x

Iklan

Mika Prastama

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Rawan Longsor, Sirau Bersiap Menuju MASTANA

Peristiwa tersebut terjadi sangat cepat, beruntung ada petani yang melihat gerakan tanah lalu berteriak “Longsorrr”

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Purbalingga - Awal tahun lalu tepatnya 12 Februari 2017 masih menjadi ingatan warga Dukuh Karangwuni Desa Sirau, Kec. Karangmoncol, Kab. Purbalingga. Bencana Tanah Longsor merusak 2 rumah warga, tidak ada korban jiwa namun bencana yang terjadi menjelang petang membuat warga menjadi trauma.

Peristiwa tersebut terjadi sangat cepat, beruntung ada petani yang melihat gerakan tanah lalu berteriak “Longsorrr” melalui peringatan tersebut warga sekitar menyelamatkan diri. Meski kini 6 bulan lalu bencana terlewatii namun penghuni 2 rumah yang rusak tersebut Sugiyanto dan Ribut yang di huni 7 jiwa masih belum mau di relokasi, mereka memilih tinggal dengan kerabat sekitar, ungkap Heri Purwanto selaku Kadus Karangwuni.

Hal tersebut di respon oleh BPBD Propinsi Jawa Tengah Melalui Program Pengembangan Masyarakat Tangguh Bencana – Berdikari guna memberikan Pendidikan kepada masyarakat Desa Sirau terkait dengan Penguranfan Risko Bencana. Kegiatan berupa Pelatihan dan Workshop berlangsung mulai dari 21 – 25 Agustus 2017 yang diikuti oleh warga Desa Sirau dan Desa Kramat. Komposisi peserta yang dilibatkan adalah warga yang mewakili unsur – unsur organisasi yang ada di Desa Sirau seperti Karang Taruna, Kelompok Tani, Kelompok Perempuan dan Pemerintah Desa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Awal kegiatan dilaksanakan di balai Desa Kramat diawali Sambutan Kepala Pelaksana Harian BPBD Propinsi Jawa Tengah yang di wakili oleh Kasi Pencegahan I Ketut Wasdana dan dilanjutkan pemaparan materi oleh Ir. Sunaryo MURP selaku Staf Khusus Gubernur Jawa Tengah menyampaikan materi bertajuk “Misi Ijo Royo – royo: Masyarakat Tangguh Bencana.” Menurutnya sebagai Anthro – Center, hubungan manusia terhadap alam adalah penguasaan mutlak, produksi sepihak dan orientasi kepada ekonomi semata tanpa melakukan pelestarian. Erosi, polusi dan degradasi mengakibatkan kerusakan alam dan lingkungan hidup yang berdapak pada ketidak-sejahteraan manusia.

Pemateri berikutnya Juli E Nugroho selaku Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana menyampaikan materi “Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana.” Bentuk Ketangguhan bukan bertumpu kepada kepemilikan jumlah uang yang banyak, relawan yang melimpah dan peralatan yang canggih, namun bentuk ketangguhan sesungguhnya masih memiliki mekanisme pulih kembali dengan kearifan lokal, yakni Gotong Royong. Kegiatan berakhir menjelang sore ditutp dengan orientasi peserta.

Kegiatan selanjutnya dilaksanakan di balai desa masing – masing, yang difasilitasi oleh Forum Pengurangan Risko Bencana Jawa Tengah. Salah satu fasilitator Taufik Katamso, menurutnya untuk menjadi Masyarakat Tangguh Bencana, masyarakat harus melakukan Kajian Risiko Bencana, pembuatan Peta Risiko Bencana tingkat desa secara Partisipatif, Forum Pengrangan Risiko Bencana tingkat desa, Rencana Penanggulangan Bencana dan Rencana Aksi Komunitas. “Agar kalau ada bencana masyarakat bisa melakukan penanganan secara mandiri.”

Berbasis hasil pengamatan lapangan melalui Trekking, peserta ditunjukkan lebih rinci mengenai ancaman, kerentanan dan kapasitas. Pengamatan kerentanan diantaranya tentang rumah tidak layak huni, hal tersebut karena masyarakat miskin yang tinggal di rumah tidak layak huni daya lenting untuk bangkit kembali dari bencana butuh perhatian. Kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah desa terkait menghadapi bencana sangatlah diperlukan untuk meminimalisisir dampak dan risiko akibat bencana. (MP)

Ikuti tulisan menarik Mika Prastama lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB