x

Iklan

aminatuz zuhriya

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baik Buruk Teori Utilitarianisme dalam Berbisnis

Etika Utilitarianisme adalah suatu kebijaksanaan atau tindakan secara moral yang mendatangkan manfaat atau keuntungan untuk orang banyak

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Utilitarianisme

Utilitarianisme adalah suatu teori segi etika formatif yang menyatakan bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (Utility), biasanya didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan. “Utilitarianisme : berasal dari kata latin Utilis, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkanerdasarkan  prinsip  ini keputusan  adalah  etis  jika  memberikan benefit  paling  besar  daripada  keputusan alternatif yang lain. Perbedaan egoism dan utilitarianism adalah egoism berfokus pada kepentingan  diri  sendiri  dari  individual, perusahaan, komunitas, dan lain?lain, tetapi utilitarianism  berfokus  pada  kepentingan sendiri dari seluruh stakeholder.

Kriteria Utilitarianisme

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah  satu   kekuatan  Utilitarianisme  adalah  kenyataan  bahwa  mereka menggunakan  sebuah prinsip  yang  jelas dan  rasional.  Dengan  mengikuti  prinsip ini,  pemegang  kekuasaan  mempunyai  pegangan  jelas  unuk  membentuk kebijaksanaannya dalam mengatur masyarakat. Kekuatan lainnya adalah orientasi utama  teori  ini  pada  hasil  perbuatan.  Suatu  perbuatan  yang  mempunyai  akibat buruk  -  karena umpamanya mencelakakan orang lain  -  mempunyai peluang lebih besar  untuk  dianggap  secara  etis  bernilai  buruk  daripada  perbuatan  yang mempunyai akibat baik (karena umpamanya membantu orang lain).

Utilitarianisme klasik yang dikemukakan oleh Jeremy Bentham dan John

Stuart Mill dapat diringkaskan dalam 3 (tiga) pernyataan :

Pertama,  tindakan  harus  dinilai  benar  atau  salah  hanya  demi  akibatakibatnya  (consequences).  Hal  lain  tidak  menjadi  pertimbangan.  Motif  manusia tidak penting, karena tidak bisa diukur atau diukur, berbeda dengan tindakan yang bisa diukur. Kedua,  dalam  mengukur  akibat-akibatnya,  satu-satunya  yang  penting  hanyalah jumlah  kebahagiaan  atau  ketidak-bahagiaan  yang  dihasilkan.  Hal  lain  tidak relevan. Ketiga,  kesejahteraan  setiap  orang  dianggap  sama  pentingnya.  Tindakan yang benar adalah  yang menghasilkan pemerataan maksimal dari  kesenangan di atas ketidaksenangan, di mana kebahagiaan setiap orang dipertimbangkan secara sama pentingnya.

Sony Keraf merusmuskan  tiga  kriteria  obyektif  dalam  kerangka etika

Utilitarianisme untuk menilai suatu kebijaksanaan atau tindakan :

Kriteria  pertama,  adalah  manfaat Kebijaksanaan  atau  tindakan  yang  baik adalah yang menghasilkan hal yang baik. Sebaliknya, kebijaksanaan atau tindakan yang tidak baik adalah  yang mendatangkan kerugian tertentu. Kriteria kedua,  manfaat terbesar. Suatu kebijaksanaan  atau tindakan dinilai baik secara  moral  jika  menghasilkan  lebih  banyak  manfaat   dibandingkan  dengan kerugian. Atau, tindakan yang baik adalah tindakan yang menimbulkan kerugian terkecil. Kriteria ketiga, bagi sebanyak mungkin orang. Suatu tindakan dinilai baik secara moral hanya jika menghasilkan manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang.

Seorang utilitarian adalah seorang universalis  ketat dalam arti  ia percaya adanya  satu  aturan  moral  universal,  yang  merupakan  satu-satunya  nilai  yang mungkin  dan  setiap  orang  harus  merealisasikannya.  Prinsip  Utility  atau  prinsip greatest-happiness  menegaskan  ketika  memilih  suatu  tindakan,  maka  pilihlah selalu  tindakan  yang  akan  memaksimalkan  kebahagiaan  dan  meminimalkan ketidakbahagiaan  bagi  jumlah  paling  besar  orang  (when  choosing  a  course  of action,  always  pick  the  one  that  will  maximize  happiness  and  minimize unhappiness  for  the  greatest  number  of  people).  Tindakan  apa  pun  yang  cocok dengan prinsip ini secara moral dipandang tindakan yang benar, dan tindakan apa pun  yang  tidak  cocok dengan  prinsip ini  secara  moral dipandang  salah. 

Dalam  perjalanannya,  Utilitarianisme  mendapatkan  banyak  kritikan  dan keberatan.  Salah  satu  aspek  yang  menimbulkan  permasalahan  adalah pengandaiannya  bahwa  setiap  tindakan  individual   harus  dievaluasi   dengan merujuk pada prinsip utilitas. Jika pada suatu situasi tertentu anda tergoda untuk berbohong, maka keliru-tidaknya perbuatan ini ditentukan oleh akibat-akibat yang ditimbulkannya.  Pengandaian  seperti  ini  seringkali  menimbulkan  banyak kesukaran.  Sebab  dalam  hal  ini,  yang  penting  hasilnya  baik  ,  tanpa  melihat bagaimana prosesnya. Dalam  merespon  berbagai  kritikan  dan  keberatan  yang  diajukan kepadanya di masa modern, Utilitarianisme melakukan serangkaian perbaikan dan modifikasi  terhadap  teorinya  sehingga  tindakan-tindakan  individual  tidak  lagi diadili dengan prinsip utilitas. Sebagai gantinya, yang perlu dikaji terlebih dahulu adalah  perangkat  aturan  mana  yang  paling  baik  menurut  sudut  pandang  teori utilitas.  Aturan-aturan  mana  yang  lebih  baik  dimiliki  oleh  suatu  komunitas  jika ingin mengembangkan dirinya secara lebih cepat dan lebih maju.

Kriteria Obyektif Etika Utilitarianisme

            Secara ringkas kriteria obyektif etika utilitarianisme adalah: Bertindaklah sedemikian rupa sehingga tindakanmu itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin bagi sebanyak mungkin orang. Etika utilitarianisme menggambarkan tentang bagaimana orang-orang yang rasional dalam mengambil keputusan bisnis. Terutama yang menyangut moral, diantara banyak pertimbangan dan kepentingan banyak orang. 

Kelebihan Etika Utilitarianisme

             Terdapat tiga lebihan dan  nilai positif dalam teori utilitarianisme yang pertama yaitu rasionalitas, kedua yaitu kebebasan dan yang terkhir yaitu universalitas. Dalam sistem rasionalitas muncul ketika terdapat keputusan benefit, bonus dan sistem pemasaran yang dilakukan. Sedangkan kebebasan merupakan kesempatan yang dapat digunakan oleh pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya sebaik mungkin, tetapi tetap dalam koridor hukum dan tanggung jawab. Utilitarianisme juga bernilai universalitas, sebab praktek bisnis yang dilakukan memiliki tujuan pendapatan keuntungan begi sebanyak mungkin anggota atau konsumen mereka

Kelemahan Etika Utilitarianisme

            Kelemahan yang pertama yaitu konsep manfaat yang begitu luas. Dalam hal ini, konsep dan konteks manfaat menjadi masalah penting. Manfaat masing-masing pihak adalah berbeda, manfaat biasa diterjemahkan sebagai keuntungan dan usaha perluasan atau pengembangan perusahaan. Kedua, meskupin cara-cara yang dilakukan dalam merekrut anggota baru merupakan cara-cara yang tidak etis, terlalu memaksa menjanjikan iming-iming yang belum tentu terwujud, namun jika tujuannya adalah untuk mendatangkan keuntungan, maka tindakan tersebut dianggap tidak etis. Ketiga, variabel yang dinilai tidak semua bisa dikuantifikasi, sehingga sulit untuk mengukur  dan memperbandingkan keuntungan  dan kerugian hanya berdasarkan variabel yang ada. Keempat, seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling bertentangan, ada kesulitan cukup besar untuk menentukan prioritas diantara ketiganya. Kelima, Utilitarianisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Adhi Nugroho, Mahendra (2016). Konsep Teori dan Tinjauan Kasus Etika Bisnis. Jurnal Economia, Vol.8, No.1, hlm.25

Suseno, 13 Tokoh Etika Sejak Zaman Yunani Sampai Abad ke-19, 178-9.

Widi Astuti, Budhi. Multi Ethical Problems Dalam Bisnis Multi Level Marketing, Jurnal Cakrawala ISSN 1693 6248, hlm.306-307

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran_berjenjang

Ikuti tulisan menarik aminatuz zuhriya lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB