https://www.indonesiana.id/read/171609/manunggaling-kawula-lan-gusti-melalui-jumat-agung-dan-paskah
Pemimpin Negara yang Memahami Narcissus dan Abraham Maslow
Senin, 23 September 2024 06:32 WIB
Menjadi seorang pemimpin negara memang membutuhkan nyali. Tetapi nyali itu harus berkausalitas yang tepat. Pelaksanaan nyali itu harus menjunjung tinggi prinsip-prinsip keadilan, kebenaran dan imparsial. Memahami Narcissus dan hirarki kebutuhan yang dikembangkan oleh Abraham Maslow, sangat penting bagi seorang pemimpin khususnya bagi pemimpin negara. Karena fungsinya yang erat dengan pemulihan dan rekonstruksi sosial-ekonomi-budaya bagi masyarakat yang mempercayakan posisi tersebut kepadanya.
Oleh Violeta Pandiangan
Apa yang ada dalam pikiranmu ketika mendengar atau mengatakan kata “Narsis”? Ada baiknya untuk mengerti sejarah kata “narsis” sebelum kita memakukannya terhadap seseorang.
Kata narsis berasal dari tokoh mitologi Yunani bernama Narcissus yang lahir karena dewa sungai bernama Cephissus memperkosa Liriope. Liriope adalah nymph, makhluk (bidadari) yang tinggal dan dekat dengan alam. Mitologi Yunani membagi nymph sesuai lokasi. Liriope sendiri adalah Naiad-Nymph, yaitu bidadari nymph yang tinggal dekat dengan air yang mengalir—misalnya mata air, sungai, air mancur, atau danau.
Hirarki Maslow
Narcissus lahir dan tumbuh menjadi pria dengan perawakan dan rupa yang sungguh menawan. Tetapi Narcissus selalu menolak semua ungkapan cinta para gadis, termasuk laki-laki. Membuat mereka patah hati. Suatu hari saat sedang berburu, Narcissus yang kehausan menemukan sebuah kolam. Ketika hendak meminum airnya, Narcissus melihat refleksi wajahnya sendiri dan langsung jatuh cinta.
Mitologi mengatakan karena teramat sangat cintanya Narcissus pada refleksi wajahnya sendiri, dia memukul-mukul dadanya karena frustasi tidak bisa bersatu dengan refleksi wajahnya sendiri. Dadanya menjadi ungu sampai akhirnya Narcissus meledak dan berubah menjadi bunga berwarna putih emas. Bunga ini dinamai Narcissus, mekar pada musim semi.
Seiring dengan perkembangan ilmu setelah Revolusi Industri yang melahirkan sosiologi (sebagai The Queen of Science) oleh Auguste Compte, nama Narcissus digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan kondisi manusia dengan kepribadian yang sangat self-centered. Menariknya, kata “narcissistic” pada awal terminologi psikologi ternyata erat kaitannya dengan pengalaman seksual yang tidak diakomodir dengan benar sejak dini.
Lalu apa ciri-ciri manusia dengan kepribadian narsis yang dalam ilmu psikologi disebut dengan kondisi klinis Narcissistic Personality Disorder atau lebih sering disingkat dengan NPD.
Suzanne Degges-White Ph.D. menulis bahwa seseorang harus memiliki paling sedikit 5 dari 13 ciri-ciri sebagai berikut untuk di diagnosa sebagai NPD.
- Rasa mementingkan diri sendiri yang berlebihan
- Keasyikan dengan fantasi kesuksesan tanpa batas, kekuatan, kecemerlangan, keindahan, atau cinta ideal
- Keyakinan bahwa dirinya istimewa dan unik serta hanya dapat dipahami oleh, atau harus diasosiasikan dengan, orang atau lembaga lain yang istimewa atau berstatus tinggi
- Kebutuhan untuk dikagumi yang berlebihan
- Rasa keber-hak-an
- Perilaku eksploitatif secara interpersonal
- Kurang ber-empati
- Iri pada orang lain atau berkeyakinan bahwa orang lain iri padanya
- Menunjukkan perilaku atau sikap yang sombong dan angkuh
- Identitas: apa yang dirasakan orang luar ketika mereka memandang orang narsisis yang membentuk identitas mereka
- Self-direction: Mereka didorong oleh keinginan untuk membuktikan bahwa mereka lebih unggul dari orang lain. Dorongan ini sering kali dibarengi dengan rasa berhak yang membuat mereka merasa bahwa mereka tidak perlu bekerja keras untuk mencapai tujuan apa pun.
- Empati: Narsis mungkin memperhatikan perasaan yang diungkapkan seseorang tetapi untuk memanfaatkan orang tersebut demi keuntungan si narsis, serta tidak ada kesadaran untuk mempraktekkan rasa empati itu. Padahal empati adalah fungsi yang memungkinkan manusia terhubung dan memahami penderitaan orang lain serta melaksanakan fungsi sosialnya.
- Intimacy: Orang narsis tidak mampu menjalin atau mempertahankan lebih dari sekadar hubungan dangkal. Mereka tidak memiliki kapasitas emosional untuk berhubungan dengan cara yang otentik dan intim. Setiap hubungan dipandang sebagai alat untuk memenuhi ego-nya.
Secara spesifik, di antara empat ciri-ciri yang terakhir, seseorang yang memiliki gangguan sedang atau lebih besar pada area tersebut akan dianggap menunjukkan gangguan kepribadian NPD.
Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang memiliki kebijaksanaan dalam mengelola sumber-sumber pembangunan yang ada yaitu human capital dan non-human capital untuk merancang dan mengeksekusi perencanaan pembangunan yang tepat sasaran bagi masyarakat secara menyeluruh, inklusif, tanpa diskriminasi serta berkelanjutan.
Pemimpin ideal seperti ini sudah pasti tidak dapat diharapkan dari pemimpin yang sudah menyatakan ciri-ciri NPD pada kepribadiannya. Bagaimana seorang pemimpin dinyatakan berciri-ciri NPD? Lewat kegiatan-kegiatan pembangunan yang dilakukannya serta bagaimana dia memilih pembantu-pembantu yang bekerja dalam kabinetnya. Termasuk inkonsistensi lewat berapa kali reshuffle dia lakukan.
Reshuffle bukanlah suatu hobi veto seorang pemimpin, melainkan menunjukkan ketidakmampuannya dalam memilih orang-orang berkompeten sesuai keahliannya untuk melaksanakan tugas tertentu. Tetapi, hobi reshuffle bisa jadi merupakan suatu perilaku eksploitatif untuk tujuan tertentu yang ketika tujuan tertentu tersebut telah tercapai justru menyediakan baginya alasan yang kuat untuk me-reshuffle lagi. Licik dan culas? Jawabannya: Sangat.
William Hazlitt berkata, “Cunning is the art of concealing our own defects, and discovering other people's weaknesses.” Artinya: Keculasan adalah seni untuk menyembunyikan kecacatan diri sendiri, dan seni untuk menemukan kelemahan-kelemahan orang lain.
Perhatikan, bahwa Hazlit menggunakan defects untuk diri sendiri dan weaknesses untuk orang lain. Cacat bukan kelemahan karena tidak bisa bisa diperbaiki. Kalau dalam Bahasa Jepang jika sebuah barang produksi disebut dengan furyo (defect), maka harus dibuang karena tidak bisa diperbaiki. Jadi “Keculasan” adalah “Kecacatan”.
Pemimpin negara dengan kepribadian NPD, dapat pula dilihat dari fokus pembangunannya kepada siapa. Apakah ditujukan bagi masyarakat Indonesia atau anak-beranaknya. Tunduk pada Konstitusi atau meng-eksploitasi kekuasaan yang dipercayakan padanya dengan menciptakan peraturan-peraturan yang narsis pula.
Seorang pemimpin negara, karena hasil kerjanya menyangkut keberhasilan dan kelanjutan setiap aspek peradaban bagi setiap jiwa yang menjadi penduduk negara tersebut, harus merupakan seorang yang secara kejiwaan telah menempati hirarki puncak pada Teori Kebutuhan Abraham Maslow.
Hirarki kebutuhan oleh Maslow ini sangat relevant dengan kondisi kejiwaan NPD. Seorang NPD mampu mengorbankan siapa saja dan apa saja untuk mencapai self-actualization menurut versi NPD.
Dari sepak-terjang yang sedang terjadi, mungkin saja seorang pemimpin negara berciri-ciri NPD justru masih merangkak dan belum selesai pada level 5,4,3 yang bisa jadi pada level-level ini sajalah justru terletak self-actualization-nya. Kuantitatif, bukan kualitatif, serta menunjukkan incompetency.
Moralitas, problem-solving, dan respect of others adalah kualitas-kualitas yang krusial untuk dimiliki seseorang sebagai pemimpin pembangunan, yang terdapat pada hirarki 2 dan 1.
Oktober nanti, kira-kira mereka sedang berada pada hirarki Maslow yang mana saat ini? Apakah ada yang menunjukkan tanda-tanda NPD?
Jika partai-partai masih berfungsi, “Human Resource”-nya perlu mempertimbangkan NPD dan Teori Maslow pada kader-kadernya.

Penulis Indonesiana | HUPOMONE | May you be healed from things no one ever apologized for | May you win all the silent battles you dont talk about
1 Pengikut

Aung San Suu Kyi, Is It Worthy Losing Half-Souls Over Nation?
Jumat, 8 Agustus 2025 06:13 WIB
Ghosts of the Unburied: The Echo of Japan’s Unatoned Sexual Slavery Crimes
Sabtu, 26 Juli 2025 06:26 WIBArtikel Terpopuler