Agronomis yang suka menulis.

Pangan Kita, Masa Depan Anak Cucu

3 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Foto aneka beras oleh MART PRODUCTION
Iklan

Bertani dengan hati, kita jaga pangan untuk generasi mendatang. Temukan pentingnya pertanian berkelanjutan

Coba deh kita jujur, semua yang kita makan itu asalnya dari mana? Dari tanah dan dari kerja keras para petani, kan? Mereka itu beneran tulang punggung kehidupan kita! Tanpa mereka, bye-bye makanan, bye-bye kehidupan!

Nah, sekarang ini, tantangan buat petani itu makin gila. Udah ada perubahan iklim, penduduk makin banyak, dan kota makin meluas. Makanya, penting banget nih kita ngobrolin kenapa bertani dengan hati itu jadi kunci buat masa depan anak cucu kita. Di sini, kita akan bahas kenapa pertanian yang penuh perhatian dan berkelanjutan itu nggak cuma penting, tapi wajib!

1. Pertanian Berkelanjutan: Masa Depan Itu Nggak Boleh Gadai!

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa sih intinya pertanian berkelanjutan itu? Gini lho: kita harus bisa panen banyak buat makan hari ini, tapi tanahnya nggak boleh rusak buat anak cucu kita besok.

Mirisnya, menurut FAO, sekitar 690 juta orang di dunia masih kelaparan (data 2019), dan angka itu pasti makin parah karena iklim dan pandemi! Makanya, kalau kita terapkan cara bertani yang baik—kayak ganti-ganti tanaman biar tanah nggak capek, pakai pupuk organik, dan basmi hama alami—hasilnya pasti lebih oke. Riset juga bilang lho, praktik baik ini bisa meningkatkan hasil panen sampai 30% dalam jangka panjang! Bertani pakai hati itu bukan cuma buat petani, tapi buat perut kita semua!

2. Perubahan Iklim: Bikin Pusing Tujuh Keliling!

Duh, perubahan iklim itu beneran musuh bebuyutan pertanian sekarang. Kata IPCC (Badan Perubahan Iklim Internasional), suhu global bisa naik sampai C di tahun 2040. Kebayang nggak, betapa kacau balau-nya nanti ladang kita? Tanaman bisa stres, hama makin bandel, pokoknya ribet!

Di Indonesia aja, kita udah ngerasain banget. Petani padi sering gagal panen karena cuaca nggak jelas: kadang banjir gila-gilaan, kadang kekeringan parah. BPS mencatat, produksi padi kita turun sekitar 5% beberapa tahun terakhir gara-gara cuaca ekstrem ini! Makanya, bertani dengan hati itu artinya kita harus siap-siap dan antisipasi dampak jangka panjang ini buat generasi penerus.

3. Tanah Sehat = Makanan Sehat

Kesehatan tanah itu fondasi utama, lho. Tanah yang sehat itu kaya nutrisi, isinya penuh kehidupan mikroorganisme. Sayangnya, kalau kita bablas pakai pestisida dan pupuk kimia terus-terusan, tanah kita jadi sakit, kayak badan kita kalau kebanyakan makan junk food.

Menurut penelitian Lal (2015), lebih dari 30% tanah di dunia ini udah rusak! Kalau tanahnya sakit, panennya pasti nggak maksimal dan gizinya juga kurang. Nah, makanan yang tumbuh di tanah sehat itu pasti lebih bergizi dan aman dimakan. Studi dari Harvard bilang, kalau kita makan makanan organik, kita bisa mengurangi paparan pestisida dan nutrisi kita juga bisa lebih baik! Jadi, bertani pakai hati itu sama dengan menjaga kesehatan diri sendiri dan masyarakat. Keren, kan?

4. Ekonomi Petani: Sejahtera Itu Penting!

Ngomongin pertanian itu nggak cuma soal panen, tapi juga soal nasib petani. Di Indonesia, sekitar 30% angkatan kerja itu ada di sektor ini (BPS, 2021)! Tapi miris, banyak petani yang masih susah karena harga jualnya murah, padahal biaya produksi mahal.

Kabar baiknya, bertani dengan hati ternyata bisa naikin pendapatan! Lihat saja di Bali, petani yang pindah ke organik, penghasilannya naik sampai 50% (Sari, 2020)! Ini membuktikan, kalau kita kerjakan dengan tulus dan benar, pertanian itu bisa banget menyejahterakan, baik buat kantong petani maupun buat ekonomi lokal kita.

5. Kesadaran dan Pendidikan: Warisan Paling Berharga

Kita harus dong ngajarin anak-anak tentang pentingnya pertanian sejak dini. Anak-anak itu harus tahu kalau nasi di piring itu nggak tiba-tiba ada! Mereka harus ngerti nilai pangan dan gimana pentingnya jaga lingkungan.

UNESCO bilang, pendidikan yang baik itu bikin generasi muda lebih sadar lingkungan dan mau bertindak positif. Di Indonesia, ada "Sekolah Lapangan Petani" yang terbukti sukses ngasih ilmu ke petani. Kalau kita kasih pendidikan yang pas, kita jamin deh, generasi selanjutnya pasti akan lebih paham dan terus bertani dengan hati!

Penutup

Jadi, kesimpulannya, pangan kita itu beneran masa depan anak cucu kita. Bertani dengan hati itu bukan sekadar slogan, tapi komitmen total buat menjaga bumi, bikin masyarakat sehat, dan menyejahterakan petani.

Melalui praktik yang berkelanjutan, kita memastikan anak cucu kita punya makanan yang cukup dan berkualitas. Tugas kita semua, sebagai masyarakat, gampang kok: dukung petani lokal dan cara bertani mereka yang baik! Dengan begitu, kita nggak cuma bantu pangan hari ini, tapi kita investasi buat masa depan yang jauh lebih cerah. Yuk, kita sama-sama bertani dengan hati!

 

Referensi:

  1. FAO. (2020). The State of Food Security and Nutrition in the World 2020. Food and Agriculture Organization.
  2. Garnett, T., et al. (2013). Sustainable Intensification in Agriculture: Premises and Policies. Food Policy.
  3. IPCC. (2021). Climate Change 2021: The Physical Science Basis. Intergovernmental Panel on Climate Change.
  4. BPS. (2021). Statistik Pertanian. Badan Pusat Statistik.
  5. Lal, R. (2015). Restoring Soil Quality to Mitigate Soil Degradation. Sustainability.
  6. Smith-Spangler, C., et al. (2012). Are Organic Foods Safer or Healthier Than Conventional Alternatives? A Systematic Review. Annals of Internal Medicine.
  7. Sari, D. (2020). Dampak Pertanian Organik terhadap Pendapatan Petani di Bali. Jurnal Pertanian.
  8. UNESCO. (2019). Education for Sustainable Development Goals: Learning Objectives. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Nurzen Maulana

Penulis Indonesiana

4 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler