Ragam Bahasa dan Laras Bahasa

Variasi bahasa disesuaikan dengan konteks pemakaian, seperti topik pembicaraan, hubungan pembicara, dan medium pembicaraan.

Menurut Kridalaksana (dalam Chaer, 2003) mendefinisikan ragam bahasa merupakan bagian dari kajian sosiolingustik sebagai perwujudan interaksi masyarakat bahasa yang pemakaiannya disesuaikan berdasarkan fungsi, situasi, dan perasaan sosial pemakaian bahasa itu sendiri. Ragam bahasa atau yang disebut juga dengan variasi bahasa merupakan salah satu fenomena sosilingustik. Sosilingustik merupakan ilmu yang mengkaji bahasa dalam hubungan masyarakat satu sama lain.

Ragam dialek ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok penutur bahasa yang mempunyaiCiri-ciri relatif sama, serta diasosiasikan dengan geografis. Ragam terpelajar adalah jenis bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau resmi. Ragam resmi adalah ragam bahasa yang biasa digunakan dalam suasana resmi atau formal. Ragam tak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam suasana tidak resmi, misalnya surat pribadi dan surat untuk keluarga atau yang berbentuk lisan,contohnya dalam percakapan sehari-hari. Alwi (1999) mengatakan bahwa ragam bahasa dapat dibedakan atas jenis penutur dan bidang keilmuan. Politik, ekonomi adalah jenis keilmuan yang akan menempatkan ragam pada jumlah peristilahan yang dikandungnya. Tentu saja cakupan kata, frasa, atau aspek kebahadaan di dalamnya begitu melimpah.

Kata baku tercipta karena dalam konteks komunikasi, penutur akan mempertimbangkan lawan bicara, dan kondisi pembicaraan. Kata baku juga digunakan sebagai acuan resmi dalam kaidah bahasa agar masyarakat memiliki rujukan bahasa yang sama. Menurut Kokasi dan Hermawan (2012), kata baku merupakan pengucapan atau cara penulisan kata yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Atruran standar itu dapat berupa EYD, kamus umum, ataupun tata bahasa baku.

 Ragam bahasa baku dan formal adalah dua jenis penggunaan bahasa yang memiliki ciri-ciri tertentu. Namun kedua ragam ini sering kali digunakan secara bersamaan dalam situasi resmi dan dalam konteks komunikasi yang memerlukan ketepatan dan kesopanan. Ragam bahasa nonbaku dalam bahasa Indonesia tetap dipergunakan agar lebih dekat dengan istilah yang diterjemahkan dari bahasa Inggris. Bahasa nonstandar dipergunakan dalam berbicara dan menulis yang berbeda pelafalan, tatabahasa atau kosakata dari ragam bahasa baku dari suatu bahasa. Kadang - kadang istilah substandar dipergunakan, tetapi pakar bahasa mengacu kepada istiiah nonbaku sebagai istilah yang lebih netral danjuga bahasa nonbaku adalah ragam bahasa yang berkode bahasa  yang Lrerbeda dengan kode bahasa dalam bahasa baku, dan dipergunakan dalam pertemuan tidak resmi dengan kode bahasa yang berbeda dengan kode bahasa ragam bahasa baku.

Laras bahasa adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi atau konteks tertentu. Laras ini mencakup pilihan kata, gaya, dan struktur kalimat yang sesuai dengan tujuan komunikasi, serta audiens yang dituju. Penggunaan laras bahasa pada kehidupan sehari-hari. Perbedaan pada masing-masing jenis laras bahasa, cara penggunaan bahasa dan peran bahasa. Ure dan Elis (1997) menganggap laras bahasa sebagai pola bahasa yang lazim digunakan mengikut keadaan tertentu. Hal ini bermakna, sesuatu situasi akan menentukan bentuk bahasa yang digunnakan oleh penggunna bahasa itu dan pemilihanya berdasarkan konvensi sosial masing.masing

Daftar Pustaka

1. Alwi, H. (1999). Bahasa Indonesia: Suatu Pengantar. Jakarta: Balai Pustaka.
2. Chaer, A. (2003). Linguisitik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
3. Kokasi, M., & Hermawan, A. (2012). Pengantar Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
4. Ure, J., & Elis, R. (1997). Language in Society: An Introduction to Sociolinguistics. London: Routledge.
5. Kridalaksana, H. (dalam Chaer, A. 2003). Ragam Bahasa dan Sosiolinguistik. Dalam A. Chaer, Linguisitik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.