Salah Menanggapi

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Salah Persepsi antara siapa yang rugi

Malam berujar pada bintang...

Di mana awan...

Bintang belari kecil,

Mencari gurat-gurat si pengepul hujan.

 

Kala bintang bekeliling,

Dari kejauhan mentari berbisik.

Untuk apa awan jikalau menghalangi sinarmu menyentuh bumi?

 

Bintang kemudian marah pada malam.

Ia pergi tak peduli.

Ia meniggalkan malam sendiri.

Dan awan tak pernah hadir.

 

Bintang semakin dengki.

Ia menjadi bangga memusuhi.

Dan mengajak purnama untuk menjauhi.

Pergi berkumpul dengan mentari di siang hari

 

Malam pikir hilang tak berarti.

Jika bintang dan purnama tak menemani.

Malam diam seribu sedih.

Lirih hingga angin datang menemani.

 

Angin bertiup ke sana kemari.

Ia bijak mencermati.

Ia hanya tertawa kecil.

 

Kemudian malam penasaran.

Angin menjawab sederhana.

"Hai malam kamu tetap bermakna"

 

Ia mengkerut pertanda haus memahami.

Angin bergulir kian kemari.

Kemudian menggelitik awan dengan genit.

Kemudian berujar manis:

"Lihat bintang dan purnama, mereka lupa pada posisi,

Sehingga hilang tak nampak dan berarti,

Tak sadar mentari menggerogoti,

Membuat berkas sinarnya hilang tak bertepi."

 

Kini malam tahu hal yang sejati.

Ia tidak rugi.

Ia hanya ditinggal pergi.

Angin membantunya menemukan awan.

Untuk berkumpul dan membasahi bumi.

Karena Bumi terlalu gersang untuk ditempati.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Ridhony Hutasoit

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Pemberdayaan Keluarga dalam Pendidikan Anak

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
img-content

Koperasi Modern, Koperasi Akar Rumput

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua