Menyusun jadual kegiatan Ramadhan menjadi lebih mudah dengan menerapkan manajemen modern. "Kog serius banget sih pake manajemen segala" demikian celetuk sorang sobat ketika Khadimull sedang mendaftarkan para donatur penyumbang Tajil. " Bukan sok alite boss, kalau ngak diatur jadual ini semua bisa tabrakan". Lebih tragis lagi semua kegiatan bisa berantakan.
Manajemen modern itu sebenarnya sederhana saja. Kata pakar semua harus dimulai dengan perencanaan kemudian di tugaskan personil pelaksana yang di kenal dengan pengorganisasian. Setelah personel komitment siap bertugas maka di laksanakanlah kegiatan itu sesuai rencana. Terakhir baru dilakukan pengawasan. Istilah sononya di kenal dengan Plan, Organization, Actuating and Controlling (POAC).
Bukan basa basi kalau pengalaman di kantoran mengurus kedinasan bisa diterapkan di Masjid. Selalu saja diingatkan oleh Bapak Guru sejak di Sekolah Menengah, bahwa segala macam POAC itu jangan hanya di bibir saja. Tentu saja maksud Guru yang mengajarkan manajemen, agar siklus perencanaan sampai pengawasan harus di dokumentasi. Segala macam rencana pekerjaan harus di dokumentasikan dalam bentuk tulisan. Naskah tersebut merupakan pedoman baku atas kesepakatan bersama kemudian di tanda tangani sebagai bukti legalitas pekerjaan.
Itulah sebabnya setelah beberapa hari melaksanakan Ibadah Puasa, kegiatan di Masjid Jami An Nur berjalan lancar. Kegiatan dilaksanakan berdasarkan konsep perencanaan sebagi pedoman untuk melayani umat sesuai dengan jadual. Lihat saja di papan pengumunan yang di tempatkan di serambi masjid. Disana tertera jadual RT yang menjadi penyedia tajil. Tertera pula di sana jadual Donatur yang akan mengantarkan juadah Sahur. Sedangkan tabel daftar lainnya adalah jadual Imam Taraweh dan Pemberi Kulkas (kuliah Ringkas). Semua Jadual itu berlaku untuk sebulan penuh ramadhan.
Satu hal yang perlu diingat keunggulan dari manajemen modern yaitu mempunyai ciri sangat elastis. Artinya Bapak Tohari selaku Ketua Panitia Ramadhan 1436 Hijriah di beri kewenangan penuh melakukan perbaikan apabila terjadi permasalahan. Evaluasi harian perlu dilakukan untuk melihat hambatan dan tantangan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi kauh Shoimin. Misalnya saja ada ustazd yang berhalangan, Khadimullah Masjid telah menyiapkan secara otomatis seorang ustazd cadangan sebagai pengganti (badal). Demikian pula apabila jumlah jamaah yang hadir di satu sore buka puasa membludak, maka Ketua Panitia Ramadhan segera memerintahkan mengeluarkan stock air kemasan dan kurma dari gudang Masjid.
Alhamdulillah pelayanan di masjid Jami An Nur semakin hari semakin memuaskan jamaah. Prinsip pelayanan prima di terapkan dengan tetap mempertahankan kepercayaan atas amanah yang di berikan umat. Manajemen modern memberikan 2 syarat utama agar pelayanan berlebih (prima ) bisa diterapkan dengan sukses. Syarat pertama adalah Akuntabilitas sedangkan syarat kedua Transparansi. Insha Allah kedua syarat ini dilaksanakan secara istiqomah oleh seluruh Khadimullah sehingga motto masjid " shalat fardhu seramai shalat jum'at " semakin hari semakin terwujud.
Khadimull yakin bahwa melayani umat di baitullah itu ibarat menanam padi. Apabila kita menanam padi maka rumputpun dapat. Sebaliknya apabila bekerja hanya berdasarkan kepentingan duniawi maka pepatah itu berubah menjadi seperti menanam rumput, padi pun segan tumbuh,....
Salam salaman
TD
Ikuti tulisan menarik Thamrin Dahlan lainnya di sini.