x

Warna-warni pelangi yang mencirikan kaum LGBT pada sejumlah pernah pernik dan kostum yang dikenakan oleh sejumlah peserta yang ikut ambil bagian dalam parade Gay dan Lesbian Mardi Gras di Sydney, Australia, 5 Maret 2016. REUTERS

Iklan

NAEK L TOBING

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

LGBT Berbahayakah?

Belakangan ini banyak sekali perbincangan masyarakat tentang LGBT. Apakah Berbahaya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Belakangan ini banyak sekali perbincangan masyarakat tentang LGBT. Sebagian berpendapat sangat berbahaya. Yang lain mengatakan mereka orang sakit dan tidak berbahaya. Yang mana yang benar?

LGBT adalah kependekan dari Lesbian, Gay, Bisexual dan Trans Gender atau Transsexual. Untuk mengetahui lebih jelas sebaiknya LGBT dibagi dua kelompok yakni LGB dan Transsexual.  Semua orang yang masuk dalam  LGBT adalah  orang yang tertarik seksual kepada orang yang sama jenis dengan dirinya sehingga digolongkan sebagai  Homoseksual. Perempuan  homoseks disebut lesbian. Sedang laki yang tertarik pada sejenis disebut gay. Laki   atau perempuan yang tertarik pada lawan jenis atau sejenis disegut biseksual.

Masyarakat biasa umumnya tertarik seksual pada lawan jenis dan disebut Heteroseksual. Inilah yang  dianggap normal. Sebaliknya Homoseksual dianggap tidak normal dan tidak mengganggu orang lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari semua penelitian menunjukkan bahwa 9-10 persen dari seluruh pria mengandung ketertarikan homoseks dalam berbagai tingkat. Ada pria yang 100 % merasa dirinya merasa dirinya homoseks, sehingga tidak tertarik pada lawan jenis.  Ada yang  hanya sekitar 40 sampai 60 % tertarik pada sejenis, yang berarti 60 sampai 40% tertarik pada lawan jenis. Karena tertarik pada kedua jenis, maka disebutkanlah Biseks. Ini berlaku untuk laki dan perempuan.

Berbeda dengan laki, jumlah perempuan yang tertarik pada sejenis hanya sekitar 5%, selebihnya 95% tertarik pada lawan jenis atau heteroseks.Yang 5% tersebut disebut Lesbian.   Kelompok Gay  lebih dikenal masyarakat karena lebih banyak dan lebih menunjukkan diri. Sebaliknya Lesbian lebih sedikit dan lebih tertutup sehingga hampir tidak dikenal masyarakat. Lagi pula, walau mereka lesbian, sebagian besar menikah dan melahirkan anak. Belum pernah diberitakan mengganggu di masyarakat.

 

Transsexualisme (transgender, Gender Dysphoria).

Ahli pertama yang meneliti dan menulis tentang rranssexualisme dan ganti kelamin ialah ahli Seksologi Amerika Serikat Richard Green dan John Money (Transsexualisme and Sex Reassignment (1969). Belakangan Perhimpunan Psikiater Amerika  (American Psychiatric Association) yang  menyusun buku pegangan atau Manual tentang Diagnosa dan Statistik Gangguan Mental termasuk seks, menyebutnya Gender Dysphoria (DSM-5, 2013). Nama tersebut berarti orang yang tidak suka kepada organ seks atau tanda jenis yang melekat di badannya. Pada pria Transsexual semua organ seksnya mulai dari penis, buah zakar dll, rasanya tidak enak. Bahkan merasa itu bukan miliknya atau terperangkap. Maunya semua  diganti dengan organ seks perempuan . Demikian juga tanda jenis sekunder seperti kumis, pakaian, nama dll harus diganti dengan kepunyaan lawan jenis (perempuan)  baru enak dan nyaman. Perasaan itu ada sejak prapubertas sampai selama hidup kalau tidak ditukar. Demikian sebaliknya penderita Gender Dysphoria perempuan selalu ingin mengganti organ kelaminnya menjadi laki. Karenanya mereka selalu tidak tenang, menderita. Untuk mengurangi penderitannya, mereka selalu memakai pakaian, perhiasan atau tampil sebagai lawan jenis.

Apakah LGBT  berbahaya?

Hampir semua masyarakat kita mengatakan LGBT adalah tidak normal. Dikhawatirkan akan menggoda atau mempermainkan anak atau dewasa secara seksual. Dalam hal inipun perlu dibedakan antara Lesbian, Gay dan Biseksual (LGB) dengan Transeksual. LGB pada umumnya mempunyai libido seksual terhadap teman sejenis. Tentu kontak seksual terjadi kalau sudah suka sama suka atau saling mencintai. Jadi mereka tidak melakukannya semaunya. Hukum tetap berlaku, Bedanya ialah mereka umumnya tertarik pada sejenis, sedang heteroseks dengan lawan jenis. Juga mereka tidak akan memaksa. Umumnya mereka sama dengan orang lain.Kalau mereka melakukannya terhadap anak atau dibawah umur berarti termasuk Pedophilia.  Karena itulah secara ilmiah mereka dianggap orang normal. Bukan orang sakit. Dan tidak bisa diubah.  Bahkan di banyak Negara Barat, mereka sudah boleh menikah secara resmi. Terakhir Presiden AS telah secara resmi mengijinkan LGB menikah.  Dalam buku  DSM  5 (2013) pun tidak tercantum orang homoseks (LGB) sebagai orang sakit. Dan jelas bukan orang yang berbahaya.

Sebaliknya Transexxual atau Transgender atau Gender Dysphoria, adalah orang sakit. Mereka umumnya merasa menderita selama belum dirobah organ kelamin dan semua tanda tanda jenisnya. Sering juga orang tua dan anggota keluarga  tidak bisa menerimanya. . Ada perasaan risih atau jijik terhadapnya. Masyarakat sekitar  menganggap mereka orang tidak normal dan sebaiknya dijauhkan. Bagian badan yang telah diberikan Tuhan tidak boleh dirobah kecuali kalau organnya sakit.

Dari pengamatan selama ini hampir semua orang Transsexxual menjauh dari keluarga lalu hidup sendiri dan mencari jalan untuk mengubah tanda tanda jenisnya. Itulah tujuan hidup utamanya. Mereka tidak akan mengganggu orang lain. Dari situ dapat disimpulkan mereka bukan orang berbahaya. Mereka menutup diri dan  fokus  mencari jalan keluar lepas dari penderitannya. Jelas tidak berbahaya.

 

Ikuti tulisan menarik NAEK L TOBING lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB