x

Iklan

Gusrowi AHN

Coach & Capacity Building Specialist
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bahagia Itu (Tidak) Sederhana Kok!

Di saat banyak orang kesulitan mencari bahagia. Pada saat bersamaan, banyak yang bilang "Bahagia itu Sederhana". Apa sih yang sebenarnya terjadi?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ah, sudah ribuan kali kita mendengar dan mendapati, jika bahagia itu katanya sederhana. Tidak perlu biaya tinggi; tidak butuh upaya luar di luar kebiasaan; tidak usah melakukan hal-hal aneh; atau out of the box untuk bisa merasakan bahagia. Kuncinya satu, selama kita bisa mengatakan “Aku bahagia” dengan apa yang rasakan dan dapatkan.

Mungkin, ketika kita mengatakan ‘bahagia itu sederhana’, kita sudah pada posisi ‘sudah merasakan’  dampak/akibat positif dari hal-hal kecil dan sederhana yang kita lakukan. Itulah “Ahaa moment” yang kita rasakan “Ohh, ternyata begini saja sudah bahagia rasanya”.

Pertanyaannya adalah apakah kita sudah bisa memprediksi datangnya kebahagiaan sebelum melakukan hal-hal yang kita anggap kecil/sederhana? Kok rasanya banyak yang tidak berani meyakini dan menjamin ‘bahagia’ akan datang. Ini artinya, Bahagia itu Sederhana, adalah kesimpulan dari sebuah proses yang akhirnya menempatkan seseorang pada status ‘bahagia’, yang diakibatkan oleh aktivitas kecil dan sederhana.

Jika memang mendapatkan kebahagiaan itu sederhana, mengapa banyak orang merasakan kesulitan mendapatkannya? Tidak pernah puas dengan capaian-capaian yang ada, dan terus meningkatkan level kebahagiaannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jawaban khas motivator kira-kira begini: “Kebahagiaan itu ada di dalam diri kita sendiri, tidak perlu kemana-mana mencarinya. Yang kita perlukan hanyalah kemauan untuk bahagia, apapun keadaan yang kita hadapi dan alami. Caranya? Mencari terus apa arti bahagia bagi diri kita sendiri. Berusaha otentik dengan apa yang kita butuhkan, dan tidak menggunakan standar kebahagiaan orang lain bagi diri kita.”

Jika mendapat jawaban seperti itu, saya pun akan mengangguk: "Betul”. Namun, kemudian saya pun akan berpikir, betapa sulit menemukan “apa arti bahagia’ bagi saya sendiri. Ini bukan perkara mudah. Ini sebuah proses pencarian yang tak ada batasnya. Kebahagiaan itu sebuah proses. Tidak ada kebahagiaan yang kekal.

Bagi saya, tidak ada bahagia yang sederhana. Menemukannya membutuhkan upaya serius, mensyaratkan keikhlasan menerima keadaan, dan presence (hadir) secara total dalam mencari dan menemukannya. Padahal kita tahu, bahagia yang dirasakan akan bersifat sementara, karena ia bisa lenyap dalam sekejap.

Jadi, bahagia itu luar biasa. Merasakannya luar biasa dampaknya bagi laku kita. Se-luar biasa menemukannya. Semakin kita merasakan ke-luar biasa-an dalam merasakan bahagia, semakin nikmat bahagia yang kita rasakan ketika ia mendatangi dan menghampiri kita. #gusrowi,   

 

Sumber ilustrasi: http://segiempat.com/sehat/psikologi/bahagia-tanpa-pikiran-positif/

 

Ikuti tulisan menarik Gusrowi AHN lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler