x

Iklan

Ranang Aji SP

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Wawancara Bersama Anies Baswedan tentang Kepemimpinan

Anies dicantumkan bersama 19 tokoh dunia lain seperti Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, Presiden Venezuela Hugo Chavez, Menlu Inggris David Miliband,

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Anies Baswedan (47 tahun) merupakan salah satu sosok pemimpin muda paling ideal memimpin Indonesia di masa depan. Majalah Foressight yang terbit di Jepang bahkan menempatkannya sebagai 20 tokoh paling berpengaruh dalam 20 tahun mendatang secara global.

Anies dicantumkan bersama 19 tokoh dunia lain seperti Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, Presiden Venezuela Hugo Chavez, Menlu Inggris David Miliband, anggota Parlemen dan Sekjen Indian National Congress India Rahul Gandhi, serta politisi muda Partai Republik dan anggota DPR AS, Paul Ryan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anies juga masuk 100 intelektual dunia versi jurnal terkemuka Amerika Serikat (AS), Foreign Policy.

Berikut wawancara dengan tema kepemimpinan.

Ranang Aji SP : Bagaimana sebenarnya Anda melihat Indonesia secara umum saat ini?

Anies Baswedan : Indonesia sedang berada dalam satu titik sejarah yang penting, yang akan menentukan apakah Indonesia akan berkibar sebagai negara maju ataukah malah terjerembab ke dalam banyak masalah.

Kita disebut-sebut akan menjadi salah satu dari perekonomian terbesar di dunia, terutama berkat bonus demografis. Ekonomi tumbuh. Di ranah politik, demokrasi mulai terlembaga, meskipun tak sempurna. Namun, semua kemajuan di bidang ekonomi dan politik itu menjadi dapat menguap manfaatnya bagi rakyat karena penegakan hukum yang bangkrut dan korupsi merajalela.

Ini juga yang dapat mengancam kondisi ekonomi kita, dengan membuat infrastruktur publik tidak dikerjakan dengan baik dan kesejahteraan berputar di situ-situ saja. Ini juga ancaman untuk politik kita, karena lemahnya penegakan hukum membuat uang berkuasa dan melumpuhkan demokrasi.

Bonus demografis dapat menjadi bom demografis jika kita tidak menyiapkan manusia Indonesia yang berkualitas. Ada banyak masalah dan pekerjaan rumah. Kalau kita tak bisa menyelesaikannya dengan baik di dalam periode penting ini, kita akan terjerembab dalam masalah yang lebih dalam.

Jika kita mampu menuntaskannya dengan baik, kita akan dapat memenuhi janji kemerdekaan, mulai dari perlindungan, kesejahteraan umum, pendidikan hingga peran di dalam perdamaian dunia.

Ranang Aji SP : Apa yang membedakan dua atau tiga generasi ke belakang?

Anies Baswedan : Ada banyak kemajuan yang harus disyukuri. Jumlah kelas menengah kita meningkat dengan pesat. Tingkat melek huruf kita termasuk tinggi. Pendidikan juga tumbuh. Kini orang bebas berpendapat. Ada banyak kemajuan.

Meskipun demikian, dunia juga berlari dengan sangat cepat. Globalisasi membuat kita terhubung erat dengan dunia, dan dunia berubah dengan cepat. Kita harus mempersiapkan Indonesia lebih baik lagi.

Ranang Aji SP : Saat ini persepsi publik tentang kepemimpinan nyaris di ambang titik nadir. Sebagai pemimpin bangsa dari generasi muda, Anda punya pendapat berbeda dengan persepsi publik saat ini?

Anies Baswedan : Tergantung di mana mencarinya. Ada banyak anak muda kita yang menjadi pemimpin dan melakukan banyak hal yang berdampak baik di masyarakat walaupun mereka tak memiliki jabatan apa-apa dan tak mendapatkan bayaran apa-apa. Orang-orang baik inilah yang harus didorong masuk ke dalam negara.

Ranang Aji SP : Bagaimana cara membangun rasa percaya masyarakat terhadap pemimpin dan demokrasi kita?

Anies Baswedan : Rumus kepercayaan itu = Kompetensi + Integritas + Kedekatan - Self-Interest. Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memimpin dan menggerakkan. Pemimpin harus memiliki integritas. Pemimpin harus dekat dengan rakyatnya, bukan dalam hubungan patron-klien tapi sebagai sahabat yang bergotong royong bersamanya. Pemimpin harus menekan kepentingan pribadi.

Ranang Aji SP : Anda mempunyai formula khusus untuk mengubah Indonesia menjadi negara dan bangsa yang maju dan sejahtera?

Anies Baswedan : Kita harus membangun semangat gotong royong untuk membenahi Indonesia bersama-sama. Ada banyak masalah, namun masalah itu kecil jika kita semua berupaya menuntaskannya. Untuk itu, syarat utamanya adalah membangun rasa percaya rakyat pada negara dan rasa percaya di antara rakyat Indonesia. Caranya bagaimana?

Pertama, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Presiden berkewajiban memenangkan perang melawan korupsi. Kita harus memastikan bahwa lembaga pembuat hukum dan penegak hukum dapat bersih dari korupsi.

Kedua, keteladanan dari pemimpin. Pemimpin harus melayani, tapi tak menciptakan ketergantungan. Pemimpin harus menggerakkan. Ketiga, kebijakan-kebijakan reformasi struktural. Kita harus melakukan beberapa perubahan strategis yang bervisi jangka panjang, seperti reformasi sistem pendidikan.

Ranang Aji SP : Bagaimana Anda mengatasi misalnya bersilangnya keinginan agar kota-kota tidak macet oleh mobil dengan fakta bahwa banyak regulasi yang justru memudahkan mobil dan motor dibeli masyarakat?

Anies Baswedan : Dengan menciptakan kebijakan publik yang berorientasi pada kepentingan masyarakat, seperti misalnya perbaikan struktural pada sistem transportasi publik kita.

Ranang Aji SP : Ada persoalan yang belum selesai berkaitan dengan tujuan basis ideologi ekonomi kita. Terlihat bagaiman kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah seolah bertentangan dengan tujuan dasar UUD 1945. Menurut Anda bagaiman sebenarnya cara yang paling bisa digunakan untuk mensejahterakan rakyat secara adil dan merata?

Anies Baswedan : Proses politik, pembuatan kebijakan, dan penegakan hukum kita harus diperbaiki. Jika proses pembuatan kebijakan masih diwarnai kepentingan sempit kelompok maupun jangka pendek, kesejahteraan rakyat tidak akan jadi prioritas. Orang-orang baik harus masuk politik dan terus menjaga proses pembuatan kebijakan.

Ranang Aji SP : Isu buruh, upah buruh dan buruh migran senantiasa menjadi persoalan yang langgeng di negeri ini. Bagaimana Anda menjawabnya?

Anies Baswedan : Janji kemerdekaan, mulai dari perlindungan, kesejahteraan umum, hingga pendidikan, tidak cuma untuk sekelompok orang saja. Ia adalah janji untuk seluruh rakyat Indonesia, apapun pekerjaannya, termasuk buruh, buruh migran, atau siapapun. Harus ada peran pemerintah untuk memastikan mereka hidup dengan sejahtera.

Ranang Aji SP : Anda berhasil dalam mendesain Indonesia Mengajar. Bisa Anda ceritakan sedikit?

Anies Baswedan : Indonesia Mengajar adalah contoh bagaimana masyarakat kita sebenarnya memiliki modal sosial yang kuat yang jika dipicu akan menjadi gelombang kebaikan yang besar.

Ranang Aji SP : Umar bin Khatab adalah pemimpin Islam yang sulit tertandingi. Anda setuju model kepemimpinannya dipakai oleh pemimpin Indonesia? Termasuk Anda. ( Bukan sebagai negara Islam, tentu saja.)

Anies Baswedan : Umar bin Khatab adalah orang yang nilainya dalam rumus kepercayaan sangat tinggi. Rumus kepercayaan itu = Kompetensi + Integritas + Kedekatan - Self-Interest. Ia kompeten (terlihat dari visinya yang jelas dan kepemimpinannya yang menggerakkan), berintegritas (misalnya dari kisahnya mematikan lampu untuk urusan yang bukan urusan negara atau dari bajunya yang jelek karena tidak mau ambil dari kas negara), memiliki kedekatan (sering berkunjung dan bercengrama dengan rakyat), sekaligus memiliki self-interest yang rendah (setengah hartanya disumbangkan, hidupnya sangat sederhana). Tentu ini harus menjadi model kita semua, tentu dengan praktik yang sesuai zaman kita***

[ilustrasi repro Acil Nurul Hayat]

Ikuti tulisan menarik Ranang Aji SP lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler