Penyajian Kaidah Budaya dalam Novel Kehilangan Mestika

Minggu, 25 Mei 2025 12:28 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Membedah Unsur Intrinsik Kehilangan Mestika dalam Kaca Mata Nurgiantoro
Iklan

Menelaah tipe dan gaya bahasa sebagai sarana penyajian kaidah budaya dalam novel sastra Kehilangan Mestika karya Hamiidah

***

Novel Kehilangan Mestika karya Hamidah tidak hanya menawarkan cerita yang sarat dengan konflik dan emosi, tetapi juga memanfaatkan bahasa dan gaya penulisan sebagai alat penting untuk menyampaikan nilai-nilai budaya. Dengan bahasa yang khas serta gaya bercerita yang unik, Hamidah membawa pembaca untuk lebih memahami tradisi dan budaya masyarakat di latar cerita.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hamidah menggunakan ragam bahasa yang kaya dengan kosakata daerah dan ungkapan tradisional yang memperkuat suasana budaya dalam novel. Pilihan kata-kata tersebut tidak hanya memperkaya isi novel, tetapi juga membantu pembaca memahami norma sosial, pola pikir, serta nilai budaya masyarakat yang tergambar. Bahasa ini merefleksikan adat dan kebiasaan yang hidup dalam komunitas tokoh cerita.

Percakapan antar tokoh yang dipenuhi dengan pepatah dan ungkapan lokal menambah kedalaman budaya dan menyampaikan pesan moral secara tersirat, mengajak pembaca merenungkan makna yang terkandung.

Hamidah menggunakan gaya narasi yang kaya deskripsi sehingga gambaran tentang lingkungan, ritual, dan kegiatan sehari-hari tokoh menjadi sangat nyata dan hidup. Narasi yang menggugah panca indera ini menjadikan budaya lokal lebih dari sekadar latar, melainkan bagian utama dari pembentukan karakter dan identitas tokoh.

Dengan gaya penceritaan yang mengalir dan bernuansa puitis, novel ini menonjolkan nilai-nilai seperti rasa hormat, kebersamaan, dan solidaritas secara emosional. Hal ini memungkinkan pembaca tidak hanya memahami budaya secara logis, tapi juga merasakan dampaknya secara emosional.

Melalui bahasa dan gaya penulisan yang khas, Kehilangan Mestika lebih dari sekadar karya sastra; ia menjadi media penting untuk melestarikan dan menyebarkan nilai-nilai budaya lokal. Hamidah berhasil memperkenalkan dan menghidupkan tradisi dalam novel ini secara menarik dan bermakna, sehingga mendorong pembaca untuk lebih menghargai dan memahami warisan budaya di sekitar mereka.

 

Daftar Pustaka

  1. (1998). Kehilangan mestika. Indonesia: Balai Pustaka.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler