x

Iklan

Yuni Syafaa

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kebahagiaan dan Kemanfaatan Dalam Lingkar Perekonomian Islam

Konsep Dasar Ekonomi Islam adalah di antaranya maslahah dan falah, dimana maslahah adalah kemanfaatan dan falah adalah kebahagiaan (kemenangan).

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

  • Tujuan Hidup Manusia

            Umat manusia hidup di dunia ini lahir senantiasa memiliki tujuan. Banyak tujuan manusia yang diharapkan dapat tercapai dengan daya upaya dan ihktiar yang dijalankannya. Allah pun memiliki tujuan menciptakan manusia, yakni untuk menyembah dan beribadah kepadaNya. Proses beribadah inilah yang mendorong umat manusia khususnya umat Islam membutuhkan berbagai  media yang memudahkan pencapaiannya. Dalam hal pemenuhan materi, ekonomi menjadi satu bagian  yang penting baik sebagai aturan hukum maupun etika yang mengarahkan pada pencapaian kesejahteraan hidup.

            Pada dasarnya setiap manusia menginginkan  kebahagiaan dalam hidupnya baik itu kehidupan material ataupun kehidupan spiritual. Hanya saja tidak semua orang mampu menterjemahkan secara komprehensif, keterbatasan dalam menyeimbangkan antara aspek  kehidupan, dan keterbatasan ketersediaan sumber daya alam yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhannya dalam mencapai kebahagiaan tersebut. Masalah ekonomi adalah sebagian dari masalah kehidupan manusia yang diharapkan mampu membawa manusia ke jalan yang membawanya mencapai kebahagiaan dalam hidup. Terpenuhinya segala yang dibutuhkan yang bersifat sandang, pangan, rumah, dan kekayaan lainnya, dewasa ini lebih banyak mendapatkan perrhatian dalam ilmu ekonomi. Terpenuhinya materi inilah yang disebut dengan kesejahteraan.

  • Definisi Ekonomi Islam

            Pengertian masa kini ekonomi ialah satu kajian yang berkenaan dengan perilaku manusia dalam menggunakan sumber dayanya untuk memenuhi keperluan mereka. Sedangkan dalam pengertian Islam, ekonomi adalah satu sains sosial yang mengkaji masalah-masalah ekonomi manusia yang didasarkan kepada asas dan nilai-nilai Islam. Ekonomi Islam seringkali dimasukkan sebagai cabang ilmu yang mempelajari metode memahami dan memecahkan  masalah ekonomi yang didasarkan pada ajaran Islam. Perilaku manusia  sebagai komunitas sosial yang didasarkan pada ajaran Islam inilah yang menjadi dasar pembentukan perekonomian Islam itu sendiri. Dengan demikian ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai sebuah studi tentang pengelolaan harta benda menurut perpektif Islam (tadbîr syu’un al-mâl min wijhah nazhar al-islam) (An-Nabhani, 1990).

  • Falah dan Maslahah sebagai konsep dasar Ekonomi Islam
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

            Islam datang di dunia ini sebagai petunjuk dengan membawa nilai-nilai spiritual yang datang dari Allah, salah satunya dalam konsep falah yang sebagai dasar tujuan hidup kita di dunia ini. Falah berasal dari bahasa arab dari arti kata Aflaha-yuflihu yang berarti kesuksesan, kemuliaan, atau kemenangan, yaitu kemenangan dan kemuliaan dalam hidup. Istilah falah menurut Islam diambil dari kata-kata Al-Quran, yang sering dimaknai sebagai keberuntungan jangka panjang, dunia dan akhirat, sehingga tidak hanya memandang aspek material saja namun lebih ditekankan pada aspek spiritual.

            Untuk mencapai tujuan hidup yang sejahtera tadi, ada tiga pokok yang dapat dipahami dan sangat penting untuk di refleksikan dalam aktifitas perekonomian kita mengenai konsep dasar ekonomi dalam pandangan Islam, yaitu adalah kemenangan (falah), lalu kemanfaatan (maslahah) dan permasalahan dalam pencapaiannya (P3EI, 2008: 2).

            Falah yang diartikulasikan sebagai  kemenangan hidup di dunia dan akhirat baik pada sisi material maupun spiritual. Falah ini memiliki tiga unsur kelangsungan hidup, kebebasan  berkeinginan,  kekuatan  serta harga diri. Upaya dan ikhtiar yang dijalankan oleh  umat  manusia  di dunia ini dalam pandangan  Islam adalah upaya  ibadah yang ditujukan untuk pencapaian kemenangan dunia dan akhirat. Sehingga setiap ungkapan,  tindakan  dan bahkan keyakinannya dijalankan berdasar pada  petunjuk  sang pencipta yang ditulis dalam kalam suciNya, al-Quran. Disinilah manusia mendapatkan  kesejahteraan  secara  menyeluruh  baik materi dan spiritual yang bernilai jangka pendek dunia dan jangka  panjang akhirat. Dalam menjalani kehidupan dunia manusia tidak dapat mengesampingkan kehidupan akhirat, namun pada prakteknya dalam mencapai kebahagiaan yang diinginkan manusia di dunia banyak berakibat negatif bagi kehidupan manusia lain dan lingkungan. Akibat dari kesembronoan manusia dalam berperilaku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai kebahagiaannya seringkali berakibat pada kegagalan pencapaian kebahagiaan di akhirat. Disinilah fungsi konsep dasar ekonomi islam yaitu tidak hanya berorientasi terhadap dunia saja namun juga akhiratnya.

            Adapun Maslahah merupakan dampak positif dari memperoleh falah, yakni kebutuhan yang tercapai secara seimbang, di mana falah ini akan memberikan situasi kebahagiaan, sehingga masyarakat mendapatkan maslahah. Maslahah juga dapat dinilai sebagai kemanfaatan  baik material maupun  non material  yang menjadikan manusia pada  keadaan mulia. Maslahah ini  mashur  diungkapkan oleh imam asy-Syatibi pada lima  hal,  agama,  jiwa,  intelektual, keluarga dan material. Dengan demikian  ikhtiar  yang dijalankan oleh  penduduk berdasarkan pada  konsep ini  harus senantiasa menimbang pada pencapaian  falah yang didasarkan pada unsur  maslahah. (P3EI, 2008:6). Maslahah dalam Islam sendiri adalah suatu kewajiban yang harus menjadi dampak dari setiap perbuatan manusia. Karna sejatinya Allah selalu melarang perbuatan-perbuatan manusia yang memberikan dampak buruk dan bersifat merugikan bagi orang lain. Maka maslahah ini menjadi penting untuk dijadikan sebagai salah satu konsep dasar ekonomi islam selain falah.

            Pokok ketiga adalah permasalahan dari pencapaian falah yang melahirkan kompleksitas maslahah. Hal ini karena dalam pencapaian  falah manusia  dibatasi dengan faktor kelemahan, keterbatasan kemampuan, yang dalam ekonomi diistilahkan dengan kelangkaan. Alam semesta yang tercipta dengan keterbatasan ini membuka peluang kelangkaan karena ketidakmeratan  distribusi  sumber daya, keterbatasan manusia dan konflik yang dilahirkan dari  antar tujuan (P3EI, 2008:9). Disinilah kita menemukan peran dan fungsi ilmu ekonomi yang diharapkan mampu menjadi solusi atas masalah keterbatasan, karena ilmu ekonomi mencakup aspek dasar konsumsi, produksi dan distribusi yang ketiganya  diupayakan untuk pemenuhan maslahah tadi. Dengan demikian penting dalam mewujudkan kesejahteran hidupnya manusia  berpikir  tentang ekonomi dan  sebagai umat Islam maka  ilmu  ekonomi yang berlandaskan  Islam itulah yang kemudian menjadi titik sentral pencapaian  falah dan maslahah.

            Dalam ekonomi Islam diyakini bahwa alam dan segala isinya termasuk manusia adalah ciptaan Allah, dan bahwa sebagai makhluk dan khalifatullah fil ardh, manusia berkewajiban menjalankan dua tugas utama, yaitu bertauhid kepada Allah (rububiyah, uluhiyah, maupun mulkiyah) dan memakmurkan dunia sesuai dengan cara-cara yang diperintahkanNya sebagaimana termaktub di dalam Al-Qur’an. Begitu juga dalam tataran rinci, upaya-upaya untuk menata perekonomian juga harus disandarkan pada contoh-contoh yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah Muhammad SAW sebagaimana termuat dalam sunnah-sunnahnya.

 

Daftar Pustaka

  1. Mannan. 1993. Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf.
  2. Muhammad. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  3. Qaradhawi, Y. 1995. Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam (Terjemahan). Jakarta: Robbani Press.

Ikuti tulisan menarik Yuni Syafaa lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler