both factors, the emergence of political brokers in recent elections has indicated urgent needs to bridge voters and candidates in order to engage more. These factors suggest that while there are elements of rationality in the voting behavior of Indonesians, it's also influenced by other factors such as the influence of strong figures, swing voters, and political brokers. Therefore, it's difficult to categorize most Indonesian voters as purely rational or irrational, as their voting behavior is likely a mix of both, influenced by various factors and changing over time.”

Selain kedua faktor tersebut, munculnya calo politik dalam pemilihan baru-baru ini telah mengindikasikan kebutuhan mendesak untuk menjembatani pemilih dan kandidat agar dapat lebih terlibat. Faktor-faktor ini menunjukkan bahwa meskipun ada unsur rasionalitas dalam perilaku memilih orang Indonesia, itu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti pengaruh tokoh-tokoh kuat, swing voters, dan broker politik.  Oleh karena itu, sulit untuk mengkategorikan sebagian besar pemilih Indonesia sebagai murni rasional atau tidak rasional, karena perilaku memilih mereka kemungkinan merupakan campuran keduanya, dipengaruhi oleh berbagai faktor dan berubah seiring waktu. "

Itulah kata AI Bing.  Artinya mayoritas rakyat tidak sepenuhnya melakukan keputusan rasional.  Pertanyaan berikutnya, apakah keputusan seperti itu berkualitas?  Dengan kata lain, apakah mereka mampu mengambil keputusan yang baik?

Sekali lagi saya yakin jawabannya tidak.

Jadi saya yakin mereka bukan orang yang mampu menjadi pengambil keputusan yang baik dalam soal pemilu. Mereka tidak memiliki kempetensi untuk melakukan tindakan itu.

Kemudian pertanyaan selanjutnya, bagaimana akibatnya?

Mari kita merujuk pada sebuah hadist nabi.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang sahabat bertanya; ‘bagaimana maksud amanat disia-siakan? ‘ Nabi menjawab; “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.” (HR Bukhari – 6015)

Penutup

Memilih caleg, cakada dan capres adalah melakukan proses pengambilan keputusan yang rasional.  Ada serangkaian langkah yang harus dilakukan agar keputusan yang diambil berkualitas dan berdampak baik. Sedangkan mayoritas rakyat Indonesia masih berpendidikan rendah. Mereka tidak mampu melakukan pengambilan keputusan yang rasional. Mereka bukan rational voters. Hanya sebagian kecil saja yang mampu. Tapi kita memberi mereka amanat untuk melakukan keputusan politik penting yang menentukan nasib bangsa ini.  Kita memberi sebuah amanat yang di luar kemampuan mayoritas rakyat untuk melaksanakannya dengan baik.

Akibatnya tidak susah diduga. Mereka tidak akan membuat keputusan yang baik.  Akibat lebih jauh silahkan diduga sendiri.  Mau ke mana Indonesia? 

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu