Politik Itu (katanya) Dinamis
Seharian di depan televisi rakyat disuguhkan drama politik dengan satu ungkapan sangat populer yaitu : Politik Itu Dinamis. Inilah ungkapan pamungkas sebagai jawaban apabila terjadi perubahan sikap, perubahan dukungan atau perubahan pilihan. Politik memang dinamis, para pemangku bebas bergerak liar tanpa arah mengikuti jargon terkenal tidak ada kawan sejati yang ada adalah kepentingan sejati.
Itulah kepentingan sejati yang menyangkut periuk nasi. Idealisme serta merta tergusur ketika hembusan arah angin berubah mendekati kekuasaan. Perebutan 5 kursi pimpinan MPR menjadi bukti bahwa politik itu tidak bisa diduga. Kemarin bicara begini, hari ini bicara begitu dan besok entah apalagi yang akan di ungkapan semua bergantung kearah mana kekuatan itu berhimpun. Sebagai pembelaan sekali lagi politik itu dinamis
Sebagian besar rakyat yang mengikuti panggung politik nasional merasa capek bin kesal, apalagi para wakil rakyat itu, pasti mereka letih, lelah luar biasa. Namun anehnya rasa capek politikus tidak begitu dirasakan ketika mereka harus memperjuangkan kemenangan bagi pihaknya sesuai arahan pimpinan parpol menyangkut jabatan prestise di MPR. Lobi lobi satu kamar, dua kamar dan setengah kamar terus digalakkan guna mempengaruhi lawan politik, kemudian setelah itu menggalang kekuatan agar dukungan semakin kuat dan mantap.
PPP Hengkang
Yes politik itu dinamis, jadi rakyat harap maklum semaklumnya apabila ada partai peserta pemilu berubah pendirian. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kecewa berat ketika salah seorang kader nya tidak diiusulkan sebagai calon pimpinan MPR. Kekecewaan itu berujung dengan hengkang nya Partai berlambang Ka'bah ini dari Koalisi Merah Putih (KMP). Ke mana lagi perahu akan dilabuhkan kalau bukan ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang disambut dengan suka ria berupa hadiah kursi wakil ketua MPR.
Mau apalagi, apabila dulu rakyat mendukung lambang partai atas satu ideologi terpercaya, namun akhirnya amanah itu ditelantarkan sehingga ideologis terimbas malah punah ketika kepentingan telah mengalahkan segalanya.
Inikah proses yang harus dilewati dan tidak bisa dihindari menuju pendewasan politik negeri ini ? Boleh jadi jawabannya benar, namun dalam setiap proses politik hendaknya para pegiat yang berasal dari partai tetap berpedoman kepada UUD 4 dan Pancasila. Sebenarnya kegaduhan, kekacauan dan keriuhan yang terjadi dalam sidang paripurna selama seminggu terakhir disebabkan karena orang orang terpilih itu lebih mengedepankan arogansi sektoral dari pada memikirkan nasib rakyat.
Justru dalam kondisi arogansi sektoral itulah sidang paripurna menjadi tontonan yang memiliki rating tinggi sepanjang minggu ini.
Salam salaman
Ikuti tulisan menarik Thamrin Dahlan lainnya di sini.