x

Iklan

Thamrin Dahlan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ketika Pelanggan Taksi Beralih ke Gojek

Dengan jarak tempuh yang sama penumpang Gojek hanya membayar seperlima dibanding tarif argo taksi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Moda transportasi gojek mulai merubah pola transportasi warga Jakarta. Kehadiran gojek dengan menggunakan aplikasi online nampaknya memberikan kemudahan bagi warga ketika  ingin keluar rumah untuk suatu keperluan. Layaknya taksi, gojek kini bisa dipesan dalam waktu seperkian menit mampu hadir didepan rumah dan mengantar penumpang sampai di depan pintu alamat tujuan. Dengan jarak tempuh yang sama penumpang Gojek hanya membayar seperlima dibanding tarif argo taksi. Perbandingan harga njomplang inilah yang menyebabkan pelanggan Taxi mulai beralih ke Gojek.

Selain tarif transportasi murah, ditengah padatnya transportasi ibukota maka gojek menjadi pilihan alternatif utama karena mampu menembus kemacetan. Warga  yang setiap hari naik taksi berangkat ke tempat kerja lambat laun mulai memilih Gojek.  Murah dan lebih cepat sampai di kantor. Terkait dengan kondisi ini, sudah beberapa kali saya mendengar keluhan pengemudi taksi atas keberadaan dan kehadiran Gojek di Jakarta.  Sopir taksi kini mulai kekurangan penumpang jarak pendek dan jarak sedang. Sedangkan untuk jarak jauh serta penumpang membawa barang yang banyak, warga tetap masih memilih taksi.

Apalagi Manajemen Gojek beberapa bulan terakhir ini masih mengenakan tarif promo sepuluh ribu rupiah untuk jarak tempuh maximal 25 KM.  Tarif promo itu sekarang meningkat menjadi Rp. 15.000 namun tidak mengurangi kebutuhan warga yang ingin menikmati berkendara senyaman taksi dalam artian bisa dijemput di rumah dan diantar persis sampai tempat tujuan. Perbandingan biaya transportasi menjadi acuan utama, sehingga ketika di kalkulasi pengeluaran per bulan untuk transportasi menurun sangat tajam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa supir taksi menginginkan sistem pesan kendaraan mereka jangan lagi melalui call center di pusat pelayanan telepon.  Ada kendala waktu yang cukup signifikan dibanding memesan Gojek. Supir taksi malah menyarankan kalau manajemen taksi menyetujui usulan mereka yang menginginkan pola pesan taxi langsung kepenge mudi seperti di aplikasi si-tukang Gojek.  Mungkin saran dari para sopir ini bertujuan agar faktor kecepatan kehadiran taksi pesanan di depan rumah bisa melebihi  kecepatan gojek atau paling tidak sama dengan motor ber roda dua itu.  Sehingga persaingan mejadi lebih seimbang ditinjau dari effesien waktu antara pesan taksi dan pesan Gojek.

Dari sisi pengemudi Gojek bukan tidak ada keluhan.  Diawal awalGojek  mulai beroperasi di Jakarta, penghasilan pengemudi motor ini bisa mendapatkan uang lumayan besar  dalam sebulan. Melihat begitu besarnya penghasilan pengemudi gojek, maka serta merta pengemudi ojek konvensional berbondong bondong antri melamar menjadi Gojek.  Apa pasal ? hukum ekonomi supply dan demand berlaku disini.  Ketika permintaan jasa gojek tidak bertambah atau stabil sedangkan jumlah suplly gojek semakin bertambah maka otomatis kurva menunjukkan penghasilan pengemudi gojek otomatis menurun.

Inilah satu proses yang harus dijalani ketika ada tawaran baru pada alternatif transportasi di Jakarta yang super macet. Mulai timbul gesekan gesekan kecil dan kemudian dikuatirkan akan terus membesar apabila Manajemen Gojek tidak membatasi jumlah gojek yang tersedia. Apalagi Pak Ahok sudah mulai berang mendapat laporan bahwa pengemudi gojek sengaja parkir menunggu pelanggan di area tortoar. Tentu perilaku tidak disiplin melanggar rambu rambu lalu lintasi ini membuat Jakarta semakin macet.

Kita tunggu saja bagaimana perkembangan Gojek di Indonesia.  Lihatlah nanti di musim hujan dapat dipastikan para pelanggan taksi tadi akan kembali menggunakan transportasi yang tahan hujan. Sementara Gojek selain memberikan masker gratis dan pinjaman helm, apakah nanti mereka juga akan menyediakan jas hujan spesial yang bisa melindungi penumpang dari serpihan becek percikan air hujan. Kita lihat saja nanti apa kiat Gojek melawan hujan deras dan menembus banjir Jakarta.

Paling tidak keunggulan Gojek yang selain  mampu mengantar pelanggan sampai di didepan rumah, fasilitas memberikan kemudahan dalam memesan makanan dari restoran menjadi daya tarik tersendiri.  Demikian pula Gojek menyediakan pula fasilitas layanan antar mengantar barang dengan harga bersaing dan dijamin sampai di alamat. Semoga pilihan pilihan warga dalam menggunakan tranportasi umum yang semakin banyak diantara  antara pilihan Trans Jakarta, Gojek, taksi dan mikrolet atau bis semua terpulang kepada faktor biaya, kecepatan dan kenyamanan berkendara di kota paling macet sedunia.

* Ilustrasi Foto : Propertisunter.com

Salamsalaman

TD

Ikuti tulisan menarik Thamrin Dahlan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB