Sejarah Bahasa Indonesia: dari Bahasa Melayu hingga Menjadi Simbol Persatuan Bangsa
Jumat, 10 Januari 2025 10:09 WIB
***
Abstrak
Bahasa Indonesia memiliki sejarah panjang yang dihapus dari bahasa Melayu sebagai lingua franca di Nusantara. Sejarahnya dimulai dari penggunaan bahasa Melayu dalam perdagangan, diplomasi, dan penyebaran agama, hingga diresmikan sebagai bahasa persatuan melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Pemilihan bahasa Melayu sebagai dasar bahasa Indonesia didasarkan pada sifatnya yang sederhana, netral, dan mudah dipahami oleh berbagai kelompok etnis . Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan menjadi bahasa nasional dan negara, yang kemudian berkembang secara mandiri. Meskipun memiliki kesamaan dengan bahasa Melayu yang digunakan di Malaysia, terdapat sejumlah perbedaan pemahaman dan penggunaan yang disebabkan oleh pengaruh budaya dan kebijakan masing-masing negara. Artikel ini menjelaskan secara mendalam sejarah, alasan diadopsinya bahasa Melayu, dan perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu.
Kata Kunci
Bahasa Indonesia, bahasa Melayu, sejarah bahasa, Sumpah Pemuda, lingua franca, perbedaan bahasa Indonesia dan Melayu.
Abstract
The Indonesian language has a long history rooted in the Malay language, which served as a lingua franca in the Nusantara region. Its history began with the use of Malay in trade, diplomacy, and the spread of religion, and it was officially established as the language of unity through the Youth Pledge on October 28, 1928. The selection of Malay as the basis of the Indonesian language was due to its simplicity, neutrality, and ease of understanding across various ethnic groups. After independence, Indonesian was designated as the national and official language and subsequently developed independently. Although it shares similarities with Malay used in Malaysia, there are notable differences in vocabulary and usage influenced by the distinct cultural and policy contexts of each country. This article explores the history, reasons for adopting Malay, and differences between Indonesian and Malay in detail.
Keywords
Indonesian language, Malay language, language history, Youth Pledge, lingua franca, differences between Indonesian and Malay.
Pendahuluan
Bahasa Indonesia merupakan salah satu elemen penting dalam identitas dan persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa nasional, bahasa ini tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga simbol kebanggaan yang menyatukan keberagaman budaya, suku, dan bahasa daerah di Nusantara. Perjalanan sejarah bahasa Indonesia tidak dapat dipisahkan dari bahasa Melayu, yang telah lama menjadi lingua franca di kawasan ini sejak masa kerajaan-kerajaan kuno, seperti Sriwijaya dan Majapahit.
Bahasa Melayu dipilih sebagai dasar bahasa Indonesia karena dianggap sederhana, netral, dan sudah digunakan secara luas dalam perdagangan serta penyebaran agama Islam. Pada 28 Oktober 1928, melalui ikrar Sumpah Pemuda, bahasa Indonesia secara resmi ditetapkan sebagai bahasa persatuan bangsa. Sejak itu, bahasa Indonesia terus berkembang dan memainkan peran penting dalam membangun identitas nasional serta mempersatukan keberagaman masyarakat Indonesia.
Namun, meskipun memiliki akar yang sama dengan bahasa Melayu di Malaysia, bahasa Indonesia berkembang dengan pengaruh yang berbeda. Perbedaan dalam kosakata, tata bahasa, dan pengucapan muncul akibat pengaruh sejarah, kebijakan pemerintah, serta lingkungan budaya masing-masing negara. Artikel ini akan menguraikan sejarah bahasa Indonesia, alasan pemilihan bahasa Melayu sebagai dasar, dan perbedaan mendasar antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk mengkaji sejarah, perkembangan, dan karakteristik bahasa Indonesia. Data diperoleh melalui studi literatur terhadap sumber-sumber terpercaya seperti buku, jurnal, dokumen sejarah, dan artikel ilmiah yang membahas bahasa Indonesia dan bahasa Melayu.
Langkah-langkah penelitian meliputi:
1. Pengumpulan Data
Mengidentifikasi dan mengumpulkan literatur yang relevan tentang sejarah bahasa Melayu dan transformasinya menjadi bahasa Indonesia, termasuk peran Sumpah Pemuda serta perkembangan pasca-kemerdekaan.
2. Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan adopsi bahasa Melayu sebagai dasar bahasa Indonesia, serta perbedaan mendasar antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu di Malaysia.
3. Perbandingan Kosakata dan Penggunaan
Untuk memberikan gambaran yang jelas, penelitian ini juga membandingkan kosakata serta struktur bahasa antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dengan merujuk pada contoh konkret dari berbagai sumber.
Hasil Dan Pembahasan
1. Sejarah Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan perkembangan bahasa Melayu di Nusantara. Bahasa Melayu sudah digunakan sebagai bahasa perdagangan, penghubung, dan diplomasi sejak zaman kerajaan-kerajaan kuno seperti Sriwijaya dan Majapahit. Penyebarannya semakin meluas dengan masuknya agama Islam, yang turut memperkaya kosakata Melayu dengan istilah-istilah Arab.
Bahasa Melayu menjadi lebih populer ketika bangsa kolonial seperti Belanda dan Inggris menggunakannya sebagai bahasa administrasi dan penghubung dengan masyarakat lokal. Puncak penting dalam sejarah bahasa Indonesia terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928, saat para pemuda Indonesia mengikrarkan Sumpah Pemuda, yang menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Setelah proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, bahasa Indonesia resmi diakui sebagai bahasa negara dan nasional sesuai dengan Pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945.
2. Kapan Bahasa Indonesia Pertama Kali Diperkenalkan?
Bahasa Indonesia pertama kali diperkenalkan secara resmi sebagai bahasa persatuan pada Sumpah Pemuda, tanggal 28 Oktober 1928. Dalam ikrar tersebut, disebutkan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu yang akan menghilangkan sekat-sekat kedaerahan. Namun, sebelum itu, bahasa Melayu sebagai cikal bakal bahasa Indonesia sudah digunakan luas di Nusantara selama berabad-abad, baik dalam perdagangan maupun dalam penyebaran agama dan budaya.
3. Penyebab Bahasa Melayu Rendah/Pasar Diadopsi menjadi Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu, yang dikenal sederhana dan mudah dipahami, dipilih sebagai dasar bahasa Indonesia karena beberapa alasan:
A. Sederhana dan Mudah Dipelajari
Tata bahasa Melayu tidak serumit beberapa bahasa daerah lain seperti bahasa Jawa atau Sunda. Bahasa ini tidak memiliki sistem tingkatan sosial (seperti krama dan ngoko dalam bahasa Jawa), sehingga lebih mudah diterima oleh berbagai kalangan.
b. Lingua Franca Nusantara
Bahasa Melayu telah lama digunakan sebagai lingua franca atau bahasa penghubung di kawasan Nusantara, terutama di sektor perdagangan. Hal ini membuatnya sudah dikenal luas oleh masyarakat lintas etnis.
C. Netral Secara Budaya dan Politik
Bahasa Melayu tidak identik dengan salah satu suku mayoritas di Indonesia, seperti suku Jawa, sehingga dianggap lebih netral dan tidak menimbulkan perasaan dominasi budaya tertentu.
D. Penerimaan dan Penggunaan yang Luas
Pengaruh bahasa Melayu sudah terlihat sejak zaman kerajaan hingga masa kolonial, di mana pemerintah kolonial Belanda menggunakan bahasa ini dalam administrasi dan pendidikan dasar.
4. Contoh Perbedaan antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu
Meskipun Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu memiliki akar yang sama, perkembangan di dua negara menyebabkan berbedanya perbedaan pemahaman, pengucapan, dan struktur bahasa.
Sebagai contoh, dalam Bahasa Indonesia kita mengatakan:
• “Kamu sedang apa?”
Dalam Bahasa Melayu (Malaysia), kalimat tersebut menjadi:
• “Awak tengah buat apa?”
Istilah lain yang berbeda adalah:
• “Apotek” (Indonesia) disebut “Farmasi” (Malaysia).
• “Kaca mata” (Indonesia) disebut “Cermin mata” (Malaysia).
• “Kereta” di Indonesia berarti kendaraan rel seperti kereta api, sedangkan di Malaysia, “kereta” berarti mobil.
Perbedaan ini muncul karena pengaruh budaya, kebijakan bahasa, dan lingkungan sosial yang berbeda di kedua negara. Bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh Belanda dan Inggris, sementara Bahasa Melayu di Malaysia lebih banyak dipengaruhi oleh Inggris.
Pembahasan
Bahasa Indonesia telah berkembang dari akar bahasa Melayu menjadi bahasa nasional yang mempersatukan bangsa Indonesia. Pemilihan bahasa Melayu sebagai dasar bahasa Indonesia merupakan langkah strategi yang dipengaruhi oleh faktor efisiensi, netralitas, dan kegunaan yang luas. Meskipun memiliki akar yang sama, perbedaan pemahaman dan struktur bahasa antara bahasa Indonesia dan Melayu di Malaysia menunjukkan bagaimana bahasa dipengaruhi oleh konteks budaya dan sejarah masing-masing negara.
Peran bahasa Indonesia tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga simbol identitas nasional yang terus berkembang mengikuti dinamika sosial dan budaya masyarakat Indonesia. Dengan memahami sejarah dan karakteristiknya, kita dapat menghargai pentingnya bahasa ini sebagai warisan dan alat pemersatu bangsa.
Kesimpulan
Bahasa Indonesia memiliki sejarah panjang yang dihapus dari bahasa Melayu, yang telah lama digunakan sebagai lingua franca di Nusantara. Penetapannya sebagai bahasa persatuan melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 menunjukkan pentingnya peran bahasa ini dalam mempersatukan keberagaman etnis dan budaya Indonesia. Pemilihan bahasa Melayu sebagai dasar bahasa Indonesia didasarkan pada kemudahannya, netralitasnya, serta kegunaannya yang sudah meluas sebelum kemerdekaan.
Meskipun memiliki akar yang sama dengan bahasa Melayu di Malaysia, bahasa Indonesia berkembang secara unik karena pengaruh budaya, sejarah kolonial, dan kebijakan nasional. Perbedaan pemahaman dan struktur bahasa di antara keduanya mencerminkan perjalanan sejarah dan dinamika sosial masing-masing negara.
Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga simbol persatuan, identitas, dan kebanggaan bangsa. Dengan memahami sejarah dan perkembangannya, kita dapat lebih menghargai peran bahasa Indonesia dalam membangun dan memperkuat integrasi nasional di tengah keberagaman masyarakat.
Daftar Pustaka
1. Alwi, H., Dardjowidjojo, S., Lapoliwa, H., & Moeliono, AM (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Mahsun. (2014). Bahasa Indonesia dalam Perspektif Linguistik Historis Komparatif. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
4. Moeliono, AM (1988). Kebijakan Bahasa di Indonesia. Jakarta: Gramedia.
5.Sudaryanto. (1995). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
6. Sneddon, JN (2003). Bahasa Indonesia: Sejarah dan Perannya dalam Masyarakat Modern. Sydney: University of New South Wales Press.
7. Pusat Bahasa. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
8. Kridalaksana, H. (2008). Bahasa Indonesia: Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
9. Umar, AH (1989). Perbandingan Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
10. Rahman, ZA (2015). “Bahasa Melayu dan Perkembangannya Sebagai Bahasa Nusantara.” Jurnal Linguistik Indonesia, 33(2), 115-128.
*) Dibuat oleh Teguh Adji Mulyadi untuk memenuhi tugas kuliah

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Paragraf: Pengertian, Syarat, Sifat, dan Jenis-Jenisnya dalam Penulisan Efektif
Senin, 20 Januari 2025 11:26 WIB
Pentingnya Surat-Menyurat dalam Komunikasi Formal: Fungsi, Struktur, dan Jenis Surat Resmi
Jumat, 10 Januari 2025 10:11 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler