x

Korupsi penjualan beras untuk jatah rakyat prasejahtra

Iklan

Eliyas Yahya

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Maret 2022

Kamis, 14 Maret 2024 22:03 WIB

Dirty Food, Menuju Krisis Pangan

PBB mengumumkan bahwa krisis iklim yang melanda dunia ini akan mengakibatkan krisis pangan. Sekertaris Jendral PBB Antonio Guterres sudah menyiapkan tim khusus untuk menghadapi krisis iklim dan pangan ini.  Di Indonesia krisis pangan sebenarnya sudah terjadi, ditandai dengan naiknya harga bahan pokok seperti beras, gula dan bahan lainnya. 

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menjelang Pemilu 2024, Indonesia dihebohkan dengan munculnya film Dirty Vote yang disutradari oleh Dandy Dwi Laksono. Ia, antara lain, dibantu Yusuf Priambodo dan Benaya H. Sementara aktor utamanya adalah tiga ahli hukum tata negara yaitu, Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti dan Feri Amsari.  Tiga aktor pemain Dirty Vote kini tengah dilaporkan pada polisi oleh Dewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Santri Indonesia (Foksi).

Dirty Vote ini menyita perhatian publik dan telah ditonton hampir 10 Juta penonton. Tetapi persoalan negeri ini bukan hanya kecurangan pemilu saja, bukan hanya manipulasi suara saja. Banyak persoalan yang perlu diatasi, termasuk krisis pangan yang akan melanda Bangsa Indonesia. 

PBB mengumumkan bahwa krisis iklim yang melanda dunia ini akan mengakibatkan krisis pangan. Sekertaris Jendral PBB Antonio Guterres sudah menyiapkan tim khusus untuk menghadapi krisis iklim dan pangan ini. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Indonesia krisis pangan sebenarnya sudah terjadi, ditandai dengan naiknya harga bahan pokok seperti beras, gula dan bahan lainnya. 

Hingga hari ini, ditempat saya tinggal, beras sudah mencapai harga Rp18.000 per/kg, walaupun jika membeli langsung dari petani, kita bisa mendapat harga sekitar Rp16.000/kg. 

Kenaikan harga beras ini menjadi tanda awal krisis pangan di Indonesia, walaupun Jokowi sudah memprediksi harga beras akan turun.  Jokowi menyampaikan itu dengan gaya khasnya di beberapa awak media awal Maret lalu. 

Perubahan iklim akan berdampak serius terhadap pertanian Indonesia. Keadaan itu dikhawatirkan  akan menyebabkan gagal panen dan hal serupa lainnya.  Pemerintah tampak belum menunjukkan langkah-langkah serius menghadapi krisis pangan itu, padahal El-Nino dan kekeringan panjang mengancam dunia. 

Badan Pangan Dunia (FAO) menyarankan negara-negara untuk menjaga stabilitas pangan. Tetapi apa bisa hanya menjaga stabilitas pangan tanpa ada terobosan pangan, seperti menciptakan makanan pokok baru selain beras untuk menghadapi krisis.

Terlepas semua tantangan ke depan, kita harus bersiap-siap menghadapi krisis pangan yang benar-benar terjadi. Kita bisa  mencoba mulai dengan urban farming atau inovasi pangan sederhana mulai dari skala keluarga. 

Ikuti tulisan menarik Eliyas Yahya lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB