ketika opini tersambar petir
ketika reportase terlempar krikil
ketika curahan hati tak seperti dekil
maka kemana lagi aku mengadu muskil
kalau tidak melalui puisi secuil
ya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sudah ku sampaikan
doa doa panjang untuk indonesia khatulistiwa berawan
dan Tuhan kemudian memberi isyarat alam
bersabarlah, sayang
isyarat itu juga kutafsirkan penuh makna
tenangkanlah bumi nusantara
dinginkan suasana negara
dari seteru dua orang terkemuka
jokowi dan sby di media
bersama konco kroni setia
kenapa tuan tuan masih bertengkar
saling sapa diatas akar belukar
lupakah dengan amanat penderitaan rakyat lapar
dimanakah jiwa kenegarawan tuan tuan terkapar
tiada manfaat saling cerca berburuk muka salin tampar
maaf, bukankah itu juga sampah terluar
di hari puisi dunia tahun ini
indonesia sebegitu sajakah di berita terkini
berita di koran, radio dan televisi
dan sosial media negri dan luar ngeri
penuh canda intelektual 'ala sby versus jokowi
inikah cermin cembung bermuka pipi
tuan berdua
lihatlah rakyat jelata
derita digubung liar merana
terhempas di depan mata
kenapa juga tuan tuan masih belum fokus bekerja
contohlah prabowo dan habibie
tetap semangat berjuang dan berbagi
tak pedulikan posisi
krna cinta indonesia melebihi
inilah negarawan sejati
tokoh yang sudah selesai dengan diri sendiri
tuan berdua
hentikan segala "canda"
agar tak kehilangan muka
krna pena tak pernah lupa
mencatat sejarah anda
pak jokowi uruslah negara
wewenang di pundak anda
jangan hiraukan kicauan sang kalah
bekerja bekerja bekerja
jangan terpancing umpan sang senja
pak sby
selamat malam
hormat kami kepada tuan
doa kami terikutkan 'ntuk kandidat negarawan
istirahatlah,....
salamsalaman
TD
Ikuti tulisan menarik Thamrin Dahlan lainnya di sini.