Transformasi Pemahaman tentang Penyakit Menular dan Tidak Menular
4 jam lalu
Penyakit menular merupakan suatu gangguan kesehatan pada manusia yang timbul akibat masuk dan berkembangnya mikroorganisme patogen
***
Wacana ini ditulis oleh Nafiza Rizky Ramadhani Lubis, Luthfiah Mawar M.K.M., Helsa Nasution, M.Pd., dan Dr. M. Agung Rahmadi, M.Si. Lalu diedit oleh Nadia Saphira, Amanda Aulia Putri, Naysila Prasetio, Winda Yulia Gitania Br Sembiring, dan Annisa Br Bangun dari IKM 5 Stambuk 2025, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UIN Sumatera Utara.
Penyakit menular merupakan suatu gangguan kesehatan pada manusia yang timbul akibat masuk dan berkembangnya mikroorganisme patogen, seperti virus, bakteri, parasit, maupun jamur, di dalam tubuh. Dinamakan menular karena mampu berpindah dari satu individu ke individu lainnya, baik secara langsung maupun melalui media perantara. Mekanisme penularannya beragam, mulai dari kontak fisik, udara, makanan dan minuman yang terkontaminasi, darah, cairan tubuh, hingga melalui vektor seperti nyamuk, lalat, dan hewan lainnya.
Keistimewaan penyakit menular terletak pada sifatnya yang dapat menyebar luas, menimbulkan wabah hingga pandemi, serta memberi dampak besar terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Influenza, tuberkulosis, campak, demam berdarah, malaria, HIV/AIDS, hingga COVID-19 adalah contoh konkret penyakit menular dengan variasi cara penularan, namun tetap berpijak pada prinsip yang sama: interaksi antara agen penyebab, inang, dan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan penyakit.
Influenza, misalnya, disebabkan oleh virus yang menyerang saluran pernapasan atas seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Penularannya sangat cepat, terutama melalui percikan cairan dari batuk, bersin, atau percakapan. Tidak jarang seseorang tertular hanya karena berdekatan dengan penderita. Pencegahan terbaik adalah menjaga jarak, menjaga kebersihan diri, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Pengobatan influenza umumnya meliputi istirahat cukup, memperbanyak konsumsi air putih, mengonsumsi makanan bergizi, serta menggunakan obat pereda gejala. Apabila keluhan tidak mereda, langkah tepat adalah berkonsultasi dengan tenaga medis.
Contoh lain adalah tuberkulosis (TBC), penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan terutama menyerang paru-paru, meskipun dapat pula mengenai organ lain seperti kelenjar getah bening, tulang, otak, ginjal, hingga kulit. Penyakit ini menjadi persoalan besar dalam kesehatan masyarakat global, termasuk di Indonesia, karena jika tidak ditangani dapat berakibat fatal. Penularan TBC terjadi melalui udara ketika penderita batuk, bersin, atau berbicara.
Kelompok dengan daya tahan tubuh rendah, anak-anak, petugas kesehatan, perokok, pecandu alkohol, serta mereka yang tinggal di lingkungan lembap, merupakan populasi berisiko tinggi. Pengobatan TBC harus dilakukan dengan disiplin, meminum obat sesuai petunjuk dokter tanpa terputus, agar bakteri dapat diberantas secara tuntas.
Berbeda dengan TBC, penyakit muntaber atau gastroenteritis ditandai dengan muntah dan diare akibat infeksi virus maupun bakteri yang masuk melalui makanan, minuman, atau kondisi kebersihan yang buruk. Gejalanya mencakup muntah berulang, diare cair, kram perut, demam, hingga dehidrasi. Risiko terbesar dialami oleh anak-anak dan lansia karena kehilangan cairan dapat berakibat serius. Pencegahan meliputi kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, memastikan air minum matang, menjaga kebersihan makanan, serta memberikan vaksinasi pada anak.
Cacar air, yang disebabkan oleh virus Varicella-Zoster, dikenal sangat menular. Gejalanya berupa ruam merah yang berkembang menjadi lenting berisi cairan, disertai rasa gatal dan demam. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung maupun udara ketika penderita batuk atau bersin. Walaupun lebih sering menyerang anak-anak, orang dewasa pun tidak luput dari risiko jika belum pernah terinfeksi sebelumnya.
Penyakit menular lainnya adalah hepatitis, suatu peradangan pada hati yang dapat berlangsung akut atau kronis, dengan gejala demam ringan, kulit dan mata menguning, kelelahan, serta hilangnya nafsu makan. Apabila tidak segera ditangani, hepatitis berpotensi menimbulkan kerusakan hati permanen.
Sedangkan HIV, atau Human Immunodeficiency Virus, menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan sel darah putih, sehingga tubuh kesulitan melawan infeksi. Jika tidak diobati, HIV berkembang menjadi AIDS, yaitu kondisi di mana tubuh benar-benar kehilangan kemampuan bertahan dari penyakit. Penularannya melalui darah, hubungan seksual yang tidak aman, atau kontak langsung dengan cairan tubuh penderita.
Di sisi lain, penyakit tidak menular hadir sebagai ancaman berbeda. Penyakit ini bukanlah hasil dari infeksi atau mikroorganisme, melainkan akibat kombinasi faktor gaya hidup, genetika, lingkungan, maupun proses penuaan. Diabetes, misalnya, merupakan gangguan metabolik kronis yang ditandai kadar gula darah tinggi karena tubuh gagal memproduksi insulin secara cukup atau tidak mampu menggunakannya secara efektif. Obesitas, pola makan buruk, hipertensi, serta faktor keturunan memperbesar risiko penyakit ini.
Asma, penyakit kronis pada saluran pernapasan, muncul akibat peradangan dan penyempitan bronkus yang menimbulkan gejala seperti sesak, batuk, dan dada terasa berat. Faktor genetika dan lingkungan berperan besar dalam memicu kambuhnya penyakit, yang gejalanya dapat bervariasi dari ringan hingga berat.
Adapun penyakit jantung, sebagai penyebab utama kematian global, merupakan istilah umum untuk berbagai gangguan pada jantung dan pembuluh darah.
Jantung yang gagal berfungsi optimal tidak lagi mampu memasok oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Faktor risikonya meliputi merokok, hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, stres kronis, dan usia lanjut. Gejalanya antara lain nyeri dada, sesak napas, jantung berdebar, kelelahan, bahkan pingsan mendadak.
Keseluruhan uraian di atas menegaskan bahwa baik penyakit menular maupun tidak menular sama-sama menimbulkan dampak besar bagi kehidupan manusia. Keduanya memerlukan kesadaran masyarakat, pengetahuan yang memadai, serta langkah pencegahan dan penanganan yang tepat agar beban kesehatan global dapat diminimalkan.
Corresponding Author: Nafiza Rizky Ramadhani Lubis
([email protected])

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Makanan, Gizi, dan Masa Depan Bangsa
4 jam laluBaca Juga
Artikel Terpopuler