Memahami Pengkhianatan Hubungan: Wawasan tentang Pola Pikir Penipu

Senin, 27 Mei 2024 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bayangkan sebuah skenario di mana Anda dan rekan kerja dekat memiliki kesepakatan demi kwmajuan karir bersama. Tanpa diduga rekan kerja Anda memutuskan jalan sendiri untuk mendapatkan promosi bahkan dengan merusak reputasi Anda. Apa yang akan anda lakukan?

Wawasan Utama

  • Pengkhianatan dari teman atau rekan dekat bisa membingungkan sekaligus sangat menjengkelkan.
  • Penelitian terbaru menyoroti kondisi di mana orang mungkin terlibat dalam pengkhianatan, terutama jika melibatkan kemarahan.
  • Memahami peran kemarahan dalam pengkhianatan dapat membantu Anda mendapatkan kembali ketenangan dan bergerak maju.

Kejutan Pengkhianatan dalam Hubungan Dekat

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam hubungan dekat, baik dengan pasangan, sahabat, atau kolega terpercaya, kejujuran dan saling mendukung adalah harapan mendasar. Kami mengandalkan hubungan ini untuk tetap kokoh, terutama ketika taruhannya besar. Namun apa jadinya jika seseorang yang Anda percayai gagal memenuhi harapan tersebut?

Bayangkan sebuah skenario di mana Anda dan rekan kerja dekat memiliki kesepakatan bersama: ketika Anda berdua bersaing untuk mendapatkan promosi, salah satu akan menyingkir untuk membiarkan yang lain memimpin, dengan pemahaman bahwa bantuan tersebut akan dibalas di masa depan. Tanpa diduga, rekan kerja Anda memutuskan untuk bersaing untuk mendapatkan promosi dan bahkan merusak reputasi Anda, dengan menyatakan bahwa Anda tidak memiliki keterampilan yang diperlukan.

Hubungan Antara Pengkhianatan dan Kemarahan

Menurut temuan terbaru Chao-Zheng Huang dan rekannya di Universitas Gansu (2024), pengkhianatan dapat dipandang sebagai bentuk penipuan yang mementingkan diri sendiri. Orang lebih cenderung melakukan penipuan ketika keuntungan pribadinya lebih besar daripada kerugian yang dirasakan orang lain. Biasanya, perilaku seperti ini jarang terjadi di antara teman dekat. Namun, seperti Huang dkk. menyarankan, emosi seperti kemarahan dapat mengganggu pengambilan keputusan rasional, yang mengarah pada pengkhianatan.

“Perubahan keadaan eksternal dan tekanan psikologis” dapat memicu kemarahan, kecemasan, dan ketegangan, yang mungkin mendorong seseorang untuk bertindak bertentangan dengan kepentingan logisnya. Dalam kasus rekan kerja Anda, lingkungan yang kompetitif dan rasa takut ketinggalan promosi mungkin telah memicu emosi tersebut, sehingga membuat mereka mengkhianati Anda meskipun Anda telah menyetujuinya sebelumnya.

Meneliti Peran Kemarahan dalam Pengkhianatan

Untuk menyelidiki hal ini, Huang dan rekannya melakukan percobaan yang melibatkan 50 peserta (rata-rata berusia 24 tahun). Peserta terlibat dalam tugas di mana mereka harus memperkirakan jumlah koin dalam toples, bekerja bersama pasangan dengan tingkat kedekatan yang berbeda-beda (teman, kenalan, atau asisten eksperimen). Hadiahnya bergantung pada keakuratan gabungan tebakan mereka.

Peserta kelompok pemarah diminta menulis tentang peristiwa terkini yang membuat mereka marah, sedangkan kelompok kontrol menulis tentang peristiwa netral. Setelah induksi emosional ini, peserta menyelesaikan penilaian suasana hati sebelum melanjutkan tugas. Para peneliti bertujuan untuk melihat apakah kemarahan mempengaruhi kecenderungan berbohong demi keuntungan pasangan.

Hasilnya mengungkapkan bahwa kemarahan memang membuat partisipan bertindak bertentangan dengan kepentingan temannya, bahkan merugikan dirinya sendiri. Fenomena ini, yang disebut "membunuh hal yang sudah dikenal", terjadi karena kemarahan merusak pemikiran jernih, mengurangi kepercayaan, kerja sama, dan kemauan untuk berbagi. Sebaliknya, peserta dalam kondisi netral lebih cenderung membantu pasangannya, apapun hubungan mereka.

Bergerak Maju Setelah Pengkhianatan

Memahami bahwa kemarahan dapat mendorong pengkhianatan memberikan kejelasan mengapa seseorang yang dekat mungkin bertindak melawan Anda. Skenario kompetitif kemungkinan besar akan memicu emosi yang kuat, sehingga menyebabkan rekan kerja Anda bertindak di luar karakternya. Komentar negatif mereka tentang kemampuan Anda menunjukkan adanya kemarahan dan rasa tidak aman.

Meskipun Anda merasa sedih karena kehilangan kesempatan dan teman, penting untuk mengubah situasi untuk mendapatkan kembali keseimbangan emosional. Sadarilah bahwa perilaku mereka berdampak buruk pada mereka, bukan Anda. Jika kemarahan adalah akar masalahnya, maka itu adalah masalah yang harus mereka atasi. Tindakan mereka bahkan mungkin menunjukkan bahwa mereka melihat Anda sebagai pesaing yang tangguh, yang menegaskan kemampuan Anda.

Gunakan pengalaman ini sebagai kesempatan belajar. Sebelum membuat kesepakatan penting yang bergantung pada rasa saling percaya, pastikan semua potensi emosi negatif telah diatasi terlebih dahulu.

Kesimpulan

Pengkhianatan oleh seseorang yang Anda anggap sebagai teman tidak pernah mudah untuk ditanggung. Namun, dengan memahami dasar psikologis dari perilaku tersebut, khususnya peran kemarahan, Anda dapat mengarahkan emosi Anda dengan lebih baik dan memutuskan siapa yang harus dipercaya di masa depan. Pengetahuan ini dapat membantu Anda bergerak maju dengan kebijaksanaan dan ketahanan yang lebih besar.

***

Solo, Senin, 27 Mei 2024. 6:57 pm

Suko Waspodo

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler