Tolong ajari aku seni melupakan sebagaimana Engkau pernah mengajariku seni mencintai. Aku adalah seseorang yang telah bersusah payah untuk melupakanmu, tetapi apa yang kudapat kan selain ingatanku tentangmu semakin kuat.
Delapan tahun telah berlalu, hari dimana aku mengucapkan cinta kepadamu pertama kali. Aku adalah orang yang sempat berpikir bahwa engkau akan menjadi sosok yang terakhir kali aku cintai.
Kita telah banyak membangun harapan-harapan indah. Akan tetapi di tahun keempat, semua harapan yang kita bangun runtuh seperti bencana yang tidak pernah aku sangka-sangka sebelumnya. Apalagi yang dapat aku lakukan selain mengenang keindahan yang pernah kita lalui bersama.
Aku mencintaimu dengan penuh ketulusan, berulang kali aku berusaha mencintai wanita lain. Tetapi apa yang kudapat kan? Hanya dua hal mungkin. Yang pertama, aku telah berusaha tapi tak berhasil mencintainya, atau mungkin yang kedua, aku telah berhasil mencintai nya tapi dia yang semena-mena terhadap perasaan yang kupunya.
Maka apalagi yang dapat kulakukan selain kembali dan tetap mencintaimu dengan sungguh-sungguh. Andai pun aku harus menderita seumur hidup, asal derita itu datangnya darimu maka pastilah aku menjadi orang yang paling ikhlas untuk menerimanya.
Terkadang aku ingin sepertimu, memulai kehidupan baru, menatanya dengan baik dan berbahagia setelahnya. Tapi aku belum mampu untuk melakukannya, aku terlanjur bergantung pada cintamu. Bahkan mungkin seharusnya aku telah lama mati, akan tetapi cintaku kepadamu lah satu-satunya alasan yang membuatku tetap hidup hingga sekarang.
Biarlah mengenangmu menjadi rutinitas ku setiap hari, meski kerinduanku kepada mu terkadang berbuah kan air mata, aku selalu menganggap nya bahwa kecintaanku pada mu masih tumbuh subur didalam hatiku.
Akhirnya akulah lelaki setia itu, yang tetap mencintaimu meski engkau telah mencintai orang lain. Bahkan andai engkau hendak kembali, engkau tetap mendapat kan tempat terbaik didalam hatiku. Karena memang hati ini adalah rumahmu, yang selalu menanti mu pulang setiap hari.
Pekanbaru, 10 Mei 2022
Wahyu Kurniawan
Ikuti tulisan menarik Wahyu Kurniawan lainnya di sini.