x

Iklan

Ikhwanul Farissa Icha

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Perlu Aksi Nyata Demi Air Bersih dan Sanitasi

Masalah krisis air bersih dan sanitasi adalah masalah kita bersama. Masyarakat berperan besar dalam mengelola dan menjaga sanitasi dan air secara baik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Foto di atas, Tim Kebersihan Kota sedang melakukan pembersihan sampah di sekitar sungai dan kawasan pemukiman kota Meulaboh demi menjaga sanitasi lingkungan (dok Pri).

 

Kita sudah mengetahui dan menyadari jika air bersih dan sanitasi yang baik telah menjadi kebutuhanvital setiap orang. Namun ironisnya air bersih tidak dikelola dengan baik. Sehingga tak bisa dipungkiri jika saat ini kondisi air di Indonesia sangat memprihatinkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Data hasil pemantauan Pusarpedal KLH dan BLH di seluruh Indonesia (2010 – 2016), kualitas air sungai-sungai besar dalam kondisi tercemar berat. Yang diakibatkan oleh buangan limbah industri, rumah tangga, pertanian dan lain-lain. Pencemaran ini mengakibatkan kurangnya pasokan air bersih untuk masyarakat. Sedangkan PDAM secara rata-rata nasional hanya mampu memenuhi kebutuhan 70 % konsumen. Selebihnya masyarakat memanfaatkan air sumur yang ternyata juga telah tercemar oleh yang namanya bakteri e-coli. Pihak yang paling menderita akibat kurangnya air bersih tentu saja masyarakat miskin perkotaan. Diperkirakan sekitar 80 % masyarakat miskin perkotaan tidak mendapatkan akses air bersih dan bahkan harus membayar lebih mahal. Contohnya saja masyarakat miskin di Jakarta Utara harus membayar sekitar Rp. 60.000 untuk 1 (satu) meter kubik air, di mana tarif PDAM rata-rata hanya Rp. 7.025.

Sungai-sungai besar di Indonesia dalam kondisi tercemar berat (dok Tempo.co)

Sungai-sungai besar di Indonesia dalam kondisi tercemar berat (dok tempo.co).

Rasanya agak miris saya melihat anak-anak bersuka ria sambil mandi di sepanjang DAS, terutama pada hari-hari libur. Karena bila dicermati banyak aktivitas permukiman, perikanan, pertanian, perkebunan, pelabuhan, industri dan transportasi yang menghampar di sepanjang DAS. Semua aktivitas tersebut ternyata menggunakan air sungai sebagai komponen utama atau pendukung dalam opersionalnya. Diperkirakan begitu banyak limbah-limbah yang dibuang ke sungai tersebut. Padahal di sungai atau DAS tersebut banyak masyarakat terutama anak-anak yang melakukan aktivitas dalam memenuhi kehidupan sehari-hari seperti mandi, mencuci hingga minum. Dapat dibayangkan, dalam sehari berapa banyak kuman penyakit yang hinggap di badan anak-anak ini. Demikian juga anak-anak yang tinggal di lingkungan kumuh perkotaan, kawasan industri yang banyak menghasilkan limbah B3, ataupun kawasan pertambangan yang banyak logam beratnya.

Anak-anak yang bermain di sekitar sungai yang tercemar (dok www.keluargaharmonis.net).

Anak-anak bermain di sekitar sungai yang tercemar (foto keluargaharmonis.net)

Bukankah anak-anak sebagai penerus bangsa membutuhkan lingkungan yang bersih dan sehat untuk tumbuh kembangnya? Lingkungan yang rusak dan tercemar tentu akan sangat mempengaruhi pertumbuhan fisik maupun mental anak.

Manfaatkan Momentum Hari Air Sedunia

Momentum Hari Air Sedunia yang diperingati setiap tanggal 22 Maret saya pikir dapat mendorong pemerintah dan masyarakat agar dapat mengelola air secara baik sehingga kebutuhan masyarakat akan air bersih dan sehat dapat terpenuhi. Memang ada di antaranya  yang mendapat pasokan air dari Perusahaan Air Minum (PAM), namun, di daerah perkotaan, air tanah sendiri telah tercemar limbah industri. Sedangkan di pedasaan, hulu sungai banyak yang rusak yang membuat sungai menyusut baik kuantitas maupun kualitas airnya.

 Tema dan logo Hari Air Sedunia 2017 (dok sikokoh.com)

Tema dan logo Hari Air Sedunia 2017 (dok sikokoh.com)

Tahun 2017 ini Hari Air Sedunia mengambil tema Waste Water (Air Limbah). Tema ini saya pikir dapat mengedukasi masyarakat untuk ikut menjaga kelestarian air. Caranya dengan memanfaatkan kembali air limbah yang ada, tidak boros dalam pemakaian air, melaporkan apabila terjadi kebocoran pipa PDAM, sehingga ketersediaan air untuk masa mendatang tetap terjaga.

PDAM TIRTA Meulaboh Aceh Barat dan Permasalahan

Terkait dengan PAM, sejak 3 (tiga) pekan terakhir ada masalah yang terjadi di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh. Ribuan pelanggan mengeluh dengan kualitas air yang suplai, selain bewarna hitam, air juga terlihat keruh sehingga tak layak konsumsi. Padahal mereka selalu rutin membayar rekening.  Selain kualitas air yang buruk, pelanggan juga dibuat kesal dengan seringnya macet pasokan air dari PDAM

Direktur PDAM Tirta Meulaboh, MW Taufik, membenarkan pasokan air bersih ke rumah pelanggan sejak tiga pekan terakhir bermasalah. Pasalnya bak penampung air yang terdapat di Desa Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan tercemar air rawa yang mengandung limbah, sehingga air minum yang telah diendapkan dan dipasok ke rumah warga justru berubah warna. Dan lagi pompa air yang dipasang di aliran sungai Meurebo, tertutup lumpur akibat banjir yang melanda. Tingginya debit air di sungai Mereubo membuat teknisi kesulitan memperbaiki saluran pompa yang tertutup lumpur,” ujar Taufik

PDAM Tirta Meulaboh (dok pri).

PDAM Tirta Meulaboh Aceh Barat (dok pri).

Sejalan dengan pengembangan kota Meulaboh saat ini dan pertumbuhan penduduk di daerah resapan,  maka terjadi alih fungsi lahan untuk pemukiman yang akan meningkatkan run off dan menurunkan laju resapan air. Jika alih fungsi lahan ini tidak dikelola sebagaimana seharusnya dalam kerangka konservasi sumber daya air yang berwawasan lingkungan, akan berdampak merugikan bagi ketersediaan sumber air baku PDAM Tirta secara signifikan dan sekaligus meningkatkan ancamamn banjir terhadap kota Meulaboh. Selain itu, tingginya pencemaran oleh sepanjang DAS Meureubo, menyebabkan kualitas air sebagai sumber air baku PDAM Tirta menurun.

8 Aksi Nyata

Aksi nyata  amat perlu dilakukan dari sekarang untuk memenuhi ketersedian air bersih, akses layanan sanitasi dan air minum serta untuk meminimalkan dampak kegiatan yang mengakibatkan penurunan kuantitas dan kualitas sumber air baku

  1. Memberikan batasan-batasan operasional terhadap berbagai penggunaan lahan dan pemanfaatan kawasan DAS.
  2. Menerapkan sistem sumur resapan dan membuat saluran drainase yang memadai.
  3. Upaya rehabilitasi lahan untuk daerah tangkapan air dan hulu DAS sungai-sungai di Indonesia.
  4. Kampanye meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga hutan, rehabilitasi lahan kritis dan mencegah kegiatan pengambilan humus yang sangat merugikan dan menyebabkan erosi dan sedimentasi.
  5. Penguatan lembaga kemasyarakatan melalui capacity building dan pendampingan.
  6. Melakukan intervensi kebijakan dan mendorong Pemerintah Daerah untuk meningkatkan akuntabilitas serta mengeluarkan kebijakan yang berpihak terhadap kelestarian sumber daya air.
  7. Membantu penguatan kapasitas bagi lembaga-lembaga yang berkepentingan terhadap pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam.
  8. Terakhir paling sederhana namun berdampak besar, yakni mulai hemat air, mengurangi pencemaran air, dan menanam air hujan.

Aksi nyata di atas, diharapkan permasalahan sanitasi lingkungan, kekurangan air, kuantitas dan kualitas sumber air dan bencana terkait air dapat ditanggulangi.

#InfrastukurKitaSemua

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog “Infrastruktur untuk Kita Semua” yang diselenggarakan oleh IndII bekerja sama dengan Indonesiana dan TEMPO Institute.

 

Ikuti tulisan menarik Ikhwanul Farissa Icha lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler