x

Iklan

Thamrin Dahlan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Rambu Penulis Pidato

Ditunjuk menjadi penulis pidato adalah sebuah kehormatan. Namun, di balik kehormatan itu terdapat tanggung jawab besar karena menyangkut nama baik atasan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tidak Instan

Pengalaman sebagai staf administrasi tidak akan terlepas dari putaran menerima surat, meng agenda kan, menyisipkan nota dinas dan kemudian menyerahkan ke sekretaris atasan guna mendapatkan  dispossi.  Pekerjaan administrasi kantoran rutin itu memang  sederhana, namun ke hati hatian perlu di tingkatkan  terutama ketika menelaah kata demi kalimat maksud dan tujuan surat.  Berusaha  keras  jangan sampai melakukan kesalahan sedikitpun karena surat dinas mempunyai makna berlebih terkait kredibilitas satu kantor.

Sebenarnya ketika menelisik surat masuk dari organisasi lain bisa dilihat seberapa profesionalnya kinerja institusi tersebut. Apalagi surat dinas, ada aturan khusus menyangkut tata letak, penomoran dan referensi.  Belum lagi isi surat.  Biasanya surat dinas bersifat lugas singkat dan jelas.  Namun ketika membaca surat yang ‘mbulet tak jelas arah’ maka diperlukan kesabaran untuk membaca ulang agar kita mengerti apa maksud dan tujuan surat itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seiring pengalaman tersebut dan berjalannya waktu tugas mengagendakan meningkat menjadi konseptor surat.  Komandan menugaskan membalas surat .  Nah disilah awal uji kemampuan menulis surat dinas yang sesuai kaedah dinas dan sesuai pula dengan selera komandan.   Pada awalnya konsep surat itu dicampakkan komandan, “apa ini,  konsep lagi “ .  Jadi benarlah kata orang bijak,  semua itu tidak ada yang instan.  Perlu pembelajaran dan perlu durasi waktu nan panjang untuk mencapai harmonisasi pada setiap pekerjaan.

Harmonisasi ibarat satu orkestra,  ada keindahan disana, ada keterpaduan antar berbagai kemampuan, ada pusat kendali dari akal dan pikiran sehingga menghasilkan irama yang enak didengar dan menyentuh hati. Demikian pula dengan menulis surat. Menulis surat sudah biasa.  Menulis surat dinas awalnya masih belajar.  Kemudian ketika ditugaskan menulis naskah pidato komandan barulah terkapar. 

Sesuai Selera Atasan

Tadinya tugas menulis konsep pidato adalah domain  senior Kolonel  Pol Drs Suryanatha, MPH. Beliau adalah atasan dalam kapasitasnya sebagai Kepala Bagian Pembinaan System . Beliau juga merangkap sebagai  guru menulis.   Orang Bali  ini sangat baik hati dan santun, beliau dengan kesabaran penuh membimbing bagaimana cara menyusun konsep pidato sesuai dengan selera komandan. “ Atur alur pidato itu agar mencapai klimak di akhir sambutan” Itulah pesan Almarhum yang selalu terngiang sampai saat ini.

Pidato Komandan disampaikan ketika acara Rapat Kerja Teknis.  Bisa juga sambutan atasan itu disampaikan pada kesempatan menerima tamu resmi dan event event yang terkait acara kedinasan atau acara sosial masyarakat.   Sebelum menyusun konsep pidato, saya selalu meminta arahan kepada Beliau , point point apa saja yang ingin  disampaikan.  Selain itu   dalam bebrapa kesempatan mengikuti kegiatan komandan, sehingga secara otomatis sudah bisa memahami visi dan misi serta kebijakan organisasi.

Setelah itu mulailah menyusun rangkaian kata menjadi kalimat dan bermuara pada paragraf.   Rekan rekan sekerja selalu berseloroh, “Bung jangan panjang panjang ya,…’  Ahai,..tak lah panjang, hanya saja pidato komandan harus tegas, lugas dan tepat sasaran yang di akhiri dengan point point perintah harian. Susunan kata yang elok, kronologis dan alur pikir sistematis merupakan acuan utama, agar para hadirin bisa terkesima mendengarkan sambutan komandan.

Super hati hati

Tak pelak lagi satu hal yang tak boleh dilanggar dalam menyusun konsep pidato. Satu hal itu saya  lakukan lebih 3 kali bahkan lebih yaitu membaca konsep dan kemudian memperbaiki.  Inilah mungkin yang perlu diingat kepada sesiap penulis konsep pidato, jangan sampai naskah itu “salah”.  Salah dalam artian tidak sesuai dengan kaedah referensi, menyalahi aturan normal  dan tidak relevan dengan moment acara. Setelah bersih dan secara pribadi puas dengan konsep pidato, segera saja sampaikan kepada komandan.  Biasanya komandan membaca dan memberikan tambahan untuk di edit ulang.

Sesutu yang berat  akhirnya menjadi enteng berkat keinginan kuat ingin belajar dan belajar.  Belajar membaca pidato pidato tokoh terkenal.  Menelilisk dan memahami alur pikir dan pola bahasa  pidato yang mengemparkan dunia.  Mengikui dengan seksama Pidato Presiden RI di acara hari kemerdekaan.  Inilah referensi yang saya dapatkan dalam upaya meningkatkan kualitas sambutan komandan. Anda tentu pasti masih ingat siapa konesptor Pidato Presiden RI ketika itu. Ya Pidato kepresidenan  disusun oleh pakar super jenius sekelas Prof Dr Yusril Ihza Mahendra.

Kepercayaan yang diberikan dinas dalam hal menyusun pidato ternyata diberikan pula oleh Komandan baru.  Pergantian pucuk pimpinan adalah keniscayaan, namun berdasarkan referensi sobat rekan sekerja,  saja tetap ditugaskan sebagai penulis pidato.  Mungkin sampai percayanya pak komandan terkadang konsep pidato itu hanya dibaca sekilas dan beliau langsung menyuruh ajudan  untuk membawa ke tempat acara.  Pada posisi dan situasi seperti inilah tanggung jawab seorang penulis pidato di pertaruhkan.  Ada beban moral yang terhenyak dipundak, karena kepercayaan itu adalah satu kehormatan dan bisa juga menjadi musibah seperti yang terjadi pada sambutan Presiden di Blitar.

Suasana kebathinan pastilah menyeruak di hati nan paling dalam seorang penulis pidato.   Suasana itu dirasakan dengan hati berdebar ketika pidato  disampaikan ke publik.  Berdebat debar menyimak dan menanti bagaiman reaksi hadirin.  Nafas lega baru bisa ditarik dalam dalam ketika beberapa teman menyalami dalam rangka memberi semangat.  “ boleh juga tuh sambutan”  Inilah kepuasan bathin seorang penulis pidato nan tidak terhingga  melebihi dari kepuasan material semata. Profesi penulis kata sambutan itu didawamkan selama 10 tahun.  Mungkin sebagai penghargaan di akhir tahun 2007 Kapusdokkes Brigjen Pol Dr. Eddy Sapawoko Sp J menugaskan  ke Badan Narkotika Nasional (BNN).

 

Bakat Ibu

Sejak itu menulis konsep pidato seolah menjadi langganan. Brand ini tercipta setelah bertahun tahun menjadi konseptor pidato.  Sebenarnya pekerjaan menulis dan menyusun naskah pidato bisa dilakukan semua staff.  Namun apa daya rekan rekan sekerja itu menganggap pekerjaan menyusun pidato sebagai pekerjaan njelimet dan hanya bisa dilakukan oleh orang orang berjiwa seniman. Saya sebenarnya  bukanlah seniman, kalaupun keturunan menulis mungkin itu dari  darah Ibunda Hajjah Kamsiah Binti Sutan Mahmud.

 

Ibunda  adalah seorang penulis ulung.  Pada zamannya “mamak” demikian kami memanggilnya, selalu menulis surat kepada anak anaknya.  Surat tiu diberi prangko melayang jauh keparantauan kepada sang anak yang sedang menuntut ilmu di negri orang. Tulisan emak dengan ejaan lama sangat indah berisikan nasehat mulia agar anak anak berbaik baiklah bergaul di perantauan dan selesaikan kuliah sampai wisuda.

Kini setelah pensiun awak tetap menulis kata sambutan.  Kata sambutan itu bukan lagi berbentuk kedinasan, namun kata sambutan untuk acara resepsi pernikahan. Profesi sebagai juru-bicara pun disandangkan ketika kerabat dekat melaksanakan acara lamaran atau acara acara keluarga lainnya. Nah menulis artikel pendek dan lepas berupa reportase, opini dan terkadang puisi kini menjadi kesibukan sehari hari dalam rangka menunda datangnya si pikun.

Salam salaman

TD

 

Ikuti tulisan menarik Thamrin Dahlan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler