x

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Melawan Korupsi Dengan Cerita Mistik

Kisah mistik China untuk melawan korupsi dan memberi nasihat

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Liaozhai Zhiyi – Kumpulan Cerita Mistik China

Penulis: Yusin Hendra W

Tahun Terbit: 2015

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama                                                                         

Tebal: xii + 312

ISBN: 978-602-03-1247-7

Dalam budaya China dunia manusia, binatang, hantu, siluman dan dewa-dewa adalah dunia yang saling bisa berhubungan. Mereka bisa hidup dalam suatu dimensi yang saling berkomunikasi. Itulah sebabnya cerita-cerita mistik China tidak menyeramkan. Hubungan antar dunia ini justru sering dipakai oleh para sastrawan untuk menjadi media dalam mencurahkan idenya dalam sebuah karya, bahkan sejak jaman China kuno. Buku ini adalah contohnya.

Beberapa contoh hubungan antaradunia tersebut diantaranya adalah kisah pesulap yang mencuri buah persik di kebun dewa, siluman rubah yang menyamar menjadi gadis cantik, seorang yang sudah mati tetapi terus hidup untuk mengejar cita-citanya lulus ujian pegawai negeri, dua hantu yang ikut numpang di kamar seorang yang sedang bersiap untuk ujian menjadi pegawai negeri, dan sebagainya. Hantu juga bisa bersikap baik. Huaniang, seorang putri jelmaan siluman berupaya untuk menjodohkan Wen Sheng dengan Lian Gong.

Buku Liaozhai Zhiyi karangan Pu Songling adalah buku kumpulan cerita mistik dari jaman China Kuno yang menggunakan media lintasdunia manusia, hewan, hantu, siluman dan para dewa-dewa. Ada 33 cerita yang disajikan oleh Yusin Hendri – dipilih dari 495 cerita dalam buku aslinya. Cerita-cerita Pu Songling ditulis di era akhir dinasti Ming dan di awal era dinasti Qing. Era dimana - menurut Pu, penindasan oleh para penguasa terhadap rakyat sangat luar biasa. Melalui cerita-cerita yang disusunnya Pu mau mendokumentasikan, mengkritik dan menunjukkan kesewenang-wenangan para penguasa terhadap rakyat.

Kisah Xi Fanping yang begitu gigih melawan perilaku korup pemerintahan para dewa karena para dewa telah disuap adalah sebuah contoh kisah yang secara vulgar menempelak praktik korupsi. Aparat negara yang telah berkolusi dengan pedagang membuat keadilan tak bisa ditegakkan. Namun dengan kegigihan rakyat jelata (Xi Fanping) maka keadilan tersebut akhirnya didapat setelah Xi Fanping mengadu sampai kepada Perwira Muda sang putra mahkota Yuhuang Dadi (Allah yang Esa).

Selain dari hubungan antardunia yang dipakai untuk mengritik perilaku korup para pejabat negara, cerita-cerita dalam buku ini juga memuat bagaimana manusia harus bersikap dalam penderitaan. Sikap tabah, berperilaku cerdik dan suka belajar adalah sikap-sikap yang dibutuhkan oleh manusia dalam menghadapi penderitaan hidup.

Sikap tabah dicontohkan oleh Nyonya Chen dalam cerita berjudul “Kulit Berlukis.” Suaminya telah mati karena jantungnya diambil oleh siluman. Nyonya Chen berupaya supaya suaminya bisa hidup kembali.  Oleh ketabahan Nyonya Chen dalam menghadapi segala hinaan dan kejijikan, akhirnya suaminya bisa kembali hidup. Sikap tabah dan siap menderita juga ditunjukkan oleh Xi Fanping dalam memperjuangkan ketidak-adilan yang dialami oleh ayahnya.

Berperilaku cerdik muncul dalam cerita “Tiga Kali Reinkarnasi.” Untuk mengelabuhi dewa, Liu Xiao Lian sengaja melintas di rel kereta saat kereta lewat sehingga hukumannya sebagai ular bisa diselesaikan dengan cepat. Kisah cerdik juga ditunjukkan di kisah “Mencuri Buah Persik. Pertunjukan yang menggambarkan seakan-akan anak pesulap telah mati karena mencuri buah persik, membuat para penonton memberikan uang banyak kepada si pesulap. Padahal anak si pesulap tidak benar-benar mati.

Sikap terus belajar ditunjukkan dalam cerita Ye Seng, seorang yang tekun belajar supaya bisa lulus sebagai pegawai negeri. Ye Seng terus berupaya meski sering gagal dalam ujian pegawai negeri. Persahabatannya dengan Ding Gong membuatnya menjadi guru bagi anak Ding Gong. Anak Ding Gong berhasil menjadi pegawai negeri berkat didikan dari Ye Seng. Atas dorongan keluarga Ding Gong, Ye Seng mencoba untuk ikut ujian sekali lagi dan lolos. Saat ia pulang ke rumahnya karena sudah berhasil menjadi pegawai negeri, ternyata ia menemui istri dan anaknya sudah dalam kondisi miskin dan menunggui mayatnya. Ternyat Ye Seng sudah mati saat memutuskan ikut keluarga Ding Gong! Kisah Ye Seng adalah kisah diri Pu Songling sang penulis. Meskipun ia sangat pandai tetapi selalu gagal menjadi pegawai negeri. Akhirnya dia menjadi guru dan penulis. Kisah lain yang menunjukkan gunanya tekun belajar ada di cerita Cheng Seng, seorang menantu yang selalu diejek karena tidak memiliki kekayaan apapun. Setelah keberhasilannya menjadi pegawai negeri – karena tekun belajar, dia berhasil mengangkat keluarga istrinya dari kemiskinan.

Kisah-kisah klasik China ini memberi pelajaran yang baik bagi para pembaca. Perilaku korup harus ditentang, meski hanya melalui sebuah karya sastra. Upaya yang sungguh-sungguh dari rakyat jelata bisa mengubah sebuah aturan negara yang rusak. Kisah-kisah ini juga memberikan teladan sikap-sikap baik yang perlu dilakukan oleh manusia dalam menghadapi kesukaran hidup.

 

 

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB