Usai suaminya, Hendrajoni terpilih menjadi bupati Pesisir Selatan, Lisda Rawdha juga langsung aktif untuk melakukan berbagai kegiatan social dengan keluar masuk kampung untuk memetakan masalah kemiskinan dan kesenjangan social yang terjadi di kabupaten yang terletak di bagian pesisir barat Pulau Sumatera itu.
Sadar akan kabupaten yang dipimpin suaminya itu baru keluar dari daerah tertinggal masih meninggalkan banyak problema terkait dengan kesehatan, kesejahteraan dan tentunya juga kemiskinan yang membelit puluhan ribu penduduk setempat.
Dengan segala keterbatasan, Lisda Rawdha yang merupakan mantan pramugari kepresidenan itu mencoba mengurai satu-persatu masalah. Dengan kapasitasnya sebagai ketua PKK Pessel Lisda memberikan sikap terbaik yang jarang dilakukan oleh istri kepala daerah manapun di Indonesia ini.
Ditahun pertama sebagai ketua PKK Lisda bersama anggotanya melakukan invetarisir penderita bibir sumbing yang jumlahnya cukup banyak di Pessel. Bekerja sama dengan sebuah yayasan dan dinas kesehatan Lisda melakukan operasi bibir sumbing gratis kepada puluhan anak.
Kemudian Lisda pun memberikan bantuan kursi roda, tongkat, kaki dan tangan palsu kepada penyandang disabilitas yang jumlahnya mencapai puluhan hingga ratusan unit.
Untuk bantuan social tersebut, Lisda melakukannya lewat komunitas yang di gagas yaitu komunitas Dunsanak Membantu Dunsanak (DMD) yang sumber dananya berasal dari bantuan donatur serta hasil dari kerja sama antar Lisda dengan pihak yayasan seperti yayasan Sequish yang bertempat di Jakarta.
Yayasan Sequish tersebut pada awalnya hanya memberikan Lisda puluhan kaki dan tangan palsu saja. Namun lantaran melihat keseriusan Lisda dalam memperjuangkan nasib disabilitas, Sequish kemudian meminta Lisda dan PKK untuk mendata seluurh penyandang disabilitas yang ada di Pessel tanpa limit lagi seperti sebelumnya.
Keseriusan Lisda dalam membantu dan memperjuangkan penyandang cacat tidak berhenti. Pada tahun ini, mantan model dan pramugari itu meminta kepada kader PKK di kecamatan dan tingkat desa mendata masyarakat karena dia menargetkan dalam tahun ini masalah disabilitas dan bibir sumbing di Pessel telah selesai teratasi.
Untuk operasi bibir sumbing yang akan digelar dalam waktu dekat ini, Lisda bekerja sama dengan yayasan senyum kembali dan pihak yayasan pun bersedia untuk melakukan operasi katarak untuk warga Pessel tanpa dipungut biaya meski hanya untuk 100 orang.
Keberpihakan Lisda pada penyandang disabilitas mendapat pujian dan apresiasi dari ebrbagai pihak, baik dari masyarakat maupun kalangan pejabat teras provinsi Sumbar, termasuk pula dari sang gubernur, Irwan Prayitno.
https://indonesiana.tempo.co/read/112929/2017/06/23/jefrihidayat84/lisda-penyelamat-hidup-warga-yang-terabaikan-bertahun-tahun
https://indonesiana.tempo.co/read/111608/2017/05/22/jefrihidayat84/di-pessel-anak-yatim-dan-difabel-gratis-biaya-berobat
https://indonesiana.tempo.co/read/110819/2017/04/25/jefrihidayat84/istri-bupati-pessel-lisda-rawdha-pejuang-masyarakat-miskin
https://indonesiana.tempo.co/read/107090/2017/01/21/jefrihidayat84/dari-atas-catwalk-hingga-keluar-masuk-kampung
Ikuti tulisan menarik jefri hidayat lainnya di sini.