Sagu, Emas Putih Indonesia
Sabtu, 7 September 2024 19:27 WIB
Sagu merupakan bahan pangan yang diperoleh dari pohon sagu dan sering dijadikan olahan pangan seperti papeda (semacam bubur).\xa0Sagu adalah sumber karbohidrat yang dapat menggantikan makanan pokok beras karena mengandung banyak pati.
Sagu banyak memiliki manfaat positif, seperti meningkatkan stamina tubuh, menyehatkan saluran cerna, mencegah penyakit jantung, dan lain sebagainya. Namun, budidaya sagu masih sedikit belakangan ini, dikarenakan lahan-lahan yang di alih-fungsikan menjadi perumahan, perkantoran, perkebunan tanaman lain, dan masih banyak lagi. Keberadaan sagu juga terancam akibat bencana alam seperti kebakaran hutan, sehingga populasinya menipis seiring berjalannya waktu.
Banyak orang yang tinggal di pelosok menanam sagu demi menyambung hidupnya, sagu yang ditebang harus ditanam ulang, supaya siklus pertanian sagu dapat berlangsung dalam jangka waktu panjang, sebagai makanan pokok untuk anak cucu di masa yang akan datang. Kekhawatiran terhadap sagu tersebut akhirnya diselesaikan dengan program penanaman ulang pohon sagu oleh pemerintah. Semakin hari, pangan menjadi suatu kemewahan tersendiri bagi sebagian orang.
Peningkatan populasi manusia yang tak seimbang mengakibatkan tingginya ketergantungan akan sumber pangan utama yang terbatas, seperti jagung, beras atau gandum, perubahan iklim yang sulit diprediksi juga memberikan ancaman atas keberlanjutan sistem pangan Indonesia. Walaupun Sagu memiliki potensi pemanfaatan yang tinggi, tetapi rendahnya popularitas komoditas sagu menjadi penghambat pengembangannya.
Indonesia sendiri mempunyai banyak variasi makanan dengan menggunakan bahan pokok sagu, variasi makanan makanan tersebut antara lain Papeda, Bubur Sagu Mutiara, Sagu Lempeng, Sagu Bakar, dan masih banyak lagi. Sayangnya, tidak semua makanan tersebut dikenal oleh masyarakat kita di masa kini, karena popularitas makanan serta jajanan dari luar negeri lebih banyak sisukai mayoritas anak-anak sekarang. Selain itu, banyak orang yang belum familiar dengan sagu. Persepsi konsumen mengaggapnya sebagai makanan yang kurang umum atau eksotis, produksi dan distribusi sagu masih mengacu pada beberapa negara, seperti Indonesia dan Papua Nugini, target pasar selanjutnya diharapkan dapat menjangkau pasar global.
Tanaman sagu dapat menjadi penyedia pangan dan lingkungan. Sagu sangat bermanfaat terutama untuk ditanam di daerah yang banyak polusinya. Tanaman sagu dapat menyerap karbon dioksida paling tinggi dibandingkan tanaman lain, sehingga disebut pula sebagai tanaman penjaga lingkungan. Tanaman sagu dapat menjaga tata udara di sekitarnya. Beberapa fakta mengungkapkan bahwa banyak daerah sumber udara di daerah pedesaan, dan sekitarnya pasti terdapat tanaman sagu. Tanah perakaran tanaman sagu akan menyerap udara dan mineral.
Salah satu Kabupaten di Riau yang memiliki potensi sagu terbesar adalah Kepulauan Meranti. Berdasarkan data dari Dinas Tanaman Pangan dan Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Kepulauan Meranti, produksi sagu per tahun-nya mencapai 205 ton. Tak salah bila produksi Sagu di Kepulauan Meranti bisa menjadi yang terbaik di Indonesia bahkan di dunia. 32000 tonne Sagu diekspor ke beberapa negara tetangga dari total produksi. Pasar utama dari ekspor Sagu Meranti adalah Negara Jepang. Indonesia sendiri mempunyai banyak sekali variasi makanan dengan menggunakan bahan pokok sagu, variasi makanan makanan tersebut antara lain Papeda, Bubur Sagu Mutiara, Sagu Lempeng, Sagu Bakar, dan masih banyak lagi. Sayangnya, tidak semua makanan tersebut dikenal oleh masyarakat kita di masa kini, karena popularitas makanan serta jajanan dari luar negeri lebih banyak sisukai mayoritas anak-anak sekarang. Selain itu, banyak orang yang belum familiar dengan sagu. Persepsi konsumen mengaggapnya sebagai makanan yang kurang umum atau eksotis, produksi dan distribusi sagu masih mengacu pada beberapa negara, seperti Indonesia dan Papua Nugini, target pasar selanjutnya diharapkan dapat menjangkau pasar global.
Tanaman Sagu akan tumbuh dengan baik dan mendapatkan hasil pati yang banyak jika dalam pengelolaan budidaya sagu dilakukan pemeliharaan tanaman sagu dan tata kelola air. Pertumbuhan sagu dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, faktor internal kondisi genetis tanaman sagu, dan faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari lingkungan sekitar. Lingkungan yang baik untuk pertumbuhan sagu adalah daerah yang berlumpur, akar napas tak terendam, kaya akan mineral, kaya bahan organik dan air tanah berwarna coklat. Habitat tersebut cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme yang sangat berguna bagi tanah.
Sagu terbukti memiliki banyak manfaat. Sebagai generasi muda, kita harus melestarikan lingkungan sekitar kita beserta yang tumbuh di daerah tersebut, termasuk sagu. Meskipun sehat, namun tak banyak yang mengenal sagu. Kita sebagai warga negara Indonesia haruslah bangga dan lebih peduli terhadap tanaman dan makanan lokal kita.
“Pergi ke pantai untuk menangkap ikan
Dapat tuna dan juga kerapu.
Marilah kita bersama peduli pangan
Agar Indonesia semakin maju.”

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Sagu, Emas Putih Indonesia
Sabtu, 7 September 2024 19:27 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler