Kuntoro Boga Andri. Alumnus IPB 1998, gelar Magister (2004) dan Doktor (2007) dari Saga dan Kagoshima University, Jepang. Peneliti Utama LIPI (2017) dan pernah sebagai Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (2016-2018), Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (2018), sebelumnya Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan (2018-2024), dan Kepala Pusat BSIP Perkebunan (2024-2025). Sejak 25 Maret 2025 menjabat Kepala Pusat BRMP Perkebunan, Kementan.
Mendukung Swasembada Pangan dan Energi Melalui Modernisasi Pertanian
Jumat, 24 Januari 2025 11:22 WIB
Fokus pengembangan pertanian modern mencakup sistem produksi yang efisien, pemanfaatan biomassa, dan pengembangan sumber daya manusia untuk menciptakan sektor pertanian yang produktif, mandiri, dan berdaya saing.
***
Modernisasi pertanian adalah kunci untuk mencapai ketahanan pangan dan energi di tengah tantangan global. Dalam Strategi Induk Pembangunan Pertanian 2015-2045, Kementerian Pertanian, pertanian modern diharapkan berbasis ilmu pengetahuan maju dan padat modal. Pendekatan ini membutuhkan integrasi bioekonomi, inovasi teknologi, dan pendampingan lapang. Fokus pengembangan pertanian modern mencakup sistem produksi yang efisien, pemanfaatan biomassa, dan pengembangan sumber daya manusia untuk menciptakan sektor pertanian yang produktif, mandiri, dan berdaya saing.
Dalam skema tersebut, pertanian tidak hanya berhenti pada pengolahan primer, tetapi berlanjut hingga tahap sekunder dan tersier untuk menghasilkan nilai tambah yang maksimal. Selain itu, biomassa dapat diubah menjadi energi untuk mencapai kemandirian energi. Namun, prioritas tetap diberikan pada produksi pangan, terutama ketika terjadi konflik antara kebutuhan pangan, pakan, energi, dan bioproduk lainnya. Untuk mewujudkan nilai tambah dari pertanian modern, diperlukan strategi berbasis kajian lokal yang melibatkan diskusi para ahli, penetapan kebijakan yang tepat, dan monitoring implementasi di lapangan.
Presiden Prabowo Subianto telah menegaskan komitmennya terhadap pembangunan dan modernisasi pertanian dalam berbagai kesempatan. Dalam pidato perdananya di Sidang Paripurna MPR RI pada 20 Oktober 2024, menegaskan komitmennya untuk mencapai swasembada pangan dan energi sebagai prioritas nasional di tengah ketidakpastian global. Dalam kunjungan kerjanya ke lokasi Food Estate di Merauke, Papua Selatan, pada 3 November 2024, Presiden optimis bahwa dengan pemanfaatan teknologi pertanian modern dan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, Indonesia dapat menjadi lumbung pangan dunia. Dalam kesempatan tersebut, beliau menekankan bahwa modernisasi pertanian bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga pemberdayaan petani dan peningkatan nilai tambah, guna memastikan sektor ini menjadi lebih produktif, efisien, dan berdaya saing.
Perekonomian Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan tren positif, dengan sektor pertanian berkontribusi sebesar 13% terhadap PDB, didukung oleh peningkatan pada subsektor tanaman pangan dan hortikultura. Produk agribisnis seperti minyak kelapa sawit, kopi, dan beras organik semakin diminati di pasar internasional, tercermin dari nilai ekspor produk pertanian yang mencapai USD 10 miliar (Rp150 triliun) pada paruh pertama 2024 dan total Rp552,4 triliun hingga Agustus 2024. Transformasi digital di sektor pertanian juga membawa hasil nyata, dengan 46,84% petani menggunakan teknologi modern seperti drone dan kecerdasan buatan. Selain itu, kapasitas produksi bioenergi nasional meningkat 25% dibandingkan tahun 2023, mencerminkan kemajuan dalam program konversi biomassa menjadi energi.
Urban farming menjadi trend pertanian di daerah perkotaan
Prinsip Pertanian Modern
Prinsip dasar pertanian modern menitikberatkan pada efisiensi sumber daya, terutama biomassa, dengan pendekatan yang berorientasi pada keberlanjutan. Salah satu langkah kunci adalah pengurangan limbah biomassa yang selama ini terbuang sia-sia. Sebagai contoh, limbah seperti jerami, sekam padi, dan tongkol jagung kini semakin banyak dimanfaatkan kembali sebagai pakan ternak, pupuk organik, atau bahan baku bioenergi. Data dari Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa pada tahun 2023, sekitar 30% limbah pertanian di Jawa Tengah telah diolah kembali, menghasilkan penghematan hingga Rp2 triliun dalam biaya input pertanian.
Selain itu, transformasi biomassa menjadi energi terbarukan telah menjadi fokus utama dalam modernisasi pertanian. Program konversi biomassa menjadi biogas dan bioetanol di Sumatera Barat dan Kalimantan Selatan menunjukkan hasil yang menjanjikan. Di wilayah ini, limbah sawit dan tebu diubah menjadi energi listrik yang mendukung operasional pabrik pengolahan, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil hingga 40%. Dengan pendekatan ini, pertanian tidak hanya berkontribusi pada ketahanan pangan tetapi juga pada kemandirian energi yang menjadi agenda nasional dalam menghadapi krisis energi global.
Pentingnya produksi pangan sebagai prioritas utama dalam skema pertanian modern tidak dapat diabaikan. Ketika terjadi konflik antara kebutuhan pangan, pakan, energi, dan bioproduk lainnya, prioritas diberikan pada ketersediaan pangan nasional. Salah satu contoh sukses adalah kawasan bisnis berbasis padi di Jawa Timur. Di sini, seluruh rantai nilai pertanian, mulai dari panen, perontokan, pengeringan, hingga pengemasan beras, dikelola secara efisien. Kebijakan pendukung seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan asuransi pertanian memainkan peran penting dalam mengurangi risiko petani akibat gagal panen, sekaligus memberikan akses modal yang terjangkau untuk meningkatkan produktivitas mereka.
Konsep integrasi rantai nilai pertanian ini juga telah menciptakan nilai tambah hingga tahap sekunder dan tersier. Misalnya, selain memproduksi beras, kawasan bisnis padi di Jawa Barat juga memanfaatkan sekam padi sebagai bahan bakar untuk pengeringan, menghasilkan produk seperti briket biomassa yang diekspor ke negara tetangga. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan pendapatan petani tetapi juga membuka peluang kerja baru di sektor hilir.
Dengan pendekatan modern ini, pertanian tidak lagi hanya berfokus pada peningkatan hasil panen tetapi juga pada diversifikasi produk berbasis biomassa. Hal ini menjadikan pertanian sebagai pilar utama ekonomi Indonesia, yang mampu menopang pertumbuhan nasional sekaligus memperkuat posisi negara di kancah ekonomi dunia. Dalam era globalisasi dan krisis iklim, pertanian modern berbasis biomassa adalah langkah strategis menuju ketahanan pangan, kemandirian energi, dan keberlanjutan lingkungan.
Menanam Tanaman Hidroponik
Penerapan Pertanian Modern
Untuk mewujudkan nilai tambah dari pertanian modern, diperlukan strategi berbasis kajian lokal yang holistik. Strategi ini mencakup diskusi lintas disiplin, kebijakan yang disesuaikan dengan karakteristik daerah, serta monitoring implementasi secara langsung. Pendekatan ini bertujuan mengoptimalkan potensi lokal, memperbaiki rantai nilai, dan memastikan keberlanjutan produksi pertanian untuk mendukung kebutuhan domestik maupun global.
Salah satu contoh keberhasilan dari strategi ini adalah pengembangan kawasan bisnis berbasis padi di berbagai daerah di Indonesia. Kawasan tersebut tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga mencakup rantai nilai seperti pengolahan, pengemasan, dan distribusi. Dukungan pemerintah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), asuransi pertanian, serta program digitalisasi membantu petani meningkatkan efisiensi sekaligus memitigasi risiko, seperti kerugian akibat perubahan iklim.
Modernisasi pertanian juga semakin diperkuat dengan adopsi teknologi canggih, termasuk Internet of Things (IoT), drone, dan big data. Kebijakan seperti program smart farming dan pelatihan teknologi bagi petani telah meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor ini. Selain itu, platform digital mempermudah akses pasar, menciptakan peluang ekonomi baru, dan memperluas jangkauan produk agribisnis Indonesia di tingkat internasional.
Dengan memanfaatkan potensi agraris yang melimpah dan kebijakan progresif, Indonesia memiliki peluang besar untuk mewujudkan visi sebagai "Indonesia to Feed the World." Kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan komunitas petani sangat penting untuk memastikan bahwa sektor pertanian tidak hanya menjadi tulang punggung ekonomi nasional tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan global.

Praktisi
25 Pengikut

Menjemput Kejayaan Baru Rempah
Kamis, 3 Juli 2025 10:41 WIB
Menjaga Tanah, Menjaga Masa Depan
Selasa, 24 Juni 2025 13:51 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler