x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Apa yang Kamu Cari dalam Bekerja?

Kamu bisa menemukan makna dalam pekerjaanmu, jika kamu mau.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

“Kerja memberimu makna dan tujuan, dan kehidupan akan hampa tanpa kerja.”
--Stephen Hawking (Astrofisikawan, 1942-...)

 

“Apakah yang kamu cari dalam bekerja?” pertanyaan lama ini selalu terngiang setiap kali saya mulai menulis. Anda pun mungkin pernah bertanya kepada diri sendiri: “Apa yang saya cari dalam pekerjaan saya? Apakah yang saya cari dapat saya temukan? Apakah saya hanya mencari penghasilan? Apakah kerja saya bermanfaat bagi orang lain?”

Sebagian orang mungkin baru merasa bermakna ketika ia menjabat sebagai gubernur atau menteri—jabatan-jabatan yang menentukan kebijakan publik (sebab itulah, banyak orang menanti panggilan telepon Presiden bila waktu pembentukan kabinet tiba). Walau begitu, tidak kurang banyak sosok yang merasa dirinya telah bermanfaat bagi orang lain saat bekerja sebagai pendayung perahu yang mengantarkan anak-anak daerah terpencil menuju sekolah tempat mereka belajar. Kebermaknaan yang bersahaja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa perbedaan keduanya? Perbedaannya jelas: yang pertama lebih melihat ‘apa pekerjaannya’—status; sedangkan yang kedua lebih menemukan makna dalam ‘mengapa saya bekerja’—tujuan. Para pendayung itu mampu menyerap pengalaman bermakna dalam mengantar anak-anak, sementara para gubernur maupun menteri belum tentu sanggup menemukan hal itu apabila ia sibuk dengan urusan-urusan menjaga citra (self-image) di hadapan Presiden maupun masyarakat.

Mengapa begitu?

Pertama, ini soal tujuan, dan tujuan berpulang kepada niat. Para pendayung, dan banyak orang lain, termasuk pula Anda, memancangkan tujuan yang lebih besar dari sekedar agar tidak menganggur maupun hanya untuk memperoleh penghasilan. Bagi mereka, menjadikan diri bermanfaat secara sosial adalah tujuan utama dari bekerja.

Ketika seorang dokter bekerja di rumah sakit dan ia bekerja dengan niat meringankan sakit para pasien, menjadi perantara bagi kesembuhan pasien, ia memperoleh makna yang berharga dalam bekerja. Begitu pula dengan orang-orang yang menjaga kebersihan toilet agar para penggunanya dapat memakai dengan nyaman.

Kedua, apakah melalui pekerjaan, Anda dapat memelajari pengetahuan baru, menguasai keterampilan baru, memperdalam penguasaan Anda atas kompetensi tertentu. Lebih dari itu, apakah melalui pekerjaan, kesadaran akan diri sendiri (self-awareness) Anda semakin meningkat. Pekerjaan hanyalah perantara agar kita dapat lebih mengenali diri sendiri—karakter, potensi, watak, kelemahan, bakat, minat, kemampuan, maupun kecondongan lain. Pengetahuan dan keterampilan hanyalah hasil permukaan.

Ketiga, apakah melalui pekerjaan, Anda memperoleh teman baru, berkenalan dengan orang-orang baru tempat Anda dapat bertanya dan belajar, apakah Anda membantu banyak orang. Ketika Anda berhasil membuat aplikasi yang memudahkan orang memesan produk atau jasa tertentu, Anda niscaya berhubungan dengan banyak orang. Ini jelas merupakan efek sosial dari pekerjaan—efek yang bagus sebagai bagian dari silaturahim. Keberhasilan membangun jejaring sosial, karena teman semakin banyak, merupakan nilai yang sangat berharga.

Saya rasa, Anda dapat mengeksplorasi makna-makna lain dan berhasil menemukannya dalam pekerjaan Anda. Ya, bekerja bukan semata soal uang. (Foto: Tempo.co) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu