Inflasi dan Deflasi di Indonesia: Tantangan dan Peluang

Jumat, 20 Desember 2024 13:03 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
ilustrasi peta dunia
Iklan

opini terkait inflasi dan deflasi yang terjadi diberbagai daerah diindonesia tahun 2024

Inflasi dan Deflasi di Indonesia: Tantangan dan Peluang

Perekonomian Indonesia masih menghadapi tantangan inflasi dan deflasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2024, inflasi mencapai 1,84% (yoy), sedangkan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,93 ¹. Sementara itu, pada November 2024, inflasi year on year Provinsi Papua sebesar 2,46 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 105,61.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyebab Inflasi

  1. Kenaikan harga komoditas global: Kenaikan harga minyak, gas, dan bahan pangan global mempengaruhi harga dalam negeri.
  2. Peningkatan biaya produksi dan transportasi: Kenaikan biaya bahan bakar, upah, dan infrastruktur meningkatkan biaya produksi.
  3. Ketergantungan pada impor barang dan bahan baku: Ketergantungan pada impor meningkatkan risiko kenaikan harga.
  4. Kenaikan upah minimum regional: Kenaikan upah minimum regional mempengaruhi biaya produksi dan harga barang.

Dampak Inflasi

  1. Penurunan daya beli masyarakat: Inflasi mengurangi kemampuan masyarakat membeli barang dan jasa.
  2. Peningkatan biaya hidup: Inflasi meningkatkan biaya hidup, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
  3. Penurunan investasi: Inflasi tinggi mengurangi kepercayaan investor.
  4. Peningkatan kemiskinan: Inflasi memperburuk kondisi kemiskinan.

 

Data Deflasi Terbaru 2024

  1. Deflasi di Jawa Barat: Pada September 2024, Jawa Barat mengalami deflasi sebesar 0,21 persen ¹.
  2. Deflasi di Kabupaten Timor Tengah Selatan: Pada September 2024, Kabupaten Timor Tengah Selatan mengalami deflasi sebesar 1,32 persen ¹.
  3. Deflasi di Tanjung Pandan: Pada September 2024, Tanjung Pandan mengalami deflasi sebesar 0,22 persen .

Penyebab Deflasi

  1. Penurunan permintaan agregat: Penurunan konsumsi dan investasi mengurangi permintaan barang dan jasa,biasanya terjadi karena inflasi sehingga barang mahal dan konsumen enggan membelanjakan anggaran mereka dan cenderung bersikap hemat.
  2. Ketergantungan pada ekspor: Ketergantungan pada ekspor meningkatkan risiko penurunan permintaan.
  3. Penurunan investasi: Penurunan investasi mengurangi pertumbuhan ekonomi.
  4. Penurunan produksi: Penurunan produksi mengurangi pasokan barang dan jasa.

Dampak Deflasi

  1. Penurunan produksi: Deflasi mengurangi produksi dan pertumbuhan ekonomi.
  2. Peningkatan pengangguran: karena turunnya produksi dan untuk mengurangi kerugian perusahaan berimbas pada karyawan sehingga mengharuskan perusahan untuk melakukan PHK.
  3. Penurunan pertumbuhan ekonomi: Deflasi menghambat pertumbuhan ekonomi.
  4. Peningkatan kemiskinan: Deflasi memperburuk kondisi kemiskinan.

 Strategi Menghadapi Inflasi dan Deflasi

  1. Mengontrol inflasi melalui kebijakan moneter: Menyesuaikan suku bunga dan likuiditas.
  2. Meningkatkan produksi dalam negeri: Meningkatkan produksi dan ketersediaan barang dalam negeri.
  3. Mendorong investasi: Meningkatkan infrastruktur dan mengurangi birokrasi.
  4. Membangun ketahanan pangan dan energi: Meningkatkan produksi pangan dan energi dalam negeri.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistika. (2024). Dari https://www.bps.go.id/id/pressrelease

https://belitungkab.bps.go.id/id/pressrelease/2024/10/01/537/september-2024--deflasi-year-on-year--y-on-y--tanjung-pandan-sebesar-0-22-persen.html

Kemenkeu djpd. (2024)INFLASI DAN DEFLASI PROVINSI PAPUA TAHUN 2024 dari https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/jayapura/id/data-publikasi/berita-terbaru/2932-inflasi-dan-deflasi-provinsi-papua-2024.html

 

https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2024/10/01/2308/inflasi-year-on-year--y-on-y--september-2024-sebesar-1-84-persen-.html

Bagikan Artikel Ini
img-content
llham Apriyadi

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler