x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Manusia Penuh Pertanyaan

Selalu bertanya dapat menjadi cara untuk mengusik pikiran dan mengakurkannya dengan hati.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

"The power to question is the basis of all human progress."
--Indira Gandhi (Negarawan, 1917-1984)

 

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

‘Malu bertanya, sesat di jalan.’ Begitu bunyi peribahasa lama. Biasanya, ini masih dilanjutkan dengan ‘Banyak bertanya, malu-maluin.’ Peribahasa lanjutan ini sekedar keisengan, meskipun ada benarnya juga, karena memang terkesan bahwa yang bertanya malas berusaha sendiri.

Dalam hidup sehari-hari, banyak orang mungkin merasa sudah cukup dengan apapun yang mereka jalani selama ini. Tak ingin tahu lebih banyak mengenai hal-hal baru. Tak ingin repot-repot mencari kesukaran baru. Tak ingin bersusah payah menguasai keterampilan baru. “Aduh capek kalau mesti ikut workshop.”

Beranjak dari zona nyaman memang bukan perkara mudah. Banyak orang tahu bahwa belajar keterampilan baru akan sangat berguna untuk meningkatkan karir. Banyak orang tahu bahwa dengan menjalin networking yang luas maka peluang untuk mengembangkan bisnis kian terbuka.

Sayangnya, hati tak selalu mengikuti apa yang diketahui dan dipikirkan oleh otak. Terkadang, bila bukan seringkali, hati bersikap resisten (“Males, ah.” “Capek, ah.” “Lain kali, saja.”) Begitulah, jarak antara pikiran dan hati terkadang terasa jauh. Pengetahuan yang cukup sekalipun terkadang tidak sanggup memotivasi diri kita untuk bergerak dari zona nyaman.

Selalu bertanya, dalam konteks ini, dapat menjadi cara untuk mengusik pikiran dan mengakurkannya dengan hati. Membiasakan diri untuk bertanya memang tidak mudah—di sekolah dasar, kita jarang didorong untuk bertanya; kita lebih sering diminta menjawab; kita tidak dibiasakan untuk menyusun pertanyaan yang baik.

Kebiasaan bertanya (tak mesti kepada orang lain, tapi kepada diri sendiri, dan mencari tahu ke sumber-sumber pengetahuan) secara bertahap akan memantik hati untuk bergerak. Orang-orang yang penuh rasa ingin tahu akan menjelajahi wilayah-wilayah baru. Ia ingin mengetahui apa yang ada di balik tembok pembatas yang selama ini berdiri di hadapannya: “Adakah sesuatu yang menarik di baliknya?”

Dalam tahap berikutnya, mereka akan mempertanyakan asumsi-asumsi yang berlaku dalam bidang yang ia tekuni. “Apakah ada cara lain yang lebih efisien dibanding cara yang selama ini dipakai?” “Mengapa model bisnisnya tidak diganti untuk memberikan pengalaman berbelanja yang lebih menarik kepada konsumen?”

Pertanyaan-pertanyaan ini memang akan mengusik status quo. Mereka yang sudah mapan dan tidak cukup terbuka terhadap perubahan biasanya merasa terganggu dan bersikap resisten. Sementara, mereka yang sudah terbiasa keluar dari zona nyaman akan siap menghadapi tantangan untuk berubah.

Siapapun yang terbuka terhadap gagasan baru akan dengan senang hati mengajukan pertanyaan. Ia bersuka cita ketika merasa horison pemahamannya semakin luas. Ia tergerak untuk melangkah maju tatkala hatinya tersentuh dan termotivasi. Jadi, pendeknya, tidak usah malu untuk bertanya. (sumber ilustrasi: accountkeepingplus.wordpress.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler