x

Pasokan Daging Sapi Belum Normal

Iklan

Chrisman Saragih

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Daging Sapi Mahal? Jangan Makan Daging Sapi!

Apa yang terjadi dengan bangsa kita sekarang? Bangsa ini berubah menjadi bangsa sapi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tanggal 9 Nopember 1948 Panglima Besar Soedirman mengeluarkan Instruksi No. 1, dikenal dengan “PERINTAH SIASAT NO. 1”, kepada pasukan Siliwangi untuk kembali ke kantong-kantong gerilya di Jawa Barat. Maka terjadilah perjalanan panjang ratusan kilometer dari Yogyakarta ke Jawa Barat yang dikenal dengan nama “Long March” (1). Pasukan Siliwangi berjalan kaki lebih dari sebulan, mereka kelelahan, kelaparan dan terus diburu pasukan Belanda. Diperbatasan Jawa Barat, ayahku dan kelompoknya terpisah dari pasukan utama, tapi mereka terus berjalan menuju tujuan, yaitu Garut (2). Apa yang mereka makan selama diperjalanan? Apa saja yang bisa dimakan, bahkan akar rumput-pun mereka makan. Mereka tidak bisa masuk ke desa dan minta makan, sebab Belanda ada dimana-mana, selain itu ada pasukan lain mencegat. Kelompok yang tidak ingin pasukan Siliwangi kembali ke Jawa Barat. Di desa yang aman, baru mereka bisa menikmati nasi hangat masuk ke perut, itupun dengan jumlah terbatas.

Sebetulnya warga desa rela memberikan semua yang dimiliki untuk para pejuang, tapi para pejuangan menolak, karena mereka tahu cadangan makanan yang dimiliki warga desa terbatas (Coba bandingkan dengan ulah anggota DPR jaman sekarang yang sangat sigap dan rakus menguras uang rakyat. Untuk pengharum ruangan saja miliaran rupiah uang rakyat digelontorkan) (3). Itulah karakter bangsa Indonesia pada masa perjuangan. Kemerdekaan bangsa ini direbut dari Belanda dengan pengorbanan, darah dan nyawa. Tidak heran kita bisa menjadi bangsa yang merdeka.

Apa yang terjadi dengan bangsa kita sekarang? Bangsa ini berubah menjadi bangsa sapi (maaf, maksudnya bangsa yang bergantung kepada daging sapi). Jika harga daging sapi mahal, semuanya resah. Ketika pasokan daging sapi kurang, semua berkeluh kesah. Ketika daging sapi masuk dimulut, barulah kita mendesah. Puas. Padahal orang nggak bakal mati kalau nggak makan sapi. Agar rakyat tidak kecewa dan puas, tahun 2014 pemerintah SBY menggelontorkan uang Rp. 9,3 triliun untuk membeli sapi dari Australia (4). Siapa yang diuntungkan? Negara sapi. Siapa yang dirugikan? Bangsa sapi! Ditambah lagi kasus korupsi sapi yang merugikan negara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kasian lho tukang baso kalau nggak ada daging sapi. Mereka kehilangan mata pencaharian dan nganggur”, kata para pembela sapi. Ah, itu mah alasan konyol. Orang yang mikir seperti itu nggak ngerti hukum dagang. Apa sih keinginan utama tukang baso? Keinginan tukang baso adalah agar jualannya laku dan dapat untung. Tidak perduli apakah ia jualan baso sapi, baso ikan atau baso ayam. Yang penting halal. Jadi, kalau semua orang Indonesia sepakat tidak mau makan baso sapi, maunya makan baso ikan atau baso ayam, siapa yang masih nekat jualan baso sapi? Pingin bangkrut ya? Masalahnya bangsa ini sudah kesetanan sama daging sapi, padahal negara kita adalah negara maritim yang kaya akan ikan. Biasakanlah makan baso ikan. Mahal! Iya yah…

“Kalau nggak makan daging sapi tubuh bisa lemes lho. Badan kurus nggak ada energy”, begitulah kata pecinta sapi. Itu juga pernyataan konyol. Buktinya sapi yang nggak makan daging sapi kok badannya bisa gede dan kuat. Gajah yang cuma makan rumput bisa gede banget dan kuat. Kalau pingin kuat, makan rumput aja. Biarpun tiap hari makan daging, bisa aja tubuh tetap kurus. Buktinya cecak yang makan daging (lalat, serangga) badannya kurus. Nggak ada cecak yang segede sapi …ha…ha…ha..

Apakah daging sapi merupakan kebutuhan nasional? Kayaknya enggak deh. Buktinya kapal sapi yang disediakan Jokowi jurusannya cuma satu, yaitu ke Jakarta. Apa ada kapal sapi yang ke Kalimantan, Sulawesi atau Papua? Nggak ada! “Kalau gitu sekalian aja bikin peraturan, dilarang makan sapi!” kata temanku sewot. Ia pecinta sapi. “Memang, sapi dilarang dimakan. Yang diijinkan dimakan adalah daging sapi”, jawabku tegas.

Maksudnya gini loh, selama pasokan sapi lokal masih tidak mencukupi, tolonglah kurangi konsumsi daging sapi, supaya pemerintah tidak perlu meng-import daging sapi, supaya bangsa kita jangan rugi dan bangsa lain yang diuntungkan. Kan saat ini pemerintah sedang berusaha meningkatkan jumlah sapi lokal (5). Jadi marilah kita puasa daging sapi dulu. Itulah salah satu bentuk perjuangan bangsa dimasa sekarang. Mari kita ingat ungkapan yang sering diucapkan oleh Gus Dur : “Gitu aja kok repot”

Salam Indonesiana.

Sumber :

1. Hijrah-dan-longmarch-siliwangi

[https://megajakarta.wordpress.com/2013/08/16/hijrah-dan-longmarch-siliwangi/]

2. Letnan Kolonel Saragih (pengalaman pribadi)

a. Perpustakaan Nasional RI, [http://opac.pnri.go.id/uploaded_files/dokumen_isi2/Bahan%20Campuran/56574_001/book.swf]

b. Letkol inf B. Saragih, Pejabat Danbrigif 13, [http://www.brigif13galuh.com/2012/grup/pejabat-danbrigif-13]

3. Fitra Sebut DPR Siapkan Anggaran Rp 2,6 Miliar untuk Pewangi Ruangan

[http://nasional.kompas.com/read/2016/01/08/18400201/Fitra.Sebut.DPR.Siapkan.Anggaran.Rp.2.6.Miliar.untuk.Pewangi.Ruangan]

4. Indonesia akan kurangi impor sapi Australia, ini komentar Abbott

[http://www.antaranews.com/berita/507155/indonesia-akan-kurangi-impor-sapi-australia-ini-komentar-abbott]

5. Gemuk dan Besar, Jokowi Terkesima Lihat Sapi Lokal Sumbar

[http://news.liputan6.com/read/2336296/gemuk-dan-besar-jokowi-terkesima-lihat-sapi-lokal-sumbar]

6. Gambar sapi : http://www.wikiwand.com/es/Filete_(carne_roja)

Ikuti tulisan menarik Chrisman Saragih lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu