Menemukan Kisah Tersembunyi di Situs Tirto, Kulon Progo

Selasa, 19 Agustus 2025 14:14 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
situs Tirto
Iklan

Kisah Situs Tirto di Kokap, Kulon Progo, peninggalan purbakala Hindu kuno, Tradisi Nyadran atau Ngrapyak Kentheng, dan wasiat Ki Gono Tirto.

Kalau bukan karena KKN, mungkin kami tidak akan pernah mengetahui bahwa ternyata di Kelurahan Hargotirto, Kapanewon Kokap, Kulon Progo, tepatnya di pedukuhan Tirto, ada sebuah tempat yang menyimpan jejak kisah luar biasa, tentang masa lalu. Namanya Situs Tirto. Dari luar, tempat ini terlihat sangat sederhana, sunyi, bahkan sepi. Tapi begitu mulai mendengarkan cerita-cerita dari para warga, kami menyadari, bahwa tempat ini seperti lembaran buku tua yang belum banyak orang baca.

bebatuan peninggalan purbakala di situs Tirto

Ada peninggalan purbakala di sini, seperti lingga, arca, batu lumpang, antan, peripih, dan jejak-jejak Hindu kuno lainnya, ada juga arca Ganesha yang belum sempurna pembuatannya. Berdasarkan adanya bebatuan purbakala ini membuktikan bahwa dahulu situs Tirto ini adalah tempat penting. Dan yang membuatnya benar-benar istimewa bukan hanya keberadaan batu-batu kunonya, melainkan di situs Tirto juga ada tradisi yang masih hidup di tengah masyarakat, yang terkenal dengan istilah  Nyadran.

Dari hasil obrolan kami dengan empat narasumber, yaitu Pak Wasito, Bu Rani, Mas Fajar, dan ayahnya mas Fajar, kami kemudian mengetahui bahwa sebenarnya nama asli tradisi ini bukanlah Nyadran, melainkan Ngrapyak Kentheng, yang artinya memasang pagar menggunakan bambu di sekeliling Kentheng (istilah nama bangunan yang menyimpan bebatuan purbakala tersebut). Bedanya, nama itu sekarang sudah sangat jarang terdengar, dan masyarakat lebih sering memakai sebutan Nyadran, meskipun setelah kami menelisik lebih lanjut, budaya Nyadran di pedukuhan Tirto ini berbeda dengan daerah lainnya, yaitu tidak dilaksanakan di bulan Sya’ban, dan prosesinyapun berbeda dibanding daerah biasanya yang memiliki prosesi pembersihan dan ziarah makam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kisah situs Tirto ini sangat panjang, tapi intinya begini: dahulu, pedukuhan Tirto pernah dilanda wabah. Para warga banyak yang tiba-tiba sakit lalu tidak lama kemudian meninggal. Di tengah situasi itu, datanglah sosok Ki Gono Tirto di pedukuhan Tirto. Bagi warga Tirto, Ki Gono Tirto bukanlah nama asing. Dalam cerita-cerita lisan yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, beliau dikenal sebagai tokoh spiritual yang memiliki pengetahuan mendalam tentang alam dan kebatinan.

Dalam keadaan genting tersebut, beliau mengajukan perlawanan terhadap pihak yang menyerang Tirto, dan berhasil memenangkan pertarungan. Namun kemenangan tersebut berujung kemenangan bersyarat, pihak lawan yang menguasai wilayah Tirto, yang berasal dari golongan jin meminta untuk setiap dua tahun sekali, di bulan besar pada penanggalan kalender Jawa, harus diadakan ritual memotong wedhus kendit, yaitu kambing dengan garis putih di perutnya sebagai tumbal atau semacam “bayar pajak” kepada kekuatan yang menjaga wilayah ini.

Selanjutnya ritual ini menjadi wasiat Ki Gono Tirto sebelum beliau melanjutkan perjalanan spiritualnya. Hingga sekarang, tradisi ini masih dijalankan. Satu ekor kambing kendit menjadi inti ritual, namun selain itu, jika ada warga yang bernazar di situs Tirto ini, mereka juga diharuskan ikut menyumbang kambing, berupa kambing biasa. Pernah, pada satu tahun, sampai 43 ekor kambing disembelih di sini karena banyaknya nazar yang terkabul.

Menariknya lagi, dari obrolan bersama dengan Mas Fajar, di zaman sekarang, tradisi ini bukan hanya soal ritual atau kepercayaan, tapi juga tentang nilai sosialnya yaitu gotong royong, kekompakan, dan kebersamaan. Semua warga terlibat, dari persiapan sampai makan bersama dari hasil qurban. Ritual ini menjadi momen di mana semua orang berkumpul, saling membantu, dan menguatkan rasa komunitas.

Dan bagi kami pribadi, yang membuat Situs Tirto istimewa adalah kemampuannya menyimpan banyak versi cerita tanpa membuat perbedaan itu menjadi masalah. Ada peninggalan Hindu di tengah masyarakat Muslim, ada berbagai versi terkait kisah situs Tirto dan Ki Gono Tirto, namun semua itu berdampingan dengan damai.

Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, keberadaan Situs Tirto sudah terdaftar di Dinas Kebudayaan. Namun sayangnya, meskipun terdaftar di Dinas Kebudayaan, nama Situs Tirto belum banyak dikenal. Memang ada 2 plang yang mengarahkan ke situs Tirto, yang pertama berposisi  di jalan arah ke waduk sermo, yang kedua berposisi di jalan masuk ke situs Tirto.

Namun sejauh pencarian kami terkait dengan informasi situs Tirto di internet baik itu berupa literatur maupun dokumentasi ,  masih sangat minim sekali informasi yang kami dapatkan. Padahal, tempat ini menyimpan warisan budaya yang luar biasa, lengkap dengan kisahnya yang kaya, unik, dan menginspirasi. Mungkin, melalui tulisan ini, cerita tentang Situs Tirto bisa mulai keluar dari lingkaran kecilnya. Supaya orang-orang tahu, bahwa di sudut kecil Kulon Progo ini, ada sebuah tempat yang tidak hanya memegang sejarah, tapi juga menjaga tradisi dan kebersamaan warganya.

 

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
crito tirto

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terkini di Travel

img-content
Lihat semua

Terpopuler di Travel

Lihat semua