x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kebahagiaan Kecil yang Mungkin Kerap Kita Lupakan

Perhatikanlah pencapaian-pencapaian kecil yang sudah kamu raih, cermatilah kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang kamu rasakan di sepanjang tahun.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“The most important thing is to enjoy your life—to be happy—it's all that matters.” 
--Audrey Hepburn (Artis, 1929-1993)

 

Adakah pencapaian dramatis dalam setahun hidup kita yang sudah lewat? Setelah menyusuri balik dari Januari hingga hari ini, boleh jadi kita merasa menemukan semacam titik nadir. Tidak ada pencapaian luar biasa yang berhasil kita raih. Setidaknya, begitulah yang kita rasakan.

Mengapa bisa? Kita lazimnya baru menyadari situasi seperti ini tatkala melakukan rekapitulasi pribadi, menimbang-nimbang yang sudah kita kerjakan, apa yang kita raih, apa yang seharusnya kita lakukan tapi belum, dan apa yang ingin kita jalankan selanjutnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menyesal? Setiap orang mungkin pernah mengalaminya. Tapi, penyesalan yang menyita waktu terbanyak dari yang kita punya hanya akan memperburuk keadaan. Bette Graham sempat mengutuki nasibnya ketika ia dipecat dari bank tempatnya bekerja. Namun, ia segera menemukan mutiara yang kelak membuat hidupnya lebih cemerlang.

Takdirku bukan menjadi bankir hebat, mungkin begitu pikirnya. Namun Graham segera mendapati, ia kini memiliki lebih banyak waktu untuk mengembangkan bisnis sendiri: membuat liquid paper atau kita mengenalnya sekarang sebagai tipp-ex. Ia telah menyusun batu bata setahap demi setahap bagi bisnisnya ini saat masih menjadi karyawan bank.

Perusahaannya kian menjulang. Ia lalu membangun pusat penitipan anak dan perpustakaan. “Aku ingin berbagi kebahagiaan dengan orang lain,” ujarnya.

Menghentikan penyesalan berkepanjangan memang tidak mudah. Bangkit dari titik nadir lebih tidak mudah. Seorang kawan menawarkan jalan keluar, sebuah cara pandang yang beda dalam upaya memahami rekapitulasi tahunan yang kita jalani: “Perhatikanlah pencapaian-pencapaian kecil yang sudah kamu raih, cermatilah kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang kamu rasakan di sepanjang tahun.”

Le petit Bonheur. Kata orang Prancis, kita sering melupakan kebahagiaan kecil. “Padahal,  banyak sekali kebahagiaan kecil kita dapati sepanjang tahun,” ujar kawan saya. Karena kita membayangkan hal-hal yang besar semata, syahdan ketika kita tidak memperolehnya, kita merasa tidak mendapat apa-apa. “Kebahagiaan kecil patut disyukuri,” ujar kawan saya lagi.”Dan itu kita temui setiap hari. Ya, setiap hari.” Bisa bangun pagi dan menghirup udara segar mungkin kita anggap biasa, tapi seandainya kita tahu bahwa tidak setiap orang bisa menikmati hal itu.

Kebahagiaan kecil bisa jadi sumber daya yang lebih tahan lama. Inilah benteng yang tidak bisa direbut, wilayah damai yang tidak bisa ditembus oleh badai kecuali kalau kita membiarkan itu terjadi. Benteng ini akan kokoh bila dibangun bertahun-tahun, diisi dengan apa yang disebut kawan saya sebagai “rasa syukur yang turut dirasakan orang-orang di sekitar kita”, hingga tiba waktunya bagi tercapainya sebuah pencapaian besar.

Kebahagiaan kecil bisa jadi bekal untuk mengarungi tahun yang baru. Seperti kata novelis Storm Jameson: “Satu-satunya cara untuk hidup adalah menerima setiap menit sebagai mukjizat yang tidak dapat diulangi lagi, dan memang demikianlah kenyataannya.”

Itulah le petit Bonheur, kata orang Prancis. (Sbr foto: happymoneky.com)**

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler