Bermula dari pengalaman yang kurang menyenangkan yang dialami oleh Ade Indra, seorang pebisnis di bidang pengemasan makanan, dirinya sempat merasa kecewa saat menyewa apartemen. Beberapa kali ia kurang beruntung ketika berurusan dengan agen properti yang mengkhususkan menyewakan unit apartemen. Kebanyakan dari mereka menyodorkan foto yang tidak sesuai dengan kondisi asli properti yang ia cari. Akhirnya bersama rekannya Kiki Guzali, yang aktif sebagai agen properti, mereka membangun situs bernama Jendela360.
Jendela360 merupakan situs yang menghubungkan pencari apartemen dan pemilik apartemen. Lantas, apa yang membedakan Jendela360 dari situs penyewaan apartemen lainnya? Seperti namanya, Jendela360 menyediakan foto 360 derajat untuk setiap unit apartemen yang mereka tawarkan. Foto ini memungkinkan pengguna melihat suasana ruangan apartemen dari berbagai sudut, sehingga pengguna seolah berada di dalam ruangan apartemen.
Jendela360 diluncurkan pada Oktober 2016. Hingga saat ini sudah ada sekitar 1300 unit apartemen lengkap dengan tampilan foto 360 derajat. Kiki Guzali menjelaskan:
“Di Jendela360 ada ribuan listing apartemen yang siap dikunjungi tanpa perlu hadir, karna sudah tersedia virtual tour-nya. Yang pasti ini akan sangat menghemat waktu customer yang mau sewa apartemen.”
Melalui situs Jendela360, pengunjung bisa mencari apartemen sesuai lokasi, luas, dan harga sewa yang diinginkan. Informasi yang disajikan mulai dari biaya bulanan, kelengkapan unit, hingga detail ruangan, serta informasi pendukung lainnya. Di situs Jendela360, calon penyewa juga bisa menjadwalkan kunjungan ke apartemen yang diminati dengan didampingi tim dari Jendela360. Yang menarik, pembayaran sewa apartemen di Jendela360 bisa melalui cicilan 0% dengan pembayaran sebanyak 12 kali.
Hingga saat ini jangkauan Jendela360 sudah mencakup seluruh wilayah Jakarta, baik di barat, timur, pusat, selatan, dan utara. Di tahun pertamanya, Jendela360 menargetkan 6000 listing yang aktif dan 90000 target pengunjung setiap bulan untuk mencapai 300 closing per bulannya.
Salah satu kemudahan dalam menggunakan situs ini, Jendela360 tidak menggunakan sistem keanggotaan, sehingga pengguna tidak perlu log in atau mengisi form tertentu yang cukup merepotkan. Kiki Guzali menambahkan:
“Karena kita tidak melihat point-nya ada sistem login untuk saat ini, justru kita mau fokus ke easiness dan user oriented. Jadi lebih berfokus apa diperlukan customer dan tailor best user experience daripada bikin mereka ribet dengan fitur-fitur yang tidak memberikan value.”
Tidak hanya penyewa yang merasakan manfaat Jendela360, tapi juga pemilik apartemen. Setelah pemilik apartemen melakukan proses registrasi, tim Jendela360 akan melakukan pendataan dan pengambilan gambar. Proses pengambilan gambar tidak dikenakan biaya apapun. Listing apartemen kemudian dimasukkan ke website Jendela360 dan marketplace properti berbayar lainnya. Tidak sampai di situ, tim Jendela360 juga aktif melakukan pemasaran. Jendela360 akan menerima profit sharing sebesar 5% untuk tiap unit yang tersewa.
Sejak peluncurannya di bulan Oktober 2016, Jendela360 masih beroperasi dengan menggunakan dana pribadi. Memperkenalkan layanan ke target potensial yang lebih luas serta meningkatkan jumlah pengguna menjadi tantangan yang dihadapi startup ini.
Ikuti tulisan menarik Reza Kradika Putra lainnya di sini.
