x

Pangeran William bersama anak bungsunya, Putri Charlotte, berfoto dalam liburan keluarga di French Alps, Prancis, 3 Maret 2016. John Stillwell - WPA Pool/Getty Images

Iklan

Aldi Aramiko

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Orang Tua Protektif dan Over Protektif

Menurut saya orang tua yang protektif adalah yang paling baik dalam membentuk kepribadian seorang anak. Mengapa demikian?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Orang tua memang sosok yang paling didamba, dipuji, dan paling disayang oleh anak-anaknya. Orang tua juga merupakan satu-satunya orang yang paling mengerti dengan keadaan kita dan perasaan kita. Tetapi tidak semua orang tua bisa mengerti dengan perasaan anaknya. Menurut saya, cara orang tua mendidik dan menjaga kepribadian dari anaknya bisa dibedakan menjadi dua macam, yaitu: protektif dan over protektif.

 

Kepribadian anak yang bisa dihasilkan dari orang tua yang menerapkan cara protektif akan berupa anak-anak yang pengertian, berpikir luas, dan bahkan anak-anak yang sangat cerdas. Sedangkan pembentukan kepribadian anak melalui orang tua yang over protektif hanya dapat berupa dua hal, kepribadian anak akan baik, dan kepribadian anak akan mengalami penolakan dari dalam. Kenapa bisa seperti demikian? Penjelasan saya dibawah akan mengungkap jawabannya.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orang tua protektif membentuk pribadi yang aktif?

 

Menurut saya, orang tua yang protektif adalah yang paling baik dalam membentuk kepribadian seorang anak. Mengapa demikian? Orang tua protektif adalah orang tua yang tidak memberi batasan yang dalam terhadap kelakuan seorang anak. Orang tua yang protektif hanya memberi batasan pada anak yang dominan saja. Contohnya, anak perempuan tidak boleh pulang larut dan tidak boleh menginap di rumah teman. Tidak boleh merokok dan menggunakan narkotika. Itu merupakan larangan yang sering diucapkan kebanyakan orang tua. Larangan seperti itu merupakan larangan yang sudah umum bagi anak-anak sekolah yang masih dalam masa pembentukan kepribadian. Lantas bagaimana pribadi aktif dapat terbentuk dengan metode ini? 

Anak-anak yang aktif dan berpikir luas tentu saja memiliki kecerdasan dan tidak terlalu banyak tekanan yang terpikul. Anak yang aktif di masa SMP dan SMA, biasanya akan langsung populer di kalangan siswa sekolah maupun guru pengajar. Karena, siswa yag aktif akan mulai berorganisasi, dan mengikuti kelompok-kelompok belajar di sekolah maupun luar sekolah. Di tahap ini jika seorang anak tidak terlalu diikat tentang waktu oleh orang tuanya, kemungkinan besar dia akan bisa mencapai tahap ini dengan baik. Dia akan mulai sukses diorganisasi sekolahnya dan akan dibawa untuk mengikuti lomba-lomba di luar sekolah. Jika sudah menang, dipikiran seorang anak akan timbull rasa bahagia, dan rasa terima kasih kepada orang tuanya. Melalui pengalaman tersebut juga akan muncul rasa percaya diri, dan rasa kreatifitas yang tinggi untuk berekspresi di hal-hal lainnya.

Di lain sisi anak-anak yang diberi kebebasan yang mutlak juga bnyak yang ngelunjak. Hal ini dikarenakan tidak ada pendidikan yang diberikan orang tua ketika masih balita. Anak yang diasuh oleh orang lain pasti tidak akan terlalu mengenal dalam sosok sang ibu, dan sosok ayah. Ibu seharusnya mengajarkan balitanya mana yang baik dan mana yang buruk, menjadi tidak sempat karena tuntutan pekerjaannya. Jadi ketika besar anaknya akan bergabung di fase lain, yaitu fase dimana lingkungan didominasi dengan kawan-kawan sekolah. Jika seorang anak mendapatkan kebebasan disini, tanpa ada pendidikan yang baik di hari kecilnya, kemungkinan besar anak tersebut akan berubah menjadi nakal karena adanya rasa ingin tahu yang tinggi tanpa diiringgi dan pengetahuan tentang baik-buruknya sesuatu. Tetapi jiga orang tua yang protektif, yang memberi tahu anak nya tentang hal-hal penting ketika masa kecilnya, dan memiliki banyak waktu untuk anak diwaktu kecil. Ketika anaknya besar, kemungkinan besar anak tersebut bisa menjaga diri dari pergaulan bebas, dan seiring waktu dia dapat memahami hidup, dan dapat membentuk kepribadiannya dengan baik juga aktif.

Bagaimana dengan yang over protektif?

Banyak yang bilang anak yang membangkang dan nakal dikarenakan oleh didikan orang tua yang berlebihan. Apakah itu benar? Ya, itu benar. Menurut saya orang tua yang mendidik anak secara berlebihan dapat membuat psikollogis anak menjadi melunjak, atau bahkan menjadi sangat tertutup. Tapi, kebanyakan anak yang dididik secara berlebihan akan menjadi pribadi yang amat keras nantinya. Secara tidak langsung, seorang ayah yang memarahi atau memukul anaknya karena sesuatu yang kecil, akan meninggalkan bekas di benak anak tersebut. Jika kejadian tersebut dilakukan secara terus-menerus dalam jangka yang panjang, secara tidak langsung anak akan melunjak di dalam hatinya dan kemungkinan akan melampiaskannya terhadap teman-temannya. Ada juga yang akan terus tertutup dan menyimpan kekesalannya sampai dewasa, yang tentu merusak banyak dari pribadinya.

Larangan-larangan orang tua memang amat penting untuk mendidik anak menjadi seseorang yang baik akhlak dan budi. Tetapi jika orang tua terlalu memaksakan anak untuk mengerjakan ini, melakukan itu, dan diberi hukuman karena kesalahan. Itu benar-benar salah menurut saya. Karena mental seorang anak dapat berubah seiring waktu yang dijalaninya. Tidak selamanya dia dapat menerima apa yang dipaksa oleh ibunya. Dan hukuman dari ayahnya. Ingat! Orang tua yang Over-protective, dapat membuat anak menjadi seorang pembohong.

Pilihan apa yang seharusnya dilakukan orang tua?

Jika menjadi orang tua yang protektif ada baiknya dan buruknya. Begitu juga dengan orang tua over protektif. Jika saya simpulkan dari opini di atas, saya dapat mengatakan bahwa, pilihan terbaik orang tua untuk mendidik anak adalah dengan cara protektif. Kebanyakan orang tua berhasil dengan cara ini. Cara yang tidak terlalu membebankan seorang anak, dan cara ini dapat membuat anak menjadi lebih terbuka dengan keluarga. Dan harus diingat! Walaupun kita memberikan kebebasan terhadap anak, tidak berarti kita melalaikannya. Dalam arti kata, kita juga harus mengontrol apa yang dilakukan anak kita.

Ikuti tulisan menarik Aldi Aramiko lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler