Pengajar di SMP Negeri 1 Doplang
Artikel
Pengikut
SMP Negeri 1 Doplang adakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan tema Bangunlah Jiwa dan Raganya. Kegiatan berfokus pada materi tentang kesehatan mental dan fisik siswa
Siswa SMP Negeri 1 Doplang ciptakan aneka olahan makanan dari umbi-umbian. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Gegap gempita suara anak memekik bersahutan larut dalam tawa dan senda gurau: mengukir senyum
Selama hidup di desa ini, Parto tak pernah terpikirkan harus mengalami kondisi seperti ini. Menanggung beban dan malu tanpa paham bagaimana cara menghapusnya. Dirinya tak paham sambungan sore itu adalah malapetaka yang menghantui hari-hari tuanya.
Dan mereka seolah lupa: para pendongeng memang begitu adanya Dongeng adalah rupa hanya imaji dan khayal yang tak akan terujar dengan benar.
Rona wajahmu kumpulan mendung: yang bertiup sepanjang jalan menuju panggung Penuh hingar bingar dan tipu daya
nirwana barat hanya mengundang lara, bahana jerit sembilu terdengar lantang, sedangkan asura sibuk duduk menenggak kopi dan tersenyum riang
Demokrasi sebagai salah satu aspek penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah hak semua warga negara. Demokrasi bukan hanya tentang memilih atau pun dipilih, namun tentang proses pendewasaan diri, tidak terkecuali seorang siswa yang sedang belajar mengenali diri dan lingkungannya. Melalui demokrasi, siswa dapat belajar banyak hal, contohnya belajar menghargai orang lain dan belajar untuk menumbuhkan rasa percaya diri di dalam dirinya.
Indonesia sebagai negara yang berketuhanan selalu menjunjung tinggi sikap toleransi dan kebersamaan dalam kehidupan bernegara. Bahkan, sebagai negara berketuhanan, Indonesia menuangkan prinsip bernegaranya dalam dasar negara, khususnya sila pertama dalam Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa. Tidak perlu diragukan komitmen para pendiri bangsa dalam membina keberagaman dan keberlangsungan umat beragama di Indonesia. Hak setiap warga negara dalam menjalankan kehidupan beragama begitu dilindungi dan dijamin.
Pandemi seolah menjadi kawah candradimuka bagi guru di Indonesia. Mereka berpacu untuk segera menyesuaikan dengan keadaan.