x

Iklan

Nanda Ruli Maulidiyah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Dosen Penembus Batas

Dosen ini sangat luar biasa. Keterbatasan tak menghalanginya untuk tetap berprestasi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dosen yang satu ini memang luar biasa. Keterbatasan fisik tak menjadi penghalang baginya untuk tetap berbagi ilmu. Nurdin Bramono M.hum adalah salah satu dosen di Unipdu Jombang. Ia juga menjabat sebagai kaprodi sastra Inggris di fakultas Bahasa dan Sastra. Dua tongkat selalu menemaninya kemana pun ia pergi. Meski demikian, kalau soal semangat jangan ditanya lagi. Tak sedikit mahasiswa yang diajarnya mengatakan bahwa Pak Nurdin adalah dosen yang top.

Ia tak pernah lelah membagi ilmu kepada para mahasiswanya. Selain tugas wajib membagi ilmu kepada mahasiswa, beliau selalu memberikan reward kepada beberapa mahasiswa yang berprestasi. Dosen yang akrab disapa pak Nurdin ini memiliki hobi menulis. Tak lupa, ia tularkan hobi itu kepada anak didiknya. Meski tak semua mahasiswa memiliki hobi menulis, namun beberapa diantaranya menunjukkan bakat terpendam mereka dalam menulis.

Pak Nurdin selalu mengajarkan mahasiswanya untuk melihat ke depan dan keluar. Itu ia lakukan agar para mahasiswanya tidak hanya jago kandang saja. “Kalian harus berani keluar, jangan hanya jago kandang saja” itu yang selalu ia katakan. Ia sering mengajak beberapa mahasiswa untuk keluar mengikuti seminar nasional, atau beberapa kompetisi untuk melatih mental dan kemampuan mahasiswanya. Sering juga pak Nurdin menantang mahasiswanya untuk berani unjuk gigi di seminar internasional. Ia pun tak segan-segan merogoh kocek pribadinya agar mahasiswa yang didiknya bisa menjadi orang yang bisa dikenal di luar kampus. Jadi, belajar tidak harus di dalam kelas saja. Lagi pula, kita bisa bertemu banyak orang-orang hebat di luar sana.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pak Nurdin juga aktif di beberapa organisasi seperti anggota HPI (Himpunan Penerjemah Indonesia) komda Jatim. Yah, selain berprofesi menjadi dosen, ia juga seorang penerjemah. Mahasiswa-mahasiswa yang prospek di bidang menulis maupun menerjemahkan tak luput dari pantauannya. Ia sangat menyayangkan apabila ada mahasiswa yang berpotensi namun malas atau bahkan tidak mau mengasah kemampuannya itu. Selain berusaha keras, do’a juga tak boleh dilupakan. Menurutnya, do’a adalah otak ibadah yang membuat kita tak pernah lalai dengan sang pencipta.

Dosen yang lahir pada 25 ktober 1978 ini tak pernah sekali pun meremehkan kemampuan mahasiswanya. Ia selalu yakin bahwa setiap orang bisa menjadi sukses, tinggal bagaimana ia menjemput kesuksesan itu. Dengan penuh semangat, ia selalu memberi motivasi kepada mahasiswa. Bahkan, untuk mengetahui benar kemampuan mahasiswa, tak jarang ia memanggil satu per satu mahasiswa untuk menghadapnya. Tugas menjadi kaprodi pun ia lakukan dengan penuh tanggung jawab. Segala daya dan upaya ia kerahkan semaksimal mungkin agar jurusan sastra Inggris bermanfaat di masyarakat.

Istri beliau pun sangat mendukung apa yang dilakukan dosen ini selagi masih berada dalam jalur yang benar. Dukungan sang istri dan keluarga berhasil mengantarnya meraih gelar S2 di UNS Solo. Dalam keluarga pun ia sangat penyayang. Ia selalu menyempatkan waktu untuk memasak bersama sang istri agar kebersamaan mereka tetap terjaga.

Terbukti, keterbatasan fisik tak akan menjadikan kesuksesan seseorang hilang begitu saja. Tinggal kita mau atau tidak bekerja keras menjemputnya. Contohnya pak Nurdin, ia telah melanglang buana menembus beberapa tempat di Indonesia dengan prestasinya. Rasa lebih penting dari pada kemasan. Tak ada yang mustahil diraih jika kita berusaha dan bekerja keras serta berdo’a.

Ikuti tulisan menarik Nanda Ruli Maulidiyah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler