x

Iklan

Adi Prima

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Buaya Tidak Memangsa Suku Koto di Minangkabau

Di Sumatera Barat, turun temurun bergulir cerita, bahwasanya buaya tidak akan memangsa orang yang bersuku Koto.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

SUMATERA BARAT. Menurut cerita, orang Minang yang bersuku Koto, tidak akan dimakan oleh buaya jika terdampar di muara, hanyut di laut, bahkan ketika berenang di sungai yang banyak buayanya sekalipun.

‘Suku awak ko, ado karomahnya, awak indak ka dimakan buayo, karano buayo tuw palinduang orang suku Koto’, (suku kita ini, memiliki keistimewaan, orang yang bersuku Koto tidak akan dimakan oleh buaya, karena buaya adalah penjaga kita). Entah perjanjian atau kebaikan apa yang telah dilakukan oleh tetua suku Koto dahulunya, sehingga buaya pun enggan memangsa orang minang yang bersuku Koto.

Asal usul suku Koto sendiri menurut A A Navis, dalam bukunya berjudul Alam Takambang Jadi Guru menyatakan bahwa, nama suku Koto berasal dari kata 'koto' yang berasal dari bahasa Sanskerta 'kotta' yang artinya benteng, di mana dahulu benteng ini terbuat dari bambu. Di dalam benteng ini terdapat pula pemukiman beberapa warga yang kemudian menjadi sebuah 'koto' yang juga berarti kota. Dahulu suku Koto merupakan satu kesatuan dengan Suku Piliang, tetapi karena perkembangan populasinya maka paduan suku ini dimekarkan menjadi dua suku yaitu suku Koto dan suku Piliang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menariknya, beberapa tokoh besar di Indonesia juga banyak yang bersuku Koto, Pengusaha Basrizal Koto, Mantan Mentri Tifatul Sembiring, Penyair Taufiq Ismail, Wartawan Hardimen Koto bahkan Jendral Boy Rafli Amar juga bersuku Koto. Apakah tokoh-tokoh besar Nasional di atas juga tidak akan dimakan buaya?

Cerita keistimewaan ini, pasti pernah mampir ketelinga anak minang yang bersuku Koto. Cerita ini biasanya disampaikan untuk pengantar tidur sewaktu kecil atau remaja, oleh orangtua.

Anehnya, dua orang konco palangkin (teman akrab) yang juga bersuku Koto, Hendro (32) dan Handri (32), pernah juga mendapat cerita buaya dan suku Koto dari orangtuanya. Artinya, tidak mungkin para orangtua berbohong tentang keistimewaan suku ini.

Di Minangkabau, jika berbicara sejarah, seni, budaya, dan cerita rakyat, memang kental dan erat kaitanya dengan ajaran agama Islam. Adat basandi sarak sarak basandi kitabullah (ABSSBK), secara ringkas semua-semua maslah dirunut kepada kitabullah atau kitab suci Al-Quran. ABSSBK merupakan falsafah hidup orang Minangkabau. Jika dikaitkan cerita ini dengan budaya orang minang yang memang dekat dengan ajaran agama, jelas tersirat pesan moril untuk hidup sesuai tuntunan agama. Jika manusia ciptaan Tuhan yang paling sempurna hidup sesuai ajaran dan perintah, maka makhluk lain (hewan-red), akan tunduk dan hormat. Hewan akan tunduk juga sesuai kodratnya. Tersirat nilai, bahwa buaya pasti tidak akan memangsa manusia yang hidup sesuai tuntunan agama.

Belum ada literarur atau ulasan resmi tentang  cerita suku Koto dan buaya. Namun, jika memang memiliki makna secara tersirat dan tersurat, tidak ada salahnya cerita mengenai falsafah cara hidup ini, dibukukan sebagai salah satu cerita rakyat Indonesia atau Minangkabau khususnya.

Buaya

Buaya (foto Adi Prima)

Tapi tetap ciut nyali, beberapa waktu yang lalu, saya yang bersuku Koto, berkunjung kekandang penangkaran buaya milik warga di Sungai Nipah, Painan Selatan, Kab Pesisir Selatan. Goyah lutut, ciut nyali, melihat ukuran tubuh dan susunan gigi buaya yang tajam. Saya lalu bertanya dalam hati, ‘apa benar cerita karomah suku Koto itu? Untung saja saya tidak tertantang untuk membuktikan. Pasti berteriak semua orang untuk menyelamatkan. Mungkin akan headline. Timbul kegaduhan akibat ulah nekat saya. Bahkan bisa mati buaya itu ditembak pemiliknya, demi menyelamatkan orang suku Koto ini. Sukurlah, setelah bertatap-tatapan beberapa saat dengan buaya, saya lalu memutuskan untuk kembali pulang, dengan tanpa ada yang terluka sedikitpun.

Ikuti tulisan menarik Adi Prima lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler