MENTERI Perhubungan Budi Karya Sumadi sudah dua kali pulang kampung dalam satu pekan ini saja. Sabtu, 20 Mei, pekan lalu, Budi Karya Sumadi hanya terbang bersama staff dan sejumlah wartawan. Tiba di Bandara SMB II Palembang, ia langsung menelusuri "jembatan panjang" hingga ke depo LRT di Jakabaring. Rabu, 24 Mei kemarin, ia kembali balik ke kampung halamannya di Palembang. Kali ini ia bersama rombongan lebih besar karena juga ada Menteri keuangan Sri Mulyani dan Menteri Pekerjaan Umum PR, Mochamad Basoeki Hadimoeljono. Tak ketinggalan terlihat pula para petinggi dari tiga kementerian plus pimpinan PT. Waskita Karya dan PT. Hutama Karya.
Di bawah jembatan Ampera, disalah satu pojok warung kopi, seorang buruh panggul dan abang becak terlihat ngobrol macam-macam.Ketika sedang asik ngobrol, satu diantara mereka memanggil saya ketika kebetulan sedang bergegas "menyambut" sang menteri. Alangke nemennya pak menteri itu kesini ? Ngapo nian ? (Ada apa pak menteri (perhubungan) kesini lagi) Tanya bapak satunya lagi yang mencari sesuap nasi dari mengayuh becak. Saya pun mencoba menjelaskan bahwa Menhub ingin memastikan proyeknya berjalan sesuai rencana. Hingga akhirnya keduanya manggut-manggut. Mendengar itu saya juga ikut berpikir dan bertanya-tanya tentang hal yang sama.
Menteri Pun Menjawab
Menhub mengaku sudah dua kali datang ke Palembang dalam kurun waktu kurang dari satu pekan ini. Bila pekan sebelumnya kedatangannya dalam rangka melihat langsung progres pembangunan Light Rail Transit (LRT). Pada kedatangan keduanya masih untuk hal serupa plus ia ingin menunjukkan pada menteri Sri Mulyani bahwa uang yang digelontorkan hingga lebih dari Rp1,5 triliun itu tidak sia-sia. Kepada menteri ia berani menyampaikan bahwa proyek tersebut telah menembus angka diatas 40 persen atau over target sekitar 5 persen dari perencanaan. Selain itu bisa jadi sebagai orang Palembang ia akan malu bila proyek bernilai Rp10,9 triliun belum selesai sebagaimana yang ditargetkan.
Menkeu Sri Mulyani mengaku telah mendapat penjelasan dari Menteri Perhubungan mengenai progres proyek LRT ini. Menurut menteri proyek itu membutuhkan anggaran yang diadakan secara beberapa tahun. Tak lupa ia juga berterimakasih kepada Menteri Perhubungan, karena LRT yang tadinya diperkirakan menelan kurang lebih dana 12 Triliun, sesudah di review menjadi 10,9 Triliun untuk jarak 24 Km, dengan 13 stasiun. Selain LRT Pembangunan infrastruktur seperti Ligh Rail Transit (LRT) pertama di Indonesia, Pembangunan Jalan tol, penambahan jembatan musi IV dan musi VI, serta Fly over, juga digadang sebagai sarana pendukung Asian Games tahun depan. (pharliza@gmail.com)
Ikuti tulisan menarik Parliza Hendrawan lainnya di sini.
