x

Iklan

Ipul Gassing

Pemilik blog daenggassing.com yang senang menulis apa saja. Penikmat pantai yang hobi memotret dan rajin menggambar
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Tulehu, Antara Sepak bola dan Ikan Segar

Sebuah kampung di pesisir Ambon yang kental dengan sepak bola dan ikan segar

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tulehu. Nama ini sebenarnya sudah lama sayup-sayup terdengar di dunia persepakbolaan Indonesia. Beberapa nama pesepakbola Indonesia memang berasal dari kampung di pesisir Timur pulau Ambon ini. Saat ini setidaknya ada 300 pesepakbola asal Tulehu yang bermain di tim nasional Indonesia di beberapa kelompok umur. Nama-nama seperti Alfian Tuasalamony, Rizky Peluw dan Ramdani Lestaluhupun sudah akrab di telinga pecinta sepak bola Indonesia. Mereka adalah anak-anak asal Tulehu.

Ketika tiba di Tulehu, suatu sore di bulan Oktober saya belum merasakan atmosfir sepak bola itu. Mungkin karena saya tidak menemukan lapangan sepak bola di tepi jalan. Di Tulehu ada 3 lapangan sepakbola besar, lapangan Matawaru, lapangan Darussalam dan lapangan Hurnala. Di ketiga lapangan itulah anak-anak Tulehu ditempa bakat dan kemampuannya bermain sepak bola.

Atmosfir sepak bola baru terasa ketika di sebuah pertigaan berdiri tegak sebuah tugu yang bertuliskan: Selamat Datang di Kampung Sepak Bola, Tulehu. Tugu ini berdiri tegak di tengah pertigaan, seakan membuktikan betapa sepak bola sebenarnya menjadi urat nadi warga Tulehu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain lapangan sepak bola, kampung Tulehu juga punya tiga sekolah sepak bola (SSB), ada Hurnala FC, Tulehu Putra dan Maenahu FC. Ketiga SSB itulah yang melahirkan para pesepakbola tangguh dari pesisir pulau Ambon itu.

“Ade kalau besar mau jadi pemain bola kah seng?” Tanya saya pada Rizky, seorang bocah kecil berusia sekisar 7 tahun yang saya temui di pasar depan pelabuhan Tulehu.

“Mau.” Jawabnya malu-malu. Kemudian dia melanjutkan, “Mau macam Messi sa (mau seperti Messi saja)”.

Lalu kami tertawa berbarengan.

Anak sekecil itu sudah punya cita-cita menjadi pemain sepak bola, bahkan menjadi pemain sekelas Lionel Messi. Tentu ini menggambarkan betapa sepak bola adalah impian dan mungkin jalan hidup bagi bocah-bocah pria di Tulehu.

Tapi Tulehu bukan hanya sepak bola. Tulehu juga dikenal sebagai surganya ikan segar. Letaknya yang berada di pesisir Timur pulau Ambon memang membuat sebagian besar warga menggantungkan hidup dari melaut. Ikan adalah tangkapan terbesar mereka sekaligus penopang hidup kebanyakan warga Tulehu.

Malam hari di depan pintu masuk pelabuhan Tulehu berjejer mama-mama penjual ikan dan panganan khas lainnya. Ikan-ikan cakalang mulai dari yang panjangnya 20cm sampai yang 50cm dijajakan dengan harga murah. Ikan itu sudah diasapi atau yang mereka sebut dengan nama ikan asar. Selain ikan cakalang ada juga beragam ikan-ikan kecil yang dibakar atau digoreng. Tak ada bedanya, semua rasanya renyah, empuk dan tentu saja segar.

Malam itu saya mencoba mencicipi ikan-ikan segar itu. Duduk di lapak para pedagang yang kebetulan kosong, mengobrol dengan Mama Ina yang berjualan ikan asar dan tentu saja mencicipi beragam ikan segar dan panganan khas lainnya.

Ikan-ikan cakalang asap atau ikan asar itu dijajakan dengan harga yang sangat murah menurut saya. Seekor ikan asar cakalang yang panjangnya sekitar 20cm dijual dengan harga Rp.10.000,-. Harga yang sangat murah, bukan?

Menyenangkan sekali rasanya duduk di antara mama-mama pedagang itu, mengobrol dengan mereka dan merasakan sendiri keramahan warga Tulehu. Meski hanya semalam di Tulehu, tapi saya senang. Bisa merasakan sendiri atmosfir kampung sepak bola itu, mencicipi ikan segarnya dan menjalin interaksi dengan warga setempat.

Tulehu memang menyenangkan untuk dikunjungi. [dG]

Ikuti tulisan menarik Ipul Gassing lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler