x

Iklan

SELI

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menjadi Marketing yang Handal dengan Meneladani Sifat Rasulullah

Menjadi Marketing yang Handal dengan Meneladani Sifat Rasulullah

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menjadi Marketing yang Handal dengan Meneladani Sifat Rasulullah

            Sebagai manusia kita pastinya memerlukan pekerjaan untuk melangsungkan hidup atau mencari nafkah, setiap orang memutuskan untuk memilih jalannya sendiri, menjadi seorang karyawan atau ingin membangun bisnis sendiri, itu sangat tergantung bagaimana kemauan dan usaha kita. Kita sebagai seorang muslim dalam memilih pekerjaan pastinya tidak akan keluar atau lepas dari hukum-hukum Islam yang berlandaskan pada Al-Qur’an atau yang telah diajarkan oleh Rasulullah (As-sunnah). Banyak cara atau jalan dalam berbisnis, tetapi dalam bisnis terebut tidak lepas dari adanya Etika dalam Berbisnis, dan di dalam Islam aktivitas bisnis dilakukan oleh manusia tidak hanya dilakukan semata-mata hanya dengan tujuan memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya, tetapi bagaimana dalam bekerja kita meniatkan untuk beribadah kepada Allah, selain kita mendapatkan keuntungan kita juga akan memperoleh pahala sebagai bentuk ibadah juga untuk mempermudah orang lain untuk mencapai kebutuhannya.

            Dalam berbisnis kita memerlukan skill yang lebih agar kita bisa bersaing dengan sehat, juga memerlukan adanya inovasi-inovasi dalam pemasaran. Seperti contohnya apabila kita menjadi seorang marketing dalam suatu perusahaan atau kita memasarkan produk kita sendiri pastinya kita membutuhkan skill dalam berkomunikasi yang lebih untuk menarik para konsumen. Dari sini bisa meneladani sifat-sifat Rasulullah dalam berbisnis terutama dalam pemasaran (marketing), ada empat sifat Rasulullah yang harus kita contoh yaitu siddiq (jujur), amanah (dipercaya), tabligh (menyampaikan), fathanah (cerdas). Kita sebagai seorang muslim tidak perlu repot mencari figur pebisnis yang sukses di usia muda, dia adalah Rasulullah Muhammad SAW. Beliau adalah pebisnis yang handal, pedagang yang jujur, sukses dan bersahaja. Karakter dan sifat nabi Muhammad SAW dalam melakukan proses bisnis sungguh sangat mulia. Nabi Muhammad telat menunjukkan bagaimana cara berbisnis yang berpegang teguh pada kebenaran, kejujuran dan sikap amanah sekaligus bisa tetap memperoleh keuntungan yang optimal. Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai yang terdapat pada Al-Qur’an Nabi Muhammad melakukan bisnis yang profesional.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

            Namun yang akan saya bahas disini adalah bagaimana kita menjadi marketing yang handal berdasarkan salah satu sifat Rasulullah SAW yaitu Tabligh yang bermakna menyampaikan, komunikatif, dan argumentatif. Seorang pemasar (marketing) ia harus menyampaikan keunggulan-keunggulan produk-produk dengan jujur, tidak harus berbohong dan tidak menipu pelanggan. Sepantasnya kita bisa menempatkan fungsi marketing dengan nilai-nilai etika dan moral (Akhlaqul karima). Sehingga tidak ada lagi penyimpangan-penyimpangan yang bisa mengurangi nilai dan keberkahan dari marketing itu sendiri. Seorang marketing juga harus mampu menjadi komunikator yang baik dan bisa berbicara benar kepada mitra bisnisnya atau pemasar yang bisa dipercaya karena keshalehan dan kejujurannya yang dicintai karena kepribadian dan kecerdasannya, sehingga bisa menjadi panutan bagi siapa saja yang berinteraksi dengannya. Kata-katanya selalu menjadi rujukan dan didengarkan karena mengandung kebenaran dan memiliki makna yang dalam.

            Pemasar harus memiliki gagasan-gagasan segar, juga harus mampu mengkomunikasikan gagasan-gagasannya secara tepat dan mudah difahami oleh siapapun yang mendengarnya. Seperti contohnya ketikan seorang pemasar mempromosikan produknya harus bisa berkomunikasi dengan baik dan mudah difahami untuk menarik pembeli agar tertarik dengan produk yang ditawarkan. Jika para pemasar menjalankan aktivitas pemasaran yang diperintahkan dan meninggalkan larangan yang dilarang, pemasaran tersebut menjadi suatu aktivitas diperbolehkan dalam Islam. Oleh karena itu, dalam perspektif syariah pemasaran adalah segala aktivitas yang dijalankan dalam kegiatan bisnis berbentuk kegiatan penciptaan nilai (value creating activities) yang memungkinkan siapa pun yang melakukannya bertumbuh serta mendayagunakan kemanfaatannya yang dilandasi atas kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan keikhlasan sesuai dengan proses yang berprinsip pada akad bermuamalah islami atau perjanjian transaksi bisnis dalam Islam.

            Sifat tabligh dengan bahasanya yang bi al-hikma, artinya berbicara dengan orang lain dengan sesuatu yang mudah difahaminya dan diterima oleh akalnya, bukan berbicara sesuatu yang sulit dimengerti. Seperti ketika kita berdiskusi atau melakukan presentasi bisnis, contohnya seperti mempromosikan produk dengan orang lain dengan bahasa yang mudah dimengerti sehingga sehingga orang tersebut mudah memahami pesan bisnis yang ingin kita sampaikan. Seperti firman Allah yang berbunyi :

????? ??????????? ???? ??????? ?????? ????????? ???????? ??????????? ??????

Artinya:

 “Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia    dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka.” (QS. Ibrahim: 4)

Pengertiannya kini bukan sekedar bahwa orang-orang cina hendaknya diajak berbicara dengan bahasa cina atau orang-orang Arab harus berbicara dengan bahasa Arab, tetapi maksud yang lebih dalam dari pemahamannya kini adalah bahwa orang-orang berpendidikan di ajak berbicara dengan bahasa yang lebih ilmiah, orang-orang awam dengan bahasa yang lebih sederhana dan mudah difahami, atau orang-orang bisni dengan menggunakan bahasa bisnis.

Kita harus memahami budaya mitra bisnis kita, jika dia orang Jawa Timur, pakailah gaya bahasa Timuran, yang terkenaan yang lebih bebas, akrab, tanpa harus menjaga tutur kata yang lembut seperti ketika ketemu rekan bisnis yang berasal dari jawa Tengah, sekalipun mereka sama-sama orang jawa. Dan pada dasarnya kita dalam berkomunikasi atau dalam penyampaian dengan baik dan benar kita harus menyesuaikan dengan siapa yang kita ajak bicara, atau siapa yang menjadi lawan bicara kita.

 

 

Ikuti tulisan menarik SELI lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB