Edible Coating, Pelapis Alami untuk Makanan

Senin, 30 Juni 2025 23:07 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Edible coating
Iklan

Edible coating adalah lapisan tipis yang dapat dimakan dan digunakan untuk melapisi makanan.

Dalam dunia yang semakin sadar akan keberlanjutan dan pengurangan limbah, teknologi edible coating (pelapis yang dapat dimakan) muncul sebagai solusi inovatif dalam industri pangan. Teknologi ini menggabungkan prinsip kimia, bioteknologi, dan rekayasa.

 Apa Itu Edible Coating?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Edible coating adalah lapisan tipis yang dapat dimakan dan diaplikasikan pada permukaan makanan untuk memperpanjang umur simpan, menjaga kualitas, dan bahkan meningkatkan nilai nutrisi suatu produk. Lapisan ini biasanya terbuat dari bahan-bahan alami seperti polisakarida (contoh: pati, kitosan), protein (gelatin, kasein), atau lipid (lilin, asam lemak)

Bagaimana Cara Kerjanya?

Pelapis ini bekerja sebagai barrier (penghalang) terhadap:

  • Uap air → Mengurangi kehilangan air dan menjaga kelembapan.
  • Oksigen → Memperlambat oksidasi yang menyebabkan perubahan warna dan kerusakan gizi.
  • Mikroorganisme → Menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur.

Selain itu, edible coating dapat diperkaya dengan zat aktif seperti antioksidan, antimikroba, atau vitamin untuk meningkatkan fungsi pelindungnya.

Adapun teknik ini telah banyak diterapkan pada berbagai produk pangan, seperti: buah – buahan, sayuran, produk daging, ikan, permen dan semacamnya yang bertujuan untuk memperpanjang masa simpan dan pembusukan.

Penggunaan edible coating sesuai dengan prinsip green chemistry dan konsep zero waste. Teknologi ini mampu mengurangi ketergantungan terhadap plastik dan kemasan sintetis, sehingga berkontribusi dalam menekan limbah non-biodegradable.

Selain itu, edible coating juga efektif dalam memperpanjang umur simpan produk pangan, yang pada akhirnya membantu mengurangi pemborosan makanan (food waste). Menariknya, bahan-bahan pelapis ini umumnya berasal dari sumber alami dan dapat pula memanfaatkan limbah pertanian, seperti pati dari singkong atau kitosan yang diekstrak dari limbah kulit udang, sehingga menambah nilai guna pada bahan yang sebelumnya tidak termanfaatkan.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Usi Susila

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler