x

Iklan

Amarulloh

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Melihat Wajah Pasar Bekasi di Perbatasan

Pusat Transaksi Dua Kabupaten

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Puluhan mata memandang sinis saat saya datang dilokasi pasar di perbatasan antara Kabupaten Bekasi dan Karawang, namanya pasar Bojong letaknya berada di kecamatan Kedungwaringin Kabupaten Bekasi.Belasan lelaki bertubuh kekar terus meneropong dari warung-warung kopi dengan pandangan tajam kesana kemari.Tiba di pasar Kedatangan langsung disambut bau busuk yang cukup menyengat, suasana makin prihatin saat melihat pasar diselimuti sampah-sampah menumpuk di tiap sudut dengan sekat-sekat toko tak beraturan yang sebagian lainnya memaksa berdiri dibawah jembatan rel kereta api.

Pasar tradisional yang dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan 'pasar Bojong" memang selalu ramai dikunjungi, tidak hanya warga setempat tetapi warga lain yang berada di perbatasan juga turut meramaikan suasana ekonomi.bahkan disebut-sebut lokasi pasar Bojong menjadi andalan masyarakat di dua kabupaten sebagai pusat transaksi jual beli.

jika dilihat dari letaknya pasar tradisional ini berdampingan dengan sungai Citarum sebagai penanda garis perbatasan wilayah, praktis aktivitasnya bisa dilihat dari kejauhan terutama di atas jembatan sebagai penghubung antar dua kabupaten. Aroma transaksi jual-beli di pasar tradisional ini memang tidak hanya terjadi bagi warga Bekasi saja tetapi masyarakat Karawang pun turut menghidupkan perekonomian pasar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

uniknya pedagang pasar di tempat ini tidak hanya mengandalkan toko, sebagian dari mereka memanfaatkan lahan kosong yang ada di bawah jembatan rel kereta api untuk mengais rezeki dengan membuka lapak-lapak sederhana, deretan lapak-lapak itu bahkan nyaris mepet dengan bibir sungai Citarum, saat kereta datang transaksi sementara dipending untuk menunggu kondisi senyap dari suara deruan kereta api yang melintas di atasnya.

sebagai pusat ekonomi warga dua kabupaten, pasar tradisional ini mulai beroperasi pada pukul 02.00 WIB, namun di jam-jam itu dominasi pedagang merupakan para pedagang sayur, ikan serta sejumlah kebutuhan pokok lain, menjelang matahari terbit suasana pasar semakin ramai pedagang pun sibuk.

"Kalau malam itu untuk pasar sayur mayur dan sebagian ada yang menjual kebutuhan pokok seperti kelontong, karena posisinya digaris perbatasan jadi selalu ramai terutama warga Karawang,"Ujar salah seorang warga Desa Bojongsari, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi David (32).

Lalu lalang keramaian pasar ini memang terlihat sangat hidup sebagai pusat ekonomi masyarakat dua kabupaten itu meski kondisinya sangat prihatin karena banyak tumpukan sampah di beberapa sudut yang seolah tidak diurus pihak pengelola pasar yang kemudian membuat aroma pusat transaksi tersebut bau.

Animo warga dua kabupaten ke tempat ini pun sangat tinggi, diperkirakan perputaran uang yang masuk di pasar dengan sebutan "bojong" bisa mencapai ratusan juta rupiah tiap harinya, sebagai pusat ekonomi masyarakat keberadaannya sudah menjadi primadona bagi sebagaian warga sebagai aktivitas jual-beli dengan budaya tawar menawar yang menjadi ciri tersendiri bagi hadirnya pasar "Bojong"ditengah gempuran pasar-pasar modern, keberedaannya tetap bertahan dan menjadi diri sendiri sebagai kebutuhan masyarakat.

Ikuti tulisan menarik Amarulloh lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu