Latih Daya Kritis Anda dengan Menulis Resensi

Senin, 7 Juli 2025 14:27 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Kegelisahan Setelah Membaca Student Hidjo Karya Mas Marco Kartodikromo
Iklan

***

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menurut Semi (2007:14) menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan.

Thahar (2008:12) berpendapat bahwa kegiatan menulis untuk khalayak merupakan salah satu jalan untuk mengaktualisasikan diri, sekaligus untuk peningkatan status. Cahyaningrum, dkk (2018) mengatakan bahwa keterampilan menulis sangat penting diajarkan di berbagai jenjang pendidikan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada dunia pendidikan keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang ditekankan pembinaannya dan pengembangannya, disamping membaca dan berhitung. 

Resensi merupakan hasil penilaian atau timbangan terhadap kelebihan dan kelemahan suatu buku. Selain itu, resensi didefenisikan sebagai suatu tulisan atau ulasan mengenai hasil karya atau buku, baik berupa fisik dan nonfisik. Dasar pemikiran yang menyatakan konsep resensi ini senada dengan yang diungkapkan Alek dan Achmad (2010:132) resensi adalah.

Resensi sering juga diistilahkan dengan timbang buku, tinjauan buku, bedah buku, dan sebagainya (Dalman, 2014:125). Sebagaimana dikatakan Montazeran (2012) tinjauan buku adalah semacam evaluasi dari sudut pandang kritis dimana peresensi memikirkan secara mendalam dan rinci bagin-bagian dari buku yang diresensi tersebut sehingga dapat menilai baik dan buruknya sebuah buku.

Senada dengan pendapat di atas Fardengki, dkk (2012) mengatakan bahwa resensi merupakan hasil penilaian atau timbangan terhadap kelebihan dan kelemahan suatu buku. Sehingga dapat diartikan bahwa resensi
adalah kegiatan yang membahas, mengulas dan menilai sebuah karya tulis tentang baik dan buruk kualitas sebuah karya tulis tersebut.


Tujuan Resensi

Setiap karya yang diciptakan selalu memiliki tujuannya masing-masing, begitupun dengan karya tulis resensi. Sebelum menulis resensi, hendaknya peresensi memahami terlebih dahulu tujuan resensi. Secara umum tujuan meresensi sebuah buku yaitu untuk menginformasikan isi buku tentang yang ditulis dan dibahas, kepada masyarakat luas dan
para pembaca pada khususnya. Jauhari (2010:30) mengatakan bahwa resensi bertujuan menyampaikan kepada pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya sastra patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Sebagaimana Heyd (2017) mengatakan bahwa seorang peresensi buku akan memberi tahu pembaca tentang buku itu, apa kelebihan dan
kelemahannya, apakah peresensi merekomendasikannya atau tidak, dan bagi siapa buku itu berguna. Pada intinya penulis resensi akan member tahukan isi dari garis besar buku yang ia resensi. 

Bahasa Resensi

Bahasa yang mudah dipahami dan cara penyampaian yang komukatif merupakan pertimbangan yang perlu disampaikan kepeda pembaca resensi. Pemilihan karakter bahasa berkaitan erat dengan masalah penyajian tulisan resensi. Misalnya, kalimat runtun, ejaannya benar dan tidak berpanjang lebar atau bertele-tele (Wahyudi, 2013:13-14). Seoranng penulisan resensi juga harus pandai memilah dan memilih kalimat yang efektif untuk tulisannya. Yahya , dkk (2018) mengemukakan bahwa cirri dari kalimat efektif yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan dan kelogisan bahasa.

Menulis dan membaca adalah kegiatan berbahasa tulis. Pesan yang disampaikan penulis diterima oleh pembaca dihubungkan melalui lambang bahasa yang dituliskan. Membaca dan menulis merupakan suatu kegiatan yang menjadikan penulis sebagai pembaca dan pembaca sebagai penulis. Seseorang akan mampu menulis setelah membaca karya orang lain, ketika seseorang membaca karangan orang lain ia akan berperan juga seperti penulis, ia akan menemukan topik dan tujuan,
gagasan, serta mengorganisasikan bacaan dari karangan yang dibaca. 

membaca merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat aktif resetif. Aktivitas yang dilakukan pembaca dalam kegiatan membaca merupakan interaksi antara pembaca dan penulis, pembaca menerima pesan dan penulis yang membuat pesan, yang bersifat tidak langsung. Seseorang yang mampu membaca bukan karena kebetulan saja, akan tetapi karena seseorang tersebut belajar dan berlatih membaca teks yang terdiri atas kumpulan huruf-huruf yang bermakna. 

 

Daftar Pustaka 

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi: Sebuah Pengantar Keterampilan Berbahasa.Ende Flores: Nusa Indah.

Nurudin. 2009. Kiat Meresensi Buku di Media Cetak. Jakarta: Murai Kencana.
Oka, Gusti Ngurah. 1983. Pengantar Membaca dan Pengajarannya. Surabaya: Usaha Nasional.

Rahim, Farida. 2005. Pengajaran Keterampilan Membaca di Sekolah Dasar.Jakarta: Bumi Aksara.

Semi, M. Atar. 2009. Menulis Efektif. Padang: UNP Press.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis: sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa Raya.

 Adeninawaty, D. (2018). Penerapan model Pembelajaran Discovery Learninng strategi Tink talk Write Dalam Meningkatkan Motivasi & Hasil Belajar Menulis Teks Ulasan Kelas VIII SMP. 

Cahyaningrum, Fitria, Andayani, Kundharu Saddhono. (2018). Peningkatan Keterampilan Menulis Argumentasi Melalui Model Think Pair Share Dan Media Audiovisual Pada Siswa Kelas X-10 SMA Negeri Kebakkramat. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 3 (1). 45. http://dx.doi.org/ 10.24832/jpnk.v3i1.605

Bungin, Burhan. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Palembang: Kencana.

Chaer, Abdul., dan Agustina, L. 2010. Sosiolinguistik. Palembang: PT Rineka Cipta.

Gafur, Abdul. 2007. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Palembang: Kencana.

Gustini, Neng. 2016. Budaya Literasi. Yogyakarta: Deepublish. Hamalik, Oemar. 1993. Evaluasi Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hardiningtyas, Tri. 2016. Budaya Baca di Sekolah: Sebuah Harapan. Yogyakarta: Lembaga Ladang Kata.

Bagikan Artikel Ini
img-content

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler