Analis Data Never Sleeps

2 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Iklan

***

Data Never Sleeps (DNS) adalah laporan tahunan dari Domo sejak 2013 yang menunjukkan seberapa besar aktivitas digital dunia setiap menitnya. Awalnya fokus pada email, pencarian Google, dan media sosial, lalu bergeser ke era mobile apps dan sharing economy (2014–2017). Memasuki 2018–2019, data mulai dikelompokkan per industri dengan streaming dan layanan seperti Airbnb yang semakin dominan. Pandemi 2020 membuat Zoom, belanja online, dan hiburan digital melonjak tajam, yang kemudian menjadi kebiasaan baru di 2021. Tahun 2022 menjadi refleksi 10 tahun pertumbuhan digital, sementara 2023–2024 menandai masuknya era kecerdasan buatan yang kini menjadi pusat aktivitas digital global. Singkatnya, DNS adalah cermin bagaimana kehidupan manusia berubah dari sekadar mengirim email di 2013 hingga bergantung pada AI di 2025.



DNS 1.0 (2013)

Awal era big data: fokus ke Google search, email, media sosial (Facebook, Twitter, YouTube). Perbedaan nya : Data masih dominan berbasis teks & komunikasi sederhana.

  • Contoh Kasus DNS 1.0: Brand kosmetik internasional pakai email marketing massal. Setiap menit ada puluhan ribu email terkirim, mereka otomatisasi subject line untuk meningkatkan open rate.

 

DNS 2.0 (2014)

Pada tahun ini sudah muncul era mobile apps dan toko aplikasi. Perbedaan nya: Aktivitas digital pindah ke smartphone → mulai booming App Store & Play Store.

  • Contoh Kasus DNS 2.0: Uber semakin populer. Aplikasi ride-hailing diunduh jutaan kali per menit di App Store/Play Store.

 

DNS 3.0 (2015)

Dunia digital mulai berpindah ke konten cepat dan singkat lewat Snapchat dan Vine. Perbedaannya: Pergeseran ke visual lebih singkat, interaksi cepat, bukan hanya teks/foto.

  • Contoh Kasus DNS 3.0: Brand fashion seperti Burberry bikin kampanye di Snapchat dengan filter AR khusus. Konten cepat 10 detik jadi viral.

 

DNS 4.0 (2016)

Pola pikir mobile-first makin kuat, hampir semua aktivitas digital berpusat di smartphone. Konsumsi data melonjak drastis: streaming musik, video, dan aplikasi pesan instan.

Perbedaannya : Komunikasi pindah ke chat apps (WhatsApp, Messenger). Infrastruktur seluler harus diperbesar.

  • Contoh Kasus : Pokémon Go meledak. Jutaan orang main game berbasis lokasi, menghabiskan data internet dalam jumlah besar.

 

DNS 5.0 (2017)

WhatsApp, Messenger, dan LINE menggantikan SMS tradisional.Perbedaanya : Percakapan makin visual: GIF, stiker, dan foto lebih banyak dikirim daripada teks panjang. 

  • Contoh Kasus : WhatsApp resmi merilis WhatsApp Business. UMKM bisa promosi langsung ke pelanggan lewat chat.

 

DNS 6.0 (2018)

DNS mulai memetakan data berdasarkan industri: e-commerce, finansial, transportasi, hiburan. Perbedaannya : E-commerce melonjak dengan flash sale yang dirancang berdasarkan data real-time.

  • Contoh Kasus : Shopee & Lazada mengadakan flash sale 11.11. Setiap menit, ratusan ribu transaksi diproses berdasarkan data perilaku belanja.

 

DNS 7.0 (2019) 

Sharing economy (Airbnb, Uber) dan streaming (Spotify, Netflix) jadi tren global. Perbedaanya : Data dipakai untuk harga dinamis dan rekomendasi konten.

  • Contoh Kasus : Airbnb menerapkan dynamic pricing. Saat konser atau liburan, harga penginapan bisa naik 2–3 kali lipat dalam hitungan menit.

 

DNS 8.0 (2020) 

Era pandemi COVID-19  melonjaknya Zoom, e-commerce, hiburan digital. Perbedaannya : Semua aktivitas, sekolah, kerja, belanja, hiburan pindah ke online.

  • Contoh Kasus  : Zoom melonjak tajam, dari 10 juta pengguna jadi lebih dari 300 juta dalam beberapa bulan.

 

DNS 9.0 (2021)

Normal baru digital, video streaming & short-form content (TikTok, YouTube). 

Perbedaannya : Video pendek (TikTok, YouTube Shorts) merajai interaksi online.

  • Contoh Kasus : TikTok jadi aplikasi paling banyak diunduh dunia. Konten video pendek mendominasi.

 

DNS 10.0 (2022)

Fokus ke pembayaran digital & cashless society. Perbedaannya : Dompet digital (OVO, GoPay, Dana) makin diterima di semua lapisan, termasuk UMKM kecil.

  •  Contoh Kasus : Warung kopi kecil di Jakarta mulai pasang QRIS, pelanggan bisa bayar pakai GoPay, OVO, Dana.

 

DNS 11.0 (2023)

AI mulai masuk mainstream. Perbedaannya : Chat GPT, MiJourney, dan AI serupa dipakai untuk produktivitas, customer service, dan pembuatan konten.

  • Contoh Kasus : Chat GPT dipakai oleh perusahaan customer service untuk menjawab ribuan pertanyaan pelanggan tiap menit.
  •  

DNS 12.0 ( 2024-2025)

AI jadi pusat ekosistem digital. Perbedaannya : Siri, Gemini, ChatGPT, Copilot, MidJourney, dll dipakai untuk hampir semua aktivitas: mencari jawaban, menulis artikel, mendesain, menganalisis data.

  • Contoh Kasus : Media besar seperti BuzzFeed dan beberapa kantor berita menggunakan AI untuk menulis draft artikel dan membuat desain grafis otomatis.

*) tugas ini diampuh oleh ibu Rachma Tri Widuri, S.Sos., M.Si.

Bagikan Artikel Ini
img-content
sabila syawalani sabila

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler