x

Iklan

FX Wikan Indrarto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Yang Harus Diketahui dari Penyakit Asma

Asma adalah salah satu penyakit kronis yang paling umum pada anak dan mengenai lebih dari 300 juta anak di seluruh dunia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

HARI  ASMA  SEDUNIA  2017

Dr. FX. Wikan Indrarto, Sp. A

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada Hari Asma Sedunia (World Asthma Day) Selasa, 2 Mei 2017, penderita asma dan organisasi yang berdedikasi untuk mengendalikan asma, akan bergabung bersama untuk meningkatkan kesadaran tentang asma dan memperbaiki kehidupan semua orang asma. Apa yang harus dilakukan?

Asma adalah salah satu penyakit kronis yang paling umum pada anak dan mengenai lebih dari 300 juta anak di seluruh dunia. Prevalensi asma pada anak di Indonesia sekitar 10% pada usia sekolah dasar, dan sekitar 6,5% pada anak usia sekolah menengah pertama.  Asma yang belum terkontrol menyebabkan 3 dari 5 anak dengan asma, akan terbatasi aktivitas fisik mereka atau tidak dapat masuk sekolah. Asma juga mahal, karena di AS menelan biaya negara sampai $ 56 miliar setiap tahunnya.

Asma adalah penyakit peradangan kronis pada paru-paru yang menyebabkan masalah pernapasan. Gejala asma pada umumnya meliputi sesak napas, batuk, mengi dan rasa sesak di dada. Gejala asma pada anak yang paling umum adalah batuk lama, lebih dari 2 minggu, bukan sesak napas. Selain itu, batuk akan bersifat episodik, lebih nyata pada malam atau dini hari, dicetuskan oleh sebuah penyebab, membaik secara spontan atau dengan obat asma, dan mengenai anak dengan riwayat keluarga atopi, alergi atau asma. Gejala ini bervariasi dalam frekuensi dan tingkat keparahannya. Bila gejalanya tidak terkendali, saluran napas akan menjadi meradang, sehingga membuat sulit bernafas. Meskipun peradangan asma tidak dapat disembuhkan, tetapi gejala klinisnya dapat dikontrol, agar penderita asma mampu hidup dengan wajar.

Hari Asma Sedunia dimulai sejak tahun 1998 dengan acara pertama bertepatan dengan pertemuan besar World Asthma Meeting (WAM) yang pertama di Barcelona, Spanyol. Lebih dari 35 negara terlibat, termasuk Indonesia. Seiring waktu, Hari Asma Sedunia telah berkembang dan dikenal secara luas sebagai acara peningkatan kesadaran asma yang paling penting di dunia. Hari Asma Sedunia didukung oleh organisasi GINA (the Global Initiative for Asthma), untuk membantu meningkatkan kesadaran (awareness) tentang asma. GINA adalah sebuah inisiatif yang dibentuk oleh National Heart, Lung and Blood Institute (NHLB) yang berbasis di AS. Hari Asma Sedunia juga didukung oleh World Asma Foundation.

Pada Hari Asma Dunia 2017 ini, diharapkan agar penderita asma dibuat sadar akan langkah positif yang dapat mereka lakukan, untuk membantu mereka dalam mengatasi kondisi mereka. Langkah Positif Untuk Mengatasi Asma meliputi 5 hal. Pertama adalah menyiapkan rencana tindakan asma tertulis atau Asthma Action Plan (AAP) dengan bantuan dokter. Rencana pengelolaan disesuaikan dengan kondisi penderita asma dan akan mencakup obat asma yang harus digunakan, jadwal penggunaan, dan faktor risiko asma yang harus dihindari. Kedua adalah menggunakan obat asma sesuai yang diresepkan oleh dokter, baik berupa obat yang meredakan gejala asma dan atau mengendalikan peradangan dan pembengkakan saluran udara. Ketiga adalah mendidik diri sendiri untuk mengenali faktor risiko asma yang dapat menimbulkan gejala dan memperburuk kondisi. Keempat adalah mempelajari dan mengenali kapan gejala asma menjadi semakin parah. Terakhir yang kelima adalah bersiaplah jika mengalami serangan asma, dengan membawa kartu yang memberi tahu orang lain tentang kondisi asma, dan memberi petunjuk tentang apa yang harus dilakukan, bila terjadi serangan asma yang parah.

GINA juga telah berkampanye untuk mengurangi kejadian rawat inap di RS karena serangan asma di seluruh dunia, sampai hanya setengahnya pada tahun 2020. Dengan mendidik penderita asma bagaimana mengendalikan gejala asma, diharapkan kejadian serangan asma berat dan juga jumlah kunjungan ke rumah sakit akan turun. Selain itu, juga mengorganisir penyuluhan tentang faktor risiko yang dapat mempengaruhi penderita asma, menyiapkan saluran bantuan telepon asma secara gratis, mendidik anak tentang asma dengan cara yang menyenangkan, misalnya menggunakan permainan, berenang dan berjalan sehat. Mengendalikan gejala asma saat ini di seluruh dunia sangat diperlukan dan ini menjadi tanggung jawab semua petugas medis, bukan hanya pasien dan keluarganya. Manajemen asma memerlukan usaha kolaboratif antara pasien, keluarga, perawat, dokter, kelompok kesehatan masyarakat dan sistem perawatan kesehatan.

Hari Asma Sedunia dirayakan pada awal bulan Mei setiap tahun, dan bahkan bulan Mei dikenal sebagai Bulan Kesadaran Asma (Asthma Awareness Month). Pada sepanjang bulan Mei, dilaksanakan program pendidikan dan pencegahan asma secara nasional atau National Asthma Education and Prevention Program (NAEPP). Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendorong setiap orang asma agar mengendalikan asma mereka. Selain itu, anggota keluarga dan penderita asma didorong untuk membuat rencana tindakan asma tertulis atau Asthma Action Plan (AAP). Rencana tersebut disusun dengan bantuan dokter, untuk memenuhi kebutuhan spesifik pasien asma, seperti obat yang akurat agar terhindar dari peradangan saluran napas dan penyebab lingkungan asma seperti tungau debu dan asap rokok.

APP adalah langkah besar yang diambil dalam NAEPP untuk mempertemukan para dokter, pasien dan keluarga untuk bekerja sama dalam mengendalikan asma. Pasien asma dengan derajad paling berat atau persisten, dimotivasi melalui banyak aktivitas untuk menggunakan obat hirupan kortikosteroid inhalasi, guna mendapatkan kendali asma yang berhasil. Beberapa kegiatannya adalah kontrol dasar asma setiap hari dan mengatasi gejala atau serangan asma. Juga menyelenggarakan pemeriksaan fungsi paru untuk menilai tingkat keparahan asma dan untuk memulai perawatan terbaik. Tujuannya adalah agar para pasien asma termotivasi untuk kunjungan ke dokter dengan tindak lanjut terjadwal, pada interval periodik enam bulan dan mengendalikan paparan lingkungan untuk menekan alergi atau iritasi.

Momentum Hari Asma Sedunia (World Asthma Day) Selasa, 2 Mei 2017 mengingatkan kita semua, agar penderita asma dapat membuat rencana tindakan asma tertulis atau Asthma Action Plan (AAP). Dengan demikian, gejala klinis asmanya dapat dikontrol, agar penderita asma mampu hidup dengan secara wajar. Sudahkah kita bertindak bijak?

Sekian

Yogyakarta, 28 April 2017

*) dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Ketua IDI Cabang Kota Yogyakarta, Anggota IDAI Cabang DIY,

Ikuti tulisan menarik FX Wikan Indrarto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler