Agronomis yang suka menulis.
Dari Teheran ke Tel Aviv, Konflik yang Membentuk Harga Minyak Dunia
Minggu, 13 Juli 2025 12:05 WIB
Konflik Iran-Israel, Apa dampaknya bagi harga minyak dunia?
Konflik di Timur Tengah, khususnya antara Iran dan Israel, telah menjadi salah satu faktor penentu dalam dinamika harga minyak dunia. Ketegangan ini tidak hanya memengaruhi stabilitas regional tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi global.
Dalam tulisan ini, kita akan membahas bagaimana konflik ini membentuk harga minyak dunia melalui beberapa aspek, termasuk sejarah konflik, dampak geopolitik, peran OPEC, dan bagaimana reaksi pasar terhadap berita dan peristiwa yang terjadi di wilayah tersebut.
Sejarah Konflik Iran-Israel
Konflik antara Iran dan Israel telah berlangsung selama beberapa dekade. Sejak Revolusi Iran pada tahun 1979, hubungan antara kedua negara semakin memburuk. Iran, yang dipimpin oleh rezim Syiah, melihat Israel sebagai musuh utama, sementara Israel menganggap Iran sebagai ancaman eksistensial. Data dari Baderi (2025) menunjukkan bahwa ketegangan ini semakin meningkat dengan adanya program nuklir Iran yang dianggap sebagai ancaman oleh Israel.
Contoh nyata dari dampak konflik ini dapat dilihat pada serangan-serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap fasilitas nuklir Iran. Serangan ini tidak hanya meningkatkan ketegangan militer tetapi juga menyebabkan lonjakan harga minyak. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh konflik ini membuat investor khawatir, yang pada gilirannya memengaruhi harga minyak global (Fleck, 2025).
Dampak Geopolitik terhadap Harga Minyak
Ketegangan geopolitik di Timur Tengah sering kali berimbas langsung pada harga minyak dunia. Menurut Dirjen Migas ESDM (2025), harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada Juni 2025 meroket hingga USD 69,33 per barel akibat ketegangan yang meningkat antara Iran dan Israel. Lonjakan harga ini menunjukkan bagaimana konflik dapat menyebabkan reaksi berantai di pasar minyak.
Dampak ini tidak hanya dirasakan oleh negara-negara penghasil minyak, tetapi juga oleh negara-negara konsumen. Kenaikan harga minyak dapat menyebabkan inflasi dan memengaruhi pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia. Sebagai contoh, negara-negara yang bergantung pada impor minyak akan mengalami peningkatan biaya, yang dapat mengakibatkan resesi ekonomi jika harga tetap tinggi dalam jangka waktu yang lama (Putra & Sedayu, 2025).
Peran OPEC dalam Stabilitas Harga Minyak
OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) memainkan peran penting dalam mengatur pasokan minyak dan menjaga stabilitas harga. Ketika konflik antara Iran dan Israel meningkat, OPEC sering kali harus menyesuaikan kebijakan produksinya untuk menanggapi lonjakan harga. Menurut data dari Statista (2025), harga minyak mentah Brent meroket pada saat ketegangan meningkat, menunjukkan bahwa OPEC harus beradaptasi dengan realitas pasar yang berubah.
Namun, keputusan OPEC tidak selalu dapat mengatasi dampak dari konflik. Dalam beberapa kasus, keputusan untuk meningkatkan produksi justru dapat menyebabkan penurunan harga yang tajam ketika pasar sudah terlanjur tertekan oleh ketidakpastian. Ini menunjukkan bahwa meskipun OPEC memiliki kekuatan dalam mengatur harga, mereka tidak selalu dapat mengendalikan semua faktor eksternal yang memengaruhi pasar minyak (ICDX, 2025).
Reaksi Pasar terhadap Berita Konflik
Pasar minyak sangat sensitif terhadap berita dan perkembangan terkait konflik. Ketika berita tentang serangan atau ancaman baru muncul, harga minyak cenderung merespons dengan cepat. Fleck (2025) mencatat bahwa pasar minyak telah bersiap-siap menghadapi langkah Iran selanjutnya, yang menunjukkan betapa pentingnya persepsi pasar terhadap berita geopolitik.
Contoh lain adalah ketika gencatan senjata diumumkan, harga minyak sering kali mengalami penurunan. Ramadhani dan Arjanto (2025) melaporkan bahwa setelah gencatan senjata antara Iran dan Israel, harga minyak mentah mengalami penurunan signifikan. Ini menunjukkan bahwa pasar dapat bereaksi dengan cepat terhadap berita positif, meskipun ketegangan masih ada.
Ketergantungan Global Terhadap Minyak Timur Tengah
Timur Tengah adalah salah satu penghasil minyak terbesar di dunia, dan ketergantungan global terhadap minyak dari wilayah ini menjadikannya sangat rentan terhadap konflik. Negara-negara seperti Arab Saudi, Irak, dan Iran memiliki cadangan minyak yang melimpah, dan setiap gangguan di wilayah ini dapat memengaruhi pasokan global. Menurut data dari Statista (2025), hampir 30% dari total pasokan minyak dunia berasal dari negara-negara OPEC, yang sebagian besar terletak di Timur Tengah.
Ketergantungan ini menciptakan situasi di mana konflik di satu negara dapat memiliki dampak luas di seluruh dunia. Misalnya, ketegangan antara Iran dan Israel dapat memicu kekhawatiran tentang keamanan pasokan minyak, yang pada gilirannya dapat menyebabkan lonjakan harga di pasar global. Ini menunjukkan bahwa stabilitas di Timur Tengah sangat penting untuk menjaga kestabilan ekonomi global (Dirjen Migas ESDM, 2025).
Dampak Jangka Panjang dari Konflik
Dampak jangka panjang dari konflik antara Iran dan Israel terhadap harga minyak dapat terlihat dalam pola harga yang fluktuatif. Ketidakpastian yang terus-menerus dapat membuat investor enggan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek energi jangka panjang, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kekurangan pasokan di masa depan. Baderi (2025) mencatat bahwa jika konflik tidak segera diselesaikan, dampak negatif ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun.
Selain itu, konflik yang berkepanjangan dapat mendorong negara-negara untuk mencari sumber energi alternatif, yang dapat mengubah lanskap energi global. Negara-negara seperti Amerika Serikat dan China semakin berinvestasi dalam energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak Timur Tengah. Hal ini dapat menyebabkan perubahan struktural dalam pasar energi global dan memengaruhi harga minyak dalam jangka panjang (Putra & Sedayu, 2025).
Kesimpulan
Konflik antara Iran dan Israel memiliki dampak yang signifikan terhadap harga minyak dunia. Dari sejarah konflik yang panjang hingga dampak langsungnya terhadap pasar, jelas bahwa ketegangan geopolitik di Timur Tengah dapat memengaruhi ekonomi global secara luas. Meskipun OPEC berusaha untuk menjaga stabilitas harga, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh konflik ini tetap menjadi tantangan besar bagi pasar minyak.
Referensi
Baderi, F. (2025, July 11). Perang Iran-Israel dan Risiko APBN 2025 | Neraca.co.id. https://www.neraca.co.id/article/221629/perang-iran-israel-dan-risiko-apbn-2025
Dirjen Migas ESDM. (2025, July 10). Imbas Ketegangan Geopolitik Timur Tengah, ICP Juni Meroket ke Level USD69,33/Barel. https://www.migas.esdm.go.id/post/Imbas-Ketegangan-Geopolitik-Timur-Tengah-ICP-Juni-Meroket-ke-Level-USD69-33-Barel
Fleck, A. (2025, June 23). Oil markets brace ahead of Iran’s next move. Statista Daily Data. https://www.statista.com/chart/34661/evolution-of-the-average-price-per-barrel-of-crude-oil/
(2025, June 20). Perang Israel - Iran makin sengit, harga minyak ikut membara. https://www.icdx.co.id/news-detail/publication/perang-israel-iran-makin-sengit-harga-minyak-ikut-membara
Putra, N., & Sedayu, A. (2025, June 23). Arcandra Tahar: Perang Israel-Iran Guncang Harga Minyak dunia. Tempo. https://www.tempo.co/ekonomi/arcandra-tahar-perang-israel-iran-guncang-harga-minyak-dunia-1785208
Ramadhani, Z., & Arjanto, D. (2025, June 29). Gencatan Senjata Iran Israel Berlaku. Efeknya ke Pergerakan Harga Minyak Mentah? Tempo. https://www.tempo.co/ekonomi/gencatan-senjata-iran-israel-berlaku-efeknya-ke-pergerakan-harga-minyak-mentah--1845253
Statista. (2025, July 8). Weekly oil prices in Brent, OPEC basket, and WTI futures 2020-2025. https://www.statista.com/statistics/326017/weekly-crude-oil-prices/

Penulis Indonesiana
4 Pengikut

Candu Judi Online Berbuah Sengasara Sampai Masa Depan
Rabu, 30 Juli 2025 08:02 WIB
Gadget Kian Merakyat, tapi Kesenjangan Digital Tetap Signifikan
Senin, 28 Juli 2025 21:00 WIBArtikel Terpopuler